Jakarta, 14 Desember 2020 – Masa pandemi Covid-19 memberikan tantangan baru pada berbagai industri, karena banyak sekali perubahan dan penyesuaian tata cara yang harus dilakukan. Tidak dapat dipungkiri, industri asuransi juga mengalami tantangan tersebut. Salah satu tantangannya adalah bagaimana para pelaku industri asuransi tetap dapat memberikan perlindungan dan layanan asuransi terbaik, yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia. Di sisi lain, media massa sebagai corong informasi untuk masyarakat, juga menghadapi tantangan di masa pandemi untuk tetap dapat menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya.
Oleh karena itu, sinergi antara para pelaku industri asuransi dan media massa diperlukan agar dapat memberikan edukasi dan informasi yang tepat mengenai perlindungan asuransi kepada masyarakat.
Allianz Indonesia menggelar Virtual Media Discussion dengan tema “How Insurance & Media Face COVID-19 Challenges” dengan menghadirkan Karin Zulkarnaen, Direktur Allianz Life Indonesia, Poltak Hotradero, Peneliti Senior & Ekonom di Bursa Efek Indonesia, dan Alfito Deannova Gintings, Pemimpin Redaksi Detik.com. Dalam acara ini, para pembicara mengulas mengenai situasi ekonomi dan perkembangan industri asuransi, tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi dan beragam inisiatif yang telah dilakukan selama masa pandemi, juga mengenai tantangan dan gambaran mengenai tren media massa ke depannya.
“Seiring dengan upaya pemulihan perekonomian, fokus pemerintah tetap ada pada aspek kesehatan, sosial dan juga ekonomi. Masa pandemi mempercepat perubahan banyak hal, seperti perilaku konsumen yang mementingkan experience dan peningkatan penggunaan teknologi digital. Di sisi industri asuransi, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan tingginya tingkat adaptasi penggunaan platform digital, menjadikan para pelaku industri asuransi harus semakin memahami apa yang menjadi kebutuhan nasabahnya, berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, kemudian juga terbuka terhadap perkembangan teknologi dan platform digital,” kata Poltak Hotradero, Peneliti Senior & Ekonom di Bursa Efek Indonesia.