Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kini penyebarannya semakin meluas di tanah air. Total kasus positif akibat pandemi ini di Indonesia sudah mencapai angka terkonfirmasi 83.130 (17/7) (sumber: covid19.go.id), di mana di tingkat dunia jumlahnya sudah menyentuh angka terkonfirmasi 13,8 juta (17/7) (sumber: covid19.who.int). Lalu, bagaimana sebenarnya cara penyebaran virus corona?
World Health Organization (WHO) telah menyatakan bahwa virus corona sebagai penyakit pandemi yang dapat diartikan sebagai situasi di mana penyakit menyebar dengan sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia. WHO juga menjelaskan bahwa penyebaran virus corona bisa melalui penularan dari orang yang telah terinfeksi virus corona serta sudah dinyatakan positif.
Ketika seseorang yang telah terinfeksi bersin dan batuk, maka partikel-partikel virus tersebut akan menyebar melalui mulut atau hidung yang kemungkinan akan mengenai permukaan kemudian disentuh oleh orang yang sehat serta dihirup oleh orang sehat yang berdekatan dengan seseorang yang telah terinfeksi virus corona.
Bahkan saat ini, WHO juga telah mengkonfirmasi kemungkinan tinggi penularan melalui udara akibat aerosol virus yang diperkirakan dapat bertahan di udara lebih lama. Hal ini terutama terjadi di fasilitas kesehatan di mana aerosol virus dari seorang pasien terinfeksi yang sedang menjalani tindakan medis dapat terhirup oleh tenaga medis dan orang-orang di sekitarnya jika mereka tidak mengenakan alat pelindung diri yang standar.
Baca juga: Yuk, Pahami Lebih Jelas Arti Pandemi pada COVID-19
Oleh karena itu, seluruh tenaga medis saat ini diimbau untuk mewaspadai kemungkinan cara penularan ini dan para pengunjung juga dilarang untuk mendekati area di mana tindakan medis sedang dilakukan.
Beberapa laporan menyebutkan penyebaran wabah COVID-19 yang tinggi di area-area tertutup seperti restoran, tempat hiburan malam, tempat kebugaran, tempat ibadah dan tempat kerja di mana terdapat aktivitas banyak orang yang berkumpul dan saling berbicara, berteriak ataupun bernyanyi.
Penyebaran yang tinggi ini diduga akibat proses sirkulasi udara yang tidak baik di ruang tertutup sehingga aerosol virus corona terjebak lebih lama dan dihirup oleh orang-orang yang berada di dalamnya. WHO saat ini sedang melakukan investasi lebih lanjut untuk secara akurat mengukur potensi penularan melalui udara ini (sumber: who.int).
Terkait gejala, World Health Organization (WHO) menambahkan bahwa orang yang terinfeksi virus corona akan mengalami gejala yang paling umum seperti demam, kelelahan dan batuk kering, beberapa juga mengalami gejala lain seperti pilek, dan sakit tenggorokan. Lansia atau orang yang berusia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit lain seperti jantung dan tekanan darah tinggi berpotensi lebih besar untuk mengalami gejala dan efek samping yang lebih berat ketika terinfeksi virus corona.
Gejala berat biasanya ditandai dengan gejala demam tinggi hingga kesulitan bernapas sehingga tindakan medis yang diberikan harus lebih serius. Namun beberapa orang lainnya yang terinfeksi kemungkinan tidak merasakan gejala-gejala tersebut sehingga sulit untuk membedakan antara orang yang sehat dan yang sudah terinfeksi.
Baca juga: Yuk, Mengenal Istilah-istilah Ini untuk Lebih Memahami Virus Corona
Melihat fakta terbaru tersebut, kita wajib meningkatkan kewaspadaan diri dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat terutama di masa new normal saat ini ketika jumlah masyarakat yang sudah kembali beraktivitas bertambah lebih banyak. Direktur Regional World Health Organization (WHO), Dr. Hans Henri P Kluge, menegaskan beberapa hal berikut ini untuk beradaptasi di masa new normal:
- Kesehatan masyarakat dan kapasitas pelayanan kesehatan bisa mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan melakukan karantina
- Mengurangi risiko wabah dengan pengaturan ketat tempat yang berisiko tinggi seperti kediaman para lanjut usia, fasilitas kesehatan mental, dan pemukiman padat penduduk
- Menetapkan pencegahan di tempat kerja, seperti mengatur jarak fisik, fasilitas mencuci tangan, dan etika bernapas
- Dapat mengendalikan risiko penyebaran dari kasus impor
- Masyarakat berperan dan terlibat dalam transisi new normal
Baca juga: Banyak Mitos tentang Pandemi Virus Corona, Cek Dahulu 6 Fakta Penting Ini
Agar kebijakan pelonggaran tidak berujung ke gelombang kedua mengganasnya virus corona, mari bersama mengikuti anjuran WHO dan pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan berikut:
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara berkala terutama setelah menyentuh benda-benda di sekitar kita.
- Menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah terutama di area publik dan transportasi umum
- Menjaga jarak fisik dengan orang lain minimal 1,8 – 2 meter terutama di ruang tertutup.
- Hindari tempat-tempat yang ramai atau tertutup yang memiliki ventilasi udara yang tidak baik
- Pastikan sanitasi area sekitar kita dengan disinfektan secara berkala.