Namun, sangat dimengerti bahwa banyak orang yang memang menantikan momen diskon belanja online untuk mendapatkan barang-barang impian. Ada beberapa tips sederhana yang disampaikan oleh Meta Lakhsmi Permata Dewi, Head of Investment Communication & Fund Development, Allianz Life Indonesia untuk membantu para pelanggan agar cerdas dalam berburu diskon online, sebagai berikut:
1) Buatlah daftar barang yang paling diinginkan
Banyak orang yang berburu diskon tanpa mengetahui dengan jelas barang seperti apa yang diinginkan atau dibutuhkan. Alhasil, banyak yang membeli barang secara acak, yang pada akhirnya barang tersebut pun tidak digunakan dan menumpuk di rumah.
2) Do your research
Pelajari diskon dan ketentuan berlaku yang ditawarkan, waktu yang tepat, dan platform atau toko online mana saja yang memberikan penawaran-penawaran terbaik. Proses hunting ini akan berguna sekali untuk mendapatkan barang yang diinginkan, sekaligus tetap menjaga pengeluaran. Jangan sampai “lapar mata” dan tidak bijak ketika belanja online.
3) Manfaatkan kupon dan kode promo yang tersedia
Strategi ini bisa diandalkan untuk mengontrol bujet belanja online. Kumpulkan dahulu semua kupon belanja dan kode promo yang ada selain dari penawaran diskon yang sudah tersedia, dan sebisa mungkin gunakan untuk menambah potongan harga atau insentif. Namun, jangan lupa untuk mempelajari syarat dan ketentuan berlakunya karena tidak semua kupon dan kode promo bisa digunakan apabila sudah ada diskon yang tersedia.
4) Selektif dan tahan godaan
