penyakit polio

Tipe, Gejala, dan Pencegahan Penyakit Polio

20 Desember 2024 | Allianz Indonesia
Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang sudah jarang terjadi, tetapi bukan berarti sudah hilang sepenuhnya. Kamu tetap harus mewaspadai polio, apalagi jika berencana untuk memiliki anak. Baca penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Umumnya, penyakit polio hanya menimbulkan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala. Namun, pada kebanyakan orang, penyakit ini juga bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian.

Meskipun sudah jarang, tetapi masih ada kasus polio di beberapa bagian dunia saat ini, termasuk Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan, ada total 12 kasus kelumpuhan yang disebabkan virus polio tipe 2 dan tipe 1 di Indonesia sejak 2022 – 2024. Meskipun angkanya terbilang kecil, namun agar kamu bisa terhindar dari penyakit ini, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai polio.

Menurut Mayo Clinic, polio disebabkan oleh virus polio, yang secara khusus menargetkan sel-sel saraf di sumsum tulang belakang dan batang otak yang mengontrol gerakan otot.

Bagian yang paling mengkhawatirkan adalah polio sangat menular dan penyebarannya mudah terjadi dari orang ke orang. Ini beberapa cara penyebaran virus polio:

  • Tidak mencuci tangan setelah pergi ke kamar mandi atau menyentuh kotoran, misalnya saat mengganti popok.
  • Minum air atau makanan yang telah terkontaminasi.
  • Berenang di air atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
  • Terkena air liur dari batuk atau bersin atau bahkan kontak dekat dengan orang yang terkena polio.
Masih dilansir dari laman yang sama, polio dapat memengaruhi tubuh secara berbeda tergantung di mana virus berkembang biak dan menyerang, yaitu sebagai berikut.

Sekitar 5% orang mendapatkan versi ringan dari penyakit ini, yang disebut polio abortif. Gejalanya seperti flu yang berlangsung selama 2 – 3 hari, seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual
  • Muntah

Ini adalah bentuk polio yang lebih parah dan memengaruhi sekitar 1% dari orang yang terinfeksi. Meskipun berlangsung lebih dari beberapa hari, tetapi tidak menyebabkan kelumpuhan.

Selain memiliki gejala seperti flu yang lebih parah, gejala polio nonparalitik dapat meliputi:

  • Nyeri atau kaku leher, lengan, atau kaki
  • Sakit kepala parah

Setelah membaik selama beberapa hari, fase kedua dari gejala mungkin bisa terjadi, yang meliputi:

  • Kaku tulang belakang dan leher
  • Refleks menurun
  • Kelemahan otot

Meski jarang terjadi, tetapi ini bentuk polio paling serius. Dimulai dengan gejala seperti polio nonparalitik, kemudian bisa berkembang menjadi lebih parah, termasuk:

  • Nyeri hebat
  • Sensitivitas ekstrem terhadap sentuhan
  • Sensasi kesemutan atau menusuk
  • Kejang otot atau kedutan
  • Kelemahan otot berkembang menjadi kelumpuhan lemas pada satu kaki dan diikuti oleh satu lengan.

Tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya, tetapi tanda atau gejala lain yang juga mungkin terjadi adalah:

  • Kelumpuhan otot yang terlibat dalam pernapasan
  • Kesulitan menelan

Munculnya tanda atau gejala baru atau perkembangan dari penyakit polio yang diderita. Sindrom ini dapat terjadi 15 – 40 tahun setelah seseorang terinfeksi polio. Namun, rata-rata terjadi 30 – 40 tahun setelahnya. Gejalanya meliputi:

  • Kelemahan dan nyeri otot atau sendi progresif
  • Kelelahan
  • Pengecilan otot
  • Masalah pernapasan atau menelan
  • Gangguan pernapasan terkait tidur, seperti sleep apnea
  • Toleransi yang lebih rendah terhadap suhu dingin 
Cara paling efektif untuk mencegah polio adalah vaksinasi, dengan aturan sebagai berikut.

Centers for Disease Control and Prevention CDC merekomendasikan empat dosis vaksin virus polio yang tidak aktif atau inactivated poliovirus vaccine (IPV) pada usia berikut:

  • 2 bulan
  • 4 bulan
  • Antara 6 dan 18 bulan
  • Antara 4 dan 6 tahun saat baru masuk sekolah

Jika anak melewatkan dosis, bicarakan dengan dokter untuk jadwal mengejar ketinggalan vaksinasi.

Jika kamu telah memiliki vaksinasi lengkap saat kecil, maka sebaiknya tetap mendapatkan booster IPV satu kali.

Namun, jika tidak menerima vaksinasi lengkap atau tidak yakin dengan status vaksinasi saat masih kecil, kamu harus mendapatkan tiga dosis IPV.

Jadwal IPV untuk orang dewasa adalah kapan saja untuk dosis pertama, lalu tunggu 1 – 2 bulan untuk melakukan dosis kedua, dan untuk dosis ketiga tunggu hingga 6 – 12 bulan dari dosis kedua.

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Jan 13, 2025

Jan 09, 2025