New normal menurut Pemerintah Indonesia adalah tatanan baru untuk beradaptasi dengan COVID-19. Dengan diberlakukannya new normal, segala aktivitas yang tadinya dibatasi saat pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mulai dilonggarkan.
Masyarakat yang tadinya diimbau lebih banyak beraktivitas di rumah, kini mulai dipersilakan beraktivitas seperti biasa, asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri dan mencegah penyebaran COVID-19.
Agar bisa beraktivitas dengan tenang di tengah pandemi, beberapa penyesuaian harus dilakukan. Saat ini, berbagai keperluan perlindungan diri telah mengalami modifikasi agar penggunanya semakin terlindungi dan lebih mudah beradaptasi di masa new normal.
Baca juga: Cari Tahu Level-level Tempat Aktivitas Berisiko Penyebaran COVID-19
Masker jagung, masker 3D, hingga masker untuk minum
Masker jagung
Prihatin dengan limbah sampah sekali pakai, sejumlah mahasiswa Universitas Muslim Indonesia menciptakan masker ramah lingkungan. Bahan dasar masker ini adalah filamen yang terbuat dari sari pati jagung.
Masker ini bisa dicuci dan dipakai ulang. Selain itu, karena terbuat dari serat alami, masker ini tidak mencemari lingkungan ketika dibuang.
Kelebihan lain dari masker ini adalah desainnya yang menyesuaikan bentuk wajah, sehingga lebih nyaman dipakai (sumber: kompas.tv).
Masker 3D
Agar masker bisa berfungsi optimal, masker harus dipakai menutupi hidung dan dagu. Namun pemakaian masker selama berjam-jam membuat napas terasa pengap dan belum lagi lembap karena keringat.
Berbagai produsen masker berinovasi agar pemakai masker semakin nyaman dengan menciptakan masker 3D. Masker ini didesain memiliki ruang lebih longgar di sekitar hidung dan mulut, sehingga tidak pengap.
Masker untuk minum
Makan dan minum menjadi tantangan ketika memakai masker. Sebuah produsen masker asal Amerika, Redee, menyiasatinya dengan membuat masker di mana penggunanya bisa memasukkan sedotan dengan aman tanpa membuka masker bagian mulut mereka (sumber: edition.cnn.com).
Hand Sanitizer
Memakai hand sanitizer bisa menjadi alternatif ketika kesulit`ian hand sanitizer secara ceroboh tidak menghilangkan risiko tertular COVID-19.
Misalnya, ketika tanpa disadari tangan menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi virus, lalu membuka botol hand sanitizer. Ketika botol hand sanitizer tersebut dipakai orang lain, maka orang tersebut berisiko terpapar virus.
Untuk menyiasatinya, produsen asal Inggris Snappd, memproduksi hand sanitizer sekali pakai dengan kemasan ramah lingkungan. Selain itu, di dalam negeri, Yoni Ponco Astowo seorang warga Benowo membuat hand sanitizer dengan sistem injak. Cara ini meminimalkan kontak pada hand sanitizer yang digunakan bersama di tempat umum seperti kampus, perkantoran, mall, tempat ibadah, dan rumah sakit (sumber: kumparan.com).
Face shield
Face shield biasanya terbuat dari plastik muka yang fungsinya melindungi tubuh dari droplet (percikan air liur). Baru-baru ini, mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menciptakan face shield yang juga berfungsi sebagai alat pendeteksi suhu tubuh.
Inisiatif tersebut muncul untuk memudahkan para petugas pendeteksi suhu tubuh dalam menjalankan tugasnya. Temuan ini sedang dalam tahap penyempurnaan. Jika lolos uji, baru akan diproduksi massal, sehingga dapat digunakan masyarakat luas (sumber: kompas.tv).
Peralatan Ibadah
Selama pandemi masih berlangsung, setiap orang disarankan membawa peralatan ibadah sendiri. Tidak perlu takut berat, saat ini sudah banyak dijual sajadah travel yang ringan dan cukup diselipkan di dalam tas.
Alat Makan
Penularan virus Corona melalui makanan dan alat makan memang rendah. Akan tetapi, kamu perlu tahu bahwa COVID-19 bisa bertahan hingga 72 jam di permukaan plastik dan stainless steel. Kedua bahan tersebut umum dipakai sebagai wadah makanan dan alat makan.
Oleh karenanya, setiap orang disarankan membawa peralatan makan sendiri. Alat makan kemasan travel sangat mudah didapatkan dan terjangkau harganya.
Baca juga: Pandemi Corona, Siapkan Hal Ini Bila Hendak Keluar Rumah
Selain membawa benda-benda yang disebutkan di atas, kamu juga wajib membawa tisu basah dan kering, plastik untuk masker kotor, dan sabun cuci tangan kemasan travel.
Jika bepergian naik transportasi umum seperti kereta dan bis, disarankan untuk membawa baju ganti. Sedangkan bagi yang sering naik ojek online, bawalah helm sendiri untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19.
New normal memang memaksa kita untuk sedikit lebih ‘ribet’. Namun semua ini untuk kebaikan diri sendiri. Jika semua disiplin menerapkan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin jika pandemi COVID-19 ini akan segera berakhir.