Setelah berkegiatan #DiRumahAja selama tiga bulan, apa yang kamu rasakan? Perasaan bosan pasti pernah menghampiri. Wajar jika kamu rindu untuk kembali melakukan aktivitas di luar rumah, seperti bekerja, belajar, atau beribadah. Keinginan berkegiatan di luar rumah sepertinya akan bisa kamu lakukan dalam waktu dekat. Presiden Joko Widodo pada Mei 2020 lalu mengajak masyarakat untuk berdamai atau hidup berdampingan dengan virus corona.
Caranya, ialah dengan memasuki suatu tatanan atau kenormalan baru, atau new normal, melalui pelonggaran pembatasan sosial. Dengan new normal, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa dan produktif, namun tetap mengutamakan protokol kesehatan agar terhindar dari virus corona.
Alasan utama kebijakan pelonggaran itu, sejatinya, adalah menjaga kesehatan ekonomi negeri ini. Pembatasan sosial yang berkepanjangan dicemaskan akan membuat roda ekonomi banyak orang tidak hanya macet, tetapi tidak berfungsi selamanya. Jika banyak usaha yang mati gara-gara kebijakan lockdown yang berkepanjangan, tentu ekonomi negara juga akan tertekan. Agar kebijakan pembatasan sosial tidak berujung ke situasi tidak enak semacam itu, pemerintah akan melakukan pelonggaran pembatasan sosial secara berkala.
Tahapan new normal
Pemulihan ekonomi ini akan dilakukan dalam lima fase. Fase pertama, akan berlangsung mulai 1 Juni 2020. Fase kedua akan dilaksanakan mulai 8 Juni 2020. Fase ketiga akan dimulai 15 Juni 2020. Fase keempat akan berlangsung mulai 6 Juli 2020. Dan fase kelima akan berlangsung mulai 20 & 27 Juli 2020. Setiap fase di atas diakhiri dengan evaluasi sebelum menuju tahap berikutnya.
Pemerintah pusat sudah menyiapkan tahapan-tahapan yang menentukan kapan sebuah daerah bisa melakukan pelonggaran pembatasan sosial. Pemerintah daerah yang wilayahnya masuk dalam kategori penularan rendah pun merespon dengan cepat rencana pelonggaran pembatasan sosial. Ambil contoh, Pemerintah Kota Bekasi yang sudah melakukan relaksasi dengan mengoperasikan sejumlah mal pada akhir Mei lalu, meskipun pemerintah provinsi Jawa Barat masih memberlakukan PSBB hingga 12 Juni, seperti dikutip dari Detik dan Tribunnews.
Respon masyarakat sendiri masih penuh dengan pro-kontra terhadap kebijakan ini. Sebagian warga pasti bernapas lega dengan adanya pelonggaran pembatasan sosial, karena artinya mereka dapat bekerja mencari nafkah di luar rumah. Tak sedikit juga yang senang karena akhirnya bisa berkumpul dengan keluarga dan teman. Namun, ada pula sebagian warga yang menganggap kebijakan ini terlalu dini dan berbahaya.
Baca juga: Pandemi Corona, Siapkan Hal Ini Bila Hendak Keluar Rumah
Syarat new normal
Direktur regional World Health Organization (WHO), Dr. Hans Henri P Kluge seperti dikutip Tempo, Mei 2020, memberikan syarat bagi negara-negara Eropa yang ingin menerapkan new normal. Setiap pelonggaran pembatasan sosial harus memastikan bahwa:
- Transmisi COVID-19 telah terkendali
- Kesehatan masyarakat dan kapasitas pelayanan kesehatan bisa mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan melakukan karantina
- Mengurangi risiko wabah dengan pengaturan ketat tempat yang berisiko tinggi seperti kediaman para lanjut usia, fasilitas kesehatan mental, dan pemukiman padat penduduk
- Menetapkan pencegahan di tempat kerja, seperti mengatur jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan etika bernapas
- Dapat mengendalikan risiko penyebaran dari kasus impor
- Masyarakat berperan dan terlibat dalam transisi new normal
Jadi, kamu tidak perlu terburu-buru membayangkan situasi di masa pelonggaran pembatasan sosial nanti akan seperti kondisi di saat virus korona belum bergentayangan. Situasi yang akan kamu hadapi justru sejatinya tidak berbeda dengan masa pembatasan sosial.
