Jakarta, 06 Januari 2021 – Pandemi COVID-19 membuat semua orang mengalami ketidakpastian akan kondisi kesehatannya karena dapat menyerang siapa saja dengan gejala yang berbeda-beda. Risikonya pun semakin mengkhawatirkan dengan jumlah kumulatif positif COVID-19 di Indonesia yang sudah mencapai 779.548 kasus dan 23.109 pasien meninggal dunia menurut data dari Satgas Penanganan COVID-19 per 5 Januari 2021.
Akan tetapi, tingginya risiko penyakit yang dapat menyebabkan kematian bukanlah satu-satunya kekhawatiran bagi banyak orang di tengah-tengah pandemi ini. Besarnya biaya pengobatan seperti perawatan intensif yang harus dijalani, kamar inap, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya yang membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi pun menjadi beban pikiran.
Berdasarkan survei di sembilan provinsi di Indonesia, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menggambarkan bahwa rata-rata biaya perawatan seorang pasien COVID-19 bisa mencapai Rp 184 juta untuk waktu perawatan rata-rata 16 hari dan paling tinggi bisa mencapai Rp 446 juta. Kisaran biaya tersebut tentunya juga tergantung dari kondisi pasien, tingkat keseriusannya serta penanganan medis yang diperlukan.
Kendati demikian, perawatan pasien COVID-19 memang ditanggung oleh pemerintah melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Namun, bahaya dan ketidakpastian situasi selama pandemi ini, ditambah dengan dampaknya terhadap ekonomi, mengharuskan setiap orang untuk memiliki persiapan lebih guna melindungi dirinya sendiri maupun keluarganya, salah satunya adalah dengan memilki perlindungan asuransi. Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini pernah mengemukakan bahwa asuransi menjadi salah satu hal yang perlu dimiliki selama pandemi mengingat ekonomi yang berada dalam ketidakpastian.
Namun, banyak orang beranggapan bahwa dirinya betul-betul aman dari penularan virus Corona selama tidak berdekatan dengan orang yang sedang sakit atau merasa dirinya jauh dari penyakit karena masih berusia muda. Memang benar, tidak ada satu orang pun yang ingin jatuh sakit. Akan tetapi, penyakit bisa datang kapan saja dan seringkali tanpa diduga-duga. Memiliki asuransi akan sangat meringankan biaya pengobatan, terlebih lagi di masa sensitif seperti sekarang ini.
Belum lama ini, kabar seputar penularan COVID-19 pun menimpa seorang sosok pelari sekaligus Co-Founder Komunitas Pelari IndoRunners Yasha Chatab, yang setelah mengalami demam selama seminggu berturut-turut akhirnya dinyatakan positif pada September lalu. Awalnya, ia mencoba untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Namun, keesokan harinya kondisi tubuhnya semakin melemah dan saturasi oksigennya pun mulai menurun. Oleh sebab itu, ia segera dilarikan ke rumah sakit dan sesampainya di sana langsung dibantu bernafas menggunakan selang oksigen.
“Semua terjadi dengan cepat. Bahkan saat itu saya belum sempat betul-betul memproses, kok saya bisa kena, ya? Padahal, saya sudah berusaha menjaga diri dengan melakukan olahraga di rumah sejak PSBB, selalu menggunakan masker dan menjaga higenitas, tidak memiliki riwayat penyakit penyerta, tidak melakukan kegiatan di keramaian atau kumpul-kumpul, dan mobilitas harian pun saya lakukan dengan menggunakan mobil pribadi,” ujarnya.
Hal ini mengingatkan kita bahwa COVID-19 tidak pandang bulu. Bahkan pelari maupun olahragawan muda dengan kondisi fisik yang segar bugar dan selalu menjaga protokol kesehatan pun tidak luput dari risikonya.
“Sebelum dirawat, saya perlu menjalankan serangkaian tes dan penanganan medis seperti rontgen, perawatan di UGD, mengonsumsi obat-obatan serta vitamin, dan seterusnya. Jadi, dari awal sudah ada biaya-biaya yang dikeluarkan,” tambahnya. “Kemudian saya dirawat inap selama 17 hari, dengan total biaya termasuk kamar, penanganan medis, obat-obatan dan sebagainya yang mencapai Rp 232 juta. Angka yang sangat mengejutkan!”
“Saya beruntung sekali memiliki agen asuransi dari Allianz yang cekatan dan sabar membantu saya, mulai dari mengisi dokumen administrasi, menjelaskan manfaat perlindungan asuransi yang saya punya, hingga mengurus klaim. Alhasil, seluruh biaya pengobatan saya dari awal hingga akhir ditanggung sepenuhnya oleh asuransi kesehatan Allianz yang saya miliki. Ini betul-betul membuktikan betapa besar manfaat perlindungan asuransi di kala pandemi. Boleh takut sama virusnya, tapi biaya pengobatannya juga sangat menakutkan, lho. Saat ini saya fokus pada kondisi fisik tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan karena semua biayanya ditanggung,” jelas Yasha.
Bayangkan apabila biaya sebesar itu harus ditanggung sendiri di tengah kondisi ekonomi seperti sekarang ini. Masalah keuangan justru bisa berujung pada semakin menurunnya kondisi kesehatan seseorang.