Semarang, 14 April 2021 – Satu tahun berlalu sejak kasus COVID-19 pertama di Indonesia, jumlah angka pengangguran meningkat 2,67 juta orang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur di akhir 2020 menjadi sebesar 9,77 juta orang. Hampir 4 juta di antaranya merupakan pemuda berumur 15-24 tahun. Analisis dari International Labour Organisation menyebut setidaknya 1 dari 6 anak muda kehilangan pekerjaan karena gempuran virus corona. Untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, para remaja harus diberi penguatan dan dukungan untuk mengembangkan potensinya agar dapat bersaing lebih unggul dan membangun kembali perekonomian pasca COVID-19.
Namun dalam kondisi sulit ini, anak dan remaja yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua merasakan kesulitan untuk bisa mengakses fasilitas pembelajaran dan pengembangan diri, terutama hanya bisa dilakukan jarak jauh. Anak dan remaja yang tidak mendapatkan pengasuhan orang tua cenderung terdampak lebih parah ketika terjadi bencana, termasuk pandemi Covid-19. Oleh karena itu, mereka membutuhkan perhatian lebih saat ini.
SOS Children’s Villages Indonesia sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada pengasuhan alternatif dan penguatan keluarga rentan, memiliki komitmen untuk aktif menyuarakan pemenuhan hak anak. Salah satunya adalah mempersiapkan remaja menuju kemandirian. Selama 48 tahun SOS Children’s Villages memastikan anak-anak yang diasuh dan didampingi mendapatkan pendidikan dan peningkatan kapasitas yang mereka butuhkan, tak terkecuali di tengah kondisi pandemi ini. Totalnya ada 940 anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua diasuh di 8 lokasi SOS Children’s Villages di Indonesia. Selain itu, SOS juga memiliki program penguatan keluarga bagi keluarga rentan di 10 lokasi Indonesia. Dari ribuan keluarga yang didampingi, SOS juga memastikan 6326 anak yang berisiko kehilangan pengasuhan mendapatkan pemenuhan atas hak-hak mereka.