Mendapatkan gaji pertama bagi fresh graduate atau first jobber pasti membahagiakan. Baik kamu yang baru lulus kuliah lalu langsung mendapat kerja, maupun kamu yang cukup lama mendapat panggilan kerja. Saat gaji pertama masuk ke rekening, pasti ada perasaan bangga yang diiringi berbagai keinginan untuk membelanjakan uang tersebut.
Menggunakan gaji pertama untuk membeli barang yang sudah lama diidamkan sebenarnya tidak ada salahnya. Akan tetapi, kamu sebaiknya memiliki mindset untuk membuat alokasi gaji. Karena jika mindset ini sudah diterapkan sejak gaji pertama, harapannya seterusnya kamu akan memiliki kebiasaan baik dalam mengelola keuangan.
Dalam menentukan alokasi, ada tiga metode yang bisa diterapkan, yaitu:
Metode Komitmen
Metode komitmen merupakan metode yang paling sederhana. Metode ini cocok untuk kamu yang tidak mau pusing-pusing membuat jenis-jenis pos pengeluaran. Karena paling mudah, metode ini juga cocok bagi kamu yang bergaji di rentang UMR.
Alokasi metode komitmen adalah 75% biaya hidup (living) dan 25% untuk menabung atau investasi. Jenis pengeluarannya terserah pada keinginan atau kebutuhanmu. Asalkan kamu berkomitmen agar pengeluaran tiap bulan tetap sesuai alokasi.
Biaya hidup (living) mencakup pengeluaran yang berkaitan dengan pemenuhan hidup, baik sebagai kebutuhan maupun gaya hidup. Misalnya pengeluaran untuk makan, transport, berlangganan internet, belanja skincare, hiburan, cicilan rutin, hingga memberi orang tua. Sedangkan tabungan dan investasi (saving), contohnya adalah tabungan emas, membeli saham, dana darurat, hingga dana pensiun.
Berikut contoh perhitungannya:
POS |
ALOKASI (%) |
GAJI RP 4 JUTA |
Biaya Hidup (Living) |
75% |
Rp 3 juta |
Tabungan & Investasi (Saving) |
25% |
Rp 1 juta |
Baca juga: #YUKPAHAMI Bagaimana Cara Memilih Dana Investasi yang Tepat?
Metode Simpel
Dalam metode simpel, ada tiga pos pengeluaran utama, yaitu living, saving, dan playing. Untuk kamu yang senang refreshing, baik itu liburan, staycation, belanja keperluan hobi, atau sekedar nongkrong, metode ini mungkin cocok untukmu. Karena selain mengalokasikan untuk biaya hidup dan tabungan, ada alokasi khusus untuk mengakomodir gaya hidupmu.
Berikut contoh alokasi bujet bulanan:
POS |
ALOKASI |
GAJI RP 5 JUTA |
Living Zakat, makan, belanja bulanan, biaya rumah tangga, biaya utilitas (listrik, air, pulsa, internet), cicilan kartu kredit, skincare rutin |
50% |
Rp 2,5 juta |
Saving Dana darurat, premi asuransi, investasi, tabungan liburan, tabungan umroh, tabungan kurban, tabungan DP rumah |
30% |
Rp 1,5 juta |
Playing Nongkrong di café, nonton bioskop, belanja online, hadiah ulang tahun anggota keluarga, hadiah pernikahan teman, langganan Netflix, donasi sosial |
20% |
Rp 1 juta |
Metode Terencana
Kalau dengan menggunakan dua metode di atas, kamu masih sering mengalami bocor halus. Kamu mungkin perlu metode yang lebih terencana. Tidak seperti metode di atas yang membagi pos pengeluaran dalam 2 atau 3 pos utama, metode terencana membagi pos pengeluaran lebih mendetail.
Metode ini cocok untuk kamu yang kesulitan mengontrol diri dalam membelanjakan uang. Selain itu metode ini juga lebih efektif untuk mengevaluasi pengeluaran setiap bulan.
Berikut contoh perhitungan metode terencana
POS |
ALOKASI |
GAJI RP 6 JUTA |
GAJI RP 7 JUTA |
Biaya hidup bulanan & cicilan |
50% |
Rp 3 juta |
Rp 3,5 juta |
Premi asuransi |
5% |
Rp 300 ribu |
Rp 350 ribu |
Dana darurat |
10% |
Rp 600 ribu |
Rp 700 ribu |
Memberi orang tua |
10% |
Rp 600 ribu |
Rp 700 ribu |
Zakat, sedekah, & dana sosial |
5% |
Rp 300 ribu |
Rp 350 ribu |
Gaya hidup & hiburan |
10% |
Rp 600 ribu |
Rp 700 ribu |
Investasi |
10% |
Rp 600 ribu |
Rp 700 ribu |
Masih single dan belum punya tanggungan umumnya menjadi kondisi para first jobber. Nah, gunakan kesempatan ini untuk lebih banyak menabung dan berinvestasi, demi tujuan yang lebih besar, misalnya mengumpulkan DP rumah atau persiapan untuk menikah/membangun keluarga nantinya.
Masalahnya, first jobber sering kali terbawa suasana dengan euforia punya uang sendiri setelah sekian lama bergantung pada orang tua. Akhirnya pengeluaran pun tak terkontrol. Jika boros sudah menjadi kebiasaan, kamu akan sulit punya tabungan, meski gaji semakin naik beberapa tahun berikutnya. Oleh karena itu penting untuk selalu mempertanyakan apakah sesuatu menjadi kebutuhan atau keinginan setiap kali akan mengalokasikan suatu pengeluaran.
Pilihlah metode yang paling sesuai dengan pribadi dan kondisi finansialmu. Agar alokasi gaji semakin mudah, kami bisa mengunduh aplikasi pencatatan keuangan pada ponselmu.
Selamat merencanakan keuangananmu dengan bijak.