Jangan lupa, alasan pelonggaran pembatasan sosial bukanlah terhentinya penyebaran virus corona. Virus corona tetap ada, dan masih sangat mungkin menyebar. WHO mengingatkan bahwa sangat mungkin penyebaran virus korona di sebuah negara atau kota kembali meningkat. Gelombang kedua penyebaran virus korona sudah terlihat, misalnya, di China dan Korea Selatan.
Agar kebijakan pelonggaran tidak berujung ke gelombang kedua mengganasnya virus corona, WHO pun menyarankan sejumlah negara tetap menerapkan protokol kesehatan saat mencabut atau melonggarkan pembatasan sosial.
Protokol kesehatan new normal
Kamu perlu untuk mengetahui dan mempersiapkan protokol kesehatan ini. Tujuannya agar kamu bisa beraktivitas, produktif dalam bekerja, tapi tetap aman dan terhindar dari virus corona. Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) Kementerian Kesehatan baru-baru ini merilis panduan new normal. Berikut intisarinya:
1. Mencuci tangan sesering mungkin
Melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik merupakan cara yang efektif untuk membunuh virus maupun bakteri. Itu sebabnya kamu perlu rajin-rajin melakukan cuci tangan, selama berada di luar rumah. Langkah-langkah mencuci tangan:
- Basahi tangan dengan air
- Ambil sabun secukupnya
- Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan
- Basahi tangan, gosok sela-sela jari kedua tangan
- Gosok kedua telapak dengan jari rapat-rapat
- Jari-jari dirapatkan sambal digosok dengan telapak tangan
- Gosok ibu jari kiri secara berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
- Gosokan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri dan sebaliknya
- Basuh dengan air
- Keringkan dengan handuk atau tisu atau pengering udara
- Matikan keran air dengan handuk atau tisu
- Tangan bersih
Baca juga: Yuk, Mengenal Istilah-istilah Ini untuk Lebih Memahami Virus Corona
2. Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah
Pemerintah mengajak kita semua untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan mengikuti gerakan #MaskerUntukSemua orang, yakni:
- Masker kain untuk orang sehat
- Masker bedah untuk tenaga medis dan orang sakit
- Masker N95 untuk tenaga medis dan kontak langsung dengan orang terkena COVID-19
3. Cara menggunakan dan mencuci masker:
- Bersihkan tangan
- Jangan sentuh masker selama dipakai
- Masker harus menutupi hidung dan mulut
- Gunakan maksimal empat jam
- Buka dari belakang
- Untuk masker kain, cuci dengan air panas suhu 60-65 derajat celcius bila mungkin, tambahkan deterjen dan rendam beberapa saat, kucek, bilas, keringkan, setrika agar bakteri dan virus mati
- Saat hendak membuang masker, disinfeksi masker, gunting, masukkan ke wadah plastik, buang ke ke tempat sampah, cuci tangan setelah buang masker
4. Tips pencegahan di kendaraan umum
- Menggunakan masker dan hand sanitizer yang berbahan alkohol minimal 60%
- Hindari menyentuh pintu atau pegangan dengan telapak tangan yang tidak memakai sarung tangan
- Mengonsumsi makanan yang aman dan bergizi serta meminum air putih
- Menjaga jarak di antara penumpang sekitar 1 meter
- Tidak berbagi makanan dan minuman dari wadah yang sama
- Menggunakan waktu perjalanan untuk istirahat
Baca juga: Ayo Jaga Kadar Kolesterol dalam Tubuh Sehabis Lebaran
5. Tips pencegahan di tempat kerja
- Menghindari pertemuan sosial dan menjaga jarak secara fisik minimal 1 meter
- Pastikan tempat kerja memiliki ventilasi yang baik
- Cuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun dan air yang mengalir, minimal selama 20 detik
- Bila perlu, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60%
- Jaga kebersihan area kerja dan lakukan disinfaktan secara berkala
- Gunakan masker di tempat bekerja
- Meludah, batuk, atau bersin memakai tisu dengan menutup seluruh mulut dan hidung
- Bungkus tisu bekas pakai dengan kantong plastik sebelum dibuang ke tempat sampah tertutup
Itu dia berbagai tips menghadapi new normal yang penting untuk kamu pahami dan persiapkan. Terlepas dari pro dan kontra yang ada, pahamilah bahwa kamu tidak sendirian. Kita bersama-sama menghadapi situasi ini. Jadi, tetaplah semangat dan optimistis. Mari bekerja dan tetap aman dalam berkegiatan selama new normal. Salam sehat.