1. Mengenakan kostum Jack O Lantern
Kamu pasti sudah tidak asing bukan dengan kostum kepala labu di pesta hari Halloween? Iya, kostum ini menggambarkan tentang karakter bernama Jack O Lantern, merupakan legenda Irlandia yang memiliki singkatan dari Jack of Latern.
Dilansir dari laman History, selain sebagai karakter populer yang menyimbolkan hari Halloween, ternyata karakter ini juga juga memiliki arti tersendiri, yakni Jack yang membawa lentera.
Jack merupakan petani yang berhasil menipu setan dengan salib sehingga setan berjanji tidak akan memasukkan Jack ke dalam neraka. Namun, ketika Jack meninggal dunia dia tidak diperbolehkan masuk surga karena telah berbuat banyak dosa semasa hidupnya.
Sehingga, dipercaya hingga saat ini Jack masih mencari peristirahatan terakhir dengan membawa lentera yang dibuat dari lobak besar yang berisikan lilin menyala dari api yang diperolehnya dari neraka.
Jadi, tidak heran jika karakter ini menjadi identik dengan perayaan hari Halloween karena unsur horor yang ada di dalam kisahnya.
2. Melakukan tradisi Trick or Treat
Pada malam hari Halloween, anak-anak biasanya berkeliling dari satu rumah ke rumah lain sembari berkata "Trick or Treat." Perkataan ini mengacu pada ancaman berupa kejahilan yang akan dilakukan oleh anak-anak kepada pemilik rumah. Namun sebagai gantinya, pemilik rumah harus memberikan permen kepada mereka agar tidak melakukan kenakalan.
Tradisi ini sering dilakukan di beberapa negara seperti di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Anak-anak akan menyamar menggunakan kostum yang menyeramkan dan mengunjungi beberapa rumah untuk mendapatkan permen, kue, hingga uang.
Tak dapat dipungkiri jika kegiatan-kegiatan seperti ini dapat mengundang hawa nafsu untuk berbelanja demi memeriahkan pesta hari Halloween. Aktivitas ini pada akhirnya menyebabkan pengeluaran berlebih demi kebahagiaan sesaat. Tak jarang, orang-orang juga menyebutnya sebagai pemborosan berkedok self-reward.
Tips Mengatasi Sifat Boros Berkedok Self-Reward
Self-reward adalah penghargaan yang diberikan kepada diri sendiri sebagai bentuk apresiasi atas kinerja yang berhasil dilalui. Self-reward sebenarnya memiliki manfaat untuk memberikan motivasi pada pekerjaan berikutnya.
Namun sayangnya, dalam aplikasinya masih banyak orang yang menerapkan gaya hidup boros berkedok self-reward. Berbelanja, menghamburkan-hamburkan uang, dan berfoya-foya sejatinya tidak memberikan kepuasan. Bahkan alih-alih kebiasaan seperti ini akan menyebabkan pemborosan yang berpengaruh nyata pada kestabilan perencanaan keuangan.
Untuk itu, kamu perlu mengatur pengeluaran agar tetap aman meskipun turut memeriahkan berbagai pesta perayaan, termasuk saat hari Halloween. Berikut ini, ada tips khusus untuk menghindari pemborosan yang berkedok self-reward.
1. Menetapkan budgeting
Sebelum memutuskan untuk melakukan self-reward, pastikan dulu apakah kamu memiliki budget-nya atau tidak. Mengapa hal ini penting? Karena dengan begitu, kamu akan tahu batas maksimal pengeluaran untuk self-reward.
Namun, yang terpenting adalah kamu perlu mengalokasikan dana ke hal-hal yang lebih prioritas terlebih dahulu dibandingkan self-reward, seperti kebutuhan makan sehari-hari, tagihan listrik, cicilan, transportasi, investasi, asuransi, dan prioritas lainnya.
2. Jangan menuruti gengsi
Jika kamu menganggap bahwa memakai kostum mahal di pesta Halloween itu keren dan trendy, maka jangan semata-mata langsung dilakukan. Kenapa? Karena kamu perlu ingat bahwa tujuan self-reward adalah mengapresiasi kinerja diri sendiri dengan melakukan hal yang tidak akan kamu sesali.
Apabila kamu melakukan suatu kegiatan hanya untuk mengikuti tren dan gengsi, maka kamu akan merasa lelah dan kehabisan energi, bahkan menyesal di kemudian hari.
3. Menghindari kegiatan yang mengeluarkan uang
Ternyata ada lho self-reward yang tidak perlu mengeluarkan dana banyak seperti berbelanja. Contohnya saja, kalau kamu ingin ikut merasakan nuansa hari Halloween, cukup dengan menonton film horor bernuansa Halloween di rumahmu. Agar lebih meriah, kamu bisa mengajak keluarga dan teman-temanmu untuk menonton bersama.
Nah, alih-alih menghabiskan uangmu untuk kegiatan yang tidak perlu, kamu bisa coba untuk mengalokasikan dana ke investasi tertentu.
Baca juga: Waspadai Jebakan Self-Reward Akhir Tahun
Self-Reward Melalui Proteksi Masa Depan
Dalam manajemen keuangan, mengalokasikan dana untuk perlindungan diri dan keluarga dalam bentuk asuransi menjadi salah satu investasi utama yang patut dipertimbangkan. Terlebih, ada banyak manfaat yang bisa kamu dapat. Bukan hanya menjadikan keuanganmu tetap aman dan seimbang, tetapi juga bisa jadi self-reward yang menghasilkan di masa mendatang. Kok bisa?
Karena pada dasarnya asuransi tak hanya sekadar pengeluaran rutin yang harus disisisihkan setiap bulannya, alih-alih sebagai tabungan, namun juga berfungsi sebagai perlindungan finansial apabila terjadi risiko di kemudian hari.
Secara lebih rinci, melindungi diri dan keluarga melalui asuransi memiliki berbagai keuntungan seperti:
1. Meminimalisir peristiwa yang tidak diinginkan terjadi
Seluruh produk asuransi memiliki fungsi dan manfaat yang dapat meminimalisir risiko kerugian, sehingga dapat membantu seseorang menanggung kerugian akibat peristiwa yang terjadi.
2. Memberikan rasa tenang dan aman
Memiliki asuransi sama saja seperti memiliki ban serep. Sebelum mengalami ban bocor atau pecah di jalan, sudah sepatutnya kamu selalu membawa ban serep setiap bepergian. Hal tersebut sama konsepnya dengan asuransi. Miliki asuransi untuk kenyamanan, keamanan, dan kebahagiaan sebelum suatu pertistiwa buruk menimpamu dan keluarga.
3. Membantu mengelola keuangan dengan baik
Membayar premi secara rutin setiap bulannya, ternyata bisa membuat seseorang lebih disiplin dalam mengatur keuangan. Hal tersebut dikarenakan secara otomatis kamu akan menyisihkan sejumlah dana setiap bulannya untuk perlindungan tersebut.
Baca juga: Yuk, Perhatikan 6 Hal Berikut agar Kamu Tidak Menjadi Korban Investasi Bodong
Yuk, rayakan pesta Halloween di tahun ini dengan lebih cerdas dan pastinya akan lebih menyenangkan untuk masa depan.