Penyakit Jantung Mengintai Anak Muda?
Cegah dari Sekarang! 

25 Juni 2024 | Allianz Indonesia
Kini, penyakit jantung tak hanya menghantui lansia, namun juga mulai mengintai anak muda. Kenali penyebab dan cara mencegahnya di sini. 
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, berdasarkan data dari Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation untuk tahun 2014-2019, penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dan angkanya terus meningkat dari tahun ke tahun.
 
Penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung dari 0,5% pada tahun 2013 menjadi 1,5% pada tahun 2018. Data BPJS Kesehatan pada 2021 bahkan menunjukkan pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung, mencapai Rp77 triliun.
 
Penyakit jantung selama ini mungkin kamu anggap sebagai penyakit lansia, tapi tahukah kamu bahwa tren saat ini menunjukkan peningkatan penyakit jantung pada usia muda. Tren ini terjadi karena peningkatan kasus obesitas, hipertensi, merokok, dan kolesterol tinggi di kalangan anak muda. Selain itu, gaya hidup tidak sehat juga menjadi penyebab dari penyakit jantung di usia muda. Bahkan, prevalensi serangan jantung di usia di bawah 40 tahun meningkat sebanyak 2% setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga 2016. 
Mengenal lebih dalam tentang penyebab dan faktor risiko penyakit jantung di usia muda sangat penting, terutama untuk mencegah kemunculannya lebih awal. Beberapa faktor risiko penyakit jantung pada anak muda tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik, tetapi juga gaya hidup. Dilansir dari Halodoc, berikut di antaranya:
 
1. Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung, terutama pada anak muda. Kolesterol adalah zat lemak yang ditemukan dalam seluruh tubuh dan penting untuk berbagai fungsi biologis. Namun, terlalu banyak kolesterol, khususnya Low-Density Lipoprotein (LDL) atau kolesterol "jahat", dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri. Plak ini dapat menyumbat aliran darah, hingga meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor yang meningkatkan kolesterol LDL meliputi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging berlemak, produk susu penuh lemak, makanan cepat saji, dan makanan olahan. 
 
2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena tidak menimbulkan gejala yang nyata sampai menyebabkan kerusakan signifikan. Tekanan darah tinggi menempatkan tekanan tambahan pada arteri dan jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan penebalan dan pengerasan arteri (aterosklerosis). Hal ini dapat menghambat aliran darah dan memicu serangan jantung atau stroke.
 
3. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko besar untuk penyakit jantung. Hasil penelitian yang dimuat dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health dalam judul "Sedentary Behaviors Increase Risk of Cardiovascular Disease Mortality in Men" menunjukkan dampak signifikan dari gaya hidup sedentari terhadap risiko penyakit jantung.
 
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa laki-laki yang menghabiskan waktu mengemudi lebih dari 10 jam per minggu atau terlibat dalam aktivitas sedentari lainnya seperti duduk lebih dari 23 jam per minggu memiliki risiko 82% dan 64% lebih besar meninggal akibat penyakit jantung kardiovaskular. Ini menekankan pentingnya aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
 
4. Rokok dan Konsumsi Alkohol
Penyebab penyakit jantung di usia muda juga bisa diakibatkan karena kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Merokok menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam arteri, memfasilitasi pembentukan plak dan aterosklerosis. Selain itu, merokok juga meningkatkan risiko penggumpalan darah, yang bisa sangat berbahaya. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga berisiko. Selain menaikkan tekanan darah, alkohol bisa mengakibatkan kardiomiopati, suatu kondisi yang melemahkan otot jantung.
 
5. Obesitas
Kelebihan berat badan menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat menyebabkan hipertensi dan juga meningkatkan risiko penyakit jantung. Penelitian yang dilakukan oleh ahli di Penn Medicine - University of Pennsylvania mengungkapkan bahwa obesitas tidak hanya meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, tetapi juga memicu tekanan darah tinggi dan diabetes, keduanya adalah faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular.
 
Menurut American Heart Association, sekitar 68% orang yang berusia di atas 65 tahun yang mengidap diabetes juga mengidap penyakit jantung. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga berat badan dan asupan makanan bergizi untuk mencegah risiko penyakit jantung di usia muda.
 
 
Penyakit jantung mungkin tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas, terutama di tahap awal. Namun, ada beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai, terutama bagi kamu yang berusia muda. Untuk itu, deteksi dini bisa sangat membantu dalam mencegah komplikasi serius. Dilansir dari Detik health, berikut adalah beberapa tanda dan gejala penyakit jantung yang sering terjadi pada usia muda: 
 
Nyeri Dada (Angina)
Nyeri dada adalah gejala paling umum dari penyakit jantung. Nyeri ini biasanya terasa di tengah atau sebelah kiri dada dan bisa berupa tekanan, sesak, atau sensasi terbakar. Nyeri ini bisa timbul dan hilang, seringkali terjadi saat beraktivitas fisik atau stres emosional dan mereda saat istirahat. Penyebab nyeri dada ini umumnya adalah karena kurangnya suplai oksigen ke jantung akibat pembuluh darah yang menyempit atau tersumbat.
 
Kelelahan
Kelelahan yang terjadi secara terus-menerus dan tidak kunjung hilang meskipun sudah beristirahat bisa menjadi tanda adanya masalah pada jantung. Hal ini terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah secara efisien untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh, sehingga tubuh merasa lelah.
 
Sesak Napas
Sesak napas atau dyspnea bisa terjadi ketika jantung tidak mampu memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Ini bisa terjadi saat beraktivitas ringan atau bahkan saat istirahat. Ketika jantung tidak bisa memompa dengan efektif, cairan bisa menumpuk di paru-paru, dan menyebabkan kesulitan bernapas.
 
Nyeri di Tubuh Bagian Kiri
Nyeri yang menyebar ke bahu kiri, lengan, leher, punggung, atau rahang juga bisa menjadi tanda penyakit jantung. Nyeri ini sering kali terkait dengan nyeri dada dan mungkin terasa seperti tertekan atau terjepit. Gejala ini terjadi karena sama dengan nyeri dada, ada area di jantung yang tidak mendapatkan cukup oksigen.
 
Nyeri di Tenggorokan dan Rahang
Nyeri yang menyebar ke tenggorokan dan rahang bisa juga terkait dengan masalah jantung, terutama jika disertai dengan nyeri dada. Ini bisa menunjukkan bahwa penyakit jantung mungkin sudah mulai memengaruhi atau menjadi pertanda ada masalah dengan arteri yang lebih kompleks.
 
Keringat Dingin
Keringat dingin sering terjadi tanpa aktivitas fisik yang konkret bisa menjadi tanda peringatan dini dari serangan jantung. Kondisi ini terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui pembuluh darah yang tersumbat.
 
Bengkak di Kaki
Pembengkakan di kaki dan pergelangan kaki bisa terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah secara efektif, hingga menyebabkan cairan menumpuk di ekstremitas bawah. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah edema.
 
Penyakit jantung yang mulai mengancam di usia muda bisa dicegah dengan mengadopsi beberapa langkah sehat dan proaktif. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk mengurangi risiko penyakit jantung bersumber dari Halodoc:
 
1. Rutin Berolahraga
Menurut American Heart Association, salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit jantung adalah dengan rutin berolahraga. Kamu bisa melakukan olahraga selama 150 menit berupa aktivitas fisik berintensitas sedang atau 75 menit aktivitas berintensitas tinggi setiap minggu. Aktivitas fisik seperti aerobik atau olahraga ringan seperti berjalan santai bisa kamu coba. Hal ini tidak hanya membantu menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi tekanan darah.
 
2. Hindari Kebiasaan Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung. Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak lapisan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan mempercepat proses aterosklerosis. Bagi kamu yang masih merokok, segera berhenti untuk mengurangi risiko penyakit jantung di masa depan.
 
3. Terapkan Pola Makan Sehat
Mengonsumsi makanan yang sehat adalah kunci untuk mencegah penyakit jantung. Menurut Mayo Clinic, pola makan sehat yang bisa kita terapkan adalah dengan membatasi konsumsi garam, gula, dan alkohol. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran, biji-bijian, daging ikan, dan gunakan minyak zaitun sebagai pengganti minyak lain yang kurang sehat. Makanan yang kaya omega 3, seperti ikan, juga sangat disarankan untuk menjaga kesehatan jantung.
 
4. Jaga Berat Badan Ideal
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit jantung. Menjaga berat badan ideal tidak hanya mengurangi beban kerja jantung, tetapi juga mengurangi risiko hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Lakukan kombinasi antara pola makan sehat dan olahraga rutin untuk menjaga berat badanmu tetap ideal.
 
5. Kelola Stres dengan Baik
Stres yang tinggi dapat menyebabkan seseorang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Cobalah untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau menghabiskan waktu dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai.
 
6. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Penyakit jantung seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas di awal. Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting. Pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol LDL, dan kadar gula darah adalah beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi adanya risiko penyakit jantung sejak dini.
 
 
Selain menerapkan pola hidup sehat dari sekarang, kamu juga perlu meminimalisir beban finansial jika terdapat salah satu anggota keluarga mengalami penyakit jantung dengan memiliki Asuransi Kesehatan dari Allianz Indonesia. Salah satunya adalah CI Plus, merupakan asuransi kesehatan tambahan yang memberikan perlindungan menyeluruh terhadap 49 kondisi penyakit kritis, termasuk serangan jantung, stroke, penyakit jantung, hingga kanker dengan usia masuk yang fleksibel, mulai dari 1 hingga 70 tahun dan masa perlindungan hingga usia 85 tahun. Untuk mendapatkan Asuransi Kesehatan tambahan CI Plus, maka kamu harus memiliki Asuransi Jiwa dari Allianz Indonesia sebagai polis dasar yang juga memberikan solusi perlindungan agar kondisi finansial kamu dan keluarga tetap terjamin di masa depan.
 
Dengan memahami risiko dan tanda-tanda penyakit jantung serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat, kamu bisa mengurangi risiko terkena penyakit jantung di usia muda. Yuk, mulai gaya hidup sehat dari sekarang!
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023