Semarang, 8 September 2020 – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran per Februari 2020 adalah sekitar 6,88 juta penduduk Indonesia[1]. Jumlah ini naik 60 ribu orang dibandingkan Februari 2019, dengan perbandingan tahun per tahun. Keadaan ini kemudian diperparah oleh dampak pandemi COVID-19. Analisis dari International Labour Organisation menyebut setidaknya 1 dari 6 anak muda kehilangan pekerjaan karena dampak dari Covid-19 di seluruh dunia[2]. Imbas dari virus ini tentu tidak hanya kita rasakan pada masa sekarang, tapi dampaknya dapat dirasakan sampai beberapa tahun ke depan. Untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, anak-anak muda harus diberi penguatan dan dukungan dalam mengembangkan potensinya agar dapat membangun kembali perekonomian pasca COVID-19.
Sampai dengan 2 September 2020, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan 177.571 kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19. Bisnis di berbagai sektor di negara ini telah terpukul keras ketika pandemi Covid-19 mendatangkan malapetaka pada kegiatan ekonomi nasional. Para pekerja dengan upah rendah kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan mereka, bahkan tidak sedikit yang saat ini sudah dirumahkan. Menteri perekomian Republik Indonesia, Airlangga menyebutkan ada setidaknya 3 juta pekerja yang terdampak Corona, baik yang terkena PHK ataupun dirumahkan tanpa digaji[3]. Dampak yang lebih jauh, tidak sedikit negara yang melaporkan terjadinya resesi ekonomi. Indikator resesi bisa dilihat dari penurunan pada Produk Domestik Bruto (PDB), merosotnya pendapatan riil, jumlah lapangan kerja, penjualan ritel, dan terpuruknya industri manufaktur. Penurunan ekonomi yang terjadi signifikan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dapat mengakibatkan resesi.
“Keadaan saat ini sangat mempengaruhi lapangan pekerjaan dan jumlah pengangguran, terutama untuk anak muda yang baru mau melangkahkan kaki ke dunia kerja. Pilihan lapangan kerja yang masih bertahan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya, dengan jumlah angkatan kerja yang lebih banyak. Siapapun harus memiliki ketrampilan khusus untuk bisa terpilih dan mendapatkan pekerjaan. Untuk itu, pemerintah selalu berusaha mencari jalan agar masyarakat dapat memiliki ketrampilan yang baik agar mampu diterima di sebuah pekerjaan. Dan apa yang dilakukan oleh SOS Children’s Villages bersama Allianz Indonesia sangat baik, yaitu memperkuat generasi muda bangsa Indonesia,” ujar Harry Hikmat, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia.