Literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan fitur, risiko, hak, dan kewajiban terkait produk jasa keuangan. Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum memiliki literasi keuangan, atau disebut juga melek keuangan.
Hal ini terlihat dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 yang menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan hanya 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka tersebut sebenarnya sudah jauh lebih baik dibandingkan survei sebelumnya. Karena hasil survei OJK 2016 menunjukkan, hanya 29,7% yang melek keuangan.
Baca juga: Intip Website Cari Kerja untuk Freelancer Pemula
Ini artinya, belum banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai manajemen keuangan serta pemahaman mengenai produk-produk keuangan.
Melek keuangan, apakah kamu termasuk?
Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah melek keuangan? Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang akan jatuh 28 Oktober nanti, mari menjadi generasi anak muda yang melek keuangan dengan memenuhi beberapa kriterianya di bawah ini.
- Punya catatan keuangan
Untuk mengetahui berapa pemasukan, pengeluaran, dan ke mana saja larinya uangmu setiap bulan, kamu harus punya catatan keuangan. Saat ini mencatat keuangan sudah semakin mudah melalui beragam aplikasi yang bisa diunduh di ponsel.
Dengan catatan keuangan, kamu juga bisa mengevaluasi kebiasaanmu dalam membelanjakan uang. Jika bulan ini dirasa lebih boros, bulan depan kamu bisa lebih mengencangkan ikat pinggang.
- Bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan
Literasi keuangan yang baik, akan membuatmu lebih mampu menentukan mana keinginan dan kebutuhan, sehingga bisa membelanjakan uang dengan lebih bijak.
Untuk menentukan keinginan dan kebutuhan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat alokasi pengeluaran. Misalnya dengan mengalokasikan 70% gaji untuk biaya hidup dan 30% untuk ditabung.
- Tidak anti terhadap produk dan jasa keuangan
Berdasarkan survei yang disebutkan sebelumnya, tingkat inklusi keuangan mencapai 76,19%. Inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Contoh produk dan layanan keuangan adalah rekening tabungan, Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kartu kredit, reksa dana, dan asuransi kesehatan.
Mungkin di sekitarmu ada orang yang menganggap pemilik kartu kredit pasti akan dikejar utang, atau tidak mau berinvestasi di reksa dana dengan alasan takut tertipu. Hal ini mungkin dikarenakan mereka belum memahami mengenai kinerja dan manfaat dari produk keuangan tersebut. Padahal jika telah mengetahui manfaat, hak, dan kewajiban nasabah dengan baik, produk kuangan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
- Sadar pentingnya berinvestasi
Investasi memiliki beragam manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan. Manfaat tersebut di antaranya melindungi uang dari inflasi, meningkatkan nilai uang, menambah penghasilan, dan mempersiapkan masa depan.
Generasi muda yang melek keuangan akan menjadikan investasi sebagai gaya hidup. Caranya dengan mengalokasikan gaji untuk investasi setiap bulan, serta mempelajari setiap produk investasi dengan baik. Pemahaman yang baik mengenai produk investasi, berguna sebagai landasan untuk mengambil keputusan yang bermanfaat bagi masa depan.
- Sadar pentingnya dana darurat dan dana pensiun
Kebiasaan menabung memang baik. Namun generasi muda yang melek keuangan memahami bahwa menabung bukan hanya untuk mewujudkan keinginan konsumtif, tapi juga untuk mengumpulkan dana darurat dan dana pensiun.
Dana darurat yang ideal adalah sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Dana ini berupa uang tunai yang mudah diambil jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Sedangkan untuk mengumpulkan dana pensiun besarnya tergantung pada pengeluaran tahunan dan lama harapan hidup. Untuk mengumpulkan dana pensiun, kamu bisa berpartisipasi dalam program dana pensiun di lembaga keuangan.
- Terus update informasi seputar keuangan
Jenis produk keuangan, jasa penyedia, dan teknologi yang digunakan semakin berkembang. Untuk memiliki literasi finansial yang baik, kamu harus terus memperbarui diri mengenai informasi produk dan jasa keuangan terbaru, sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada.
- Bisa mengedukasi orang sekitar
Memiliki literasi keuangan yang baik tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga, tetapi juga dapat mendukung fungsi ekonomi nasional. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan manfaat produk dari jasa keuangan, maka akan semakin meningkat pula transaksi keuangan, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan roda perekonomian.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan peran pemuda sepertimu. Oleh karena itu, jadilah agen literasi keuangan dengan cara mengedukasi orang di sekitar.
Mulailah dari lingkup kecil, yaitu keluarga. Misalnya jika ada anggota keluargamu yang belum bisa mengoperasikan mobile banking, ajari mereka dengan sabar sampai bisa menggunakannya sendiri. Berikan pemahaman bahwa dengan memiliki mobile banking, transaksi menjadi semakin mudah dan aman.
Dalam skala yang lebih luas, kamu bisa ambil bagian dalam kegiatan sosial. Misalnya pengajaran gratis mengenai pengelolaan keuangan rumah tangga bagi ibu-ibu kalangan menengah ke bawah atau menjadi panitia dalam seminar keuangan. Upaya ini selaras dengan semangat sumpah pemuda, yang bertujuan memajukan bangsa Indonesia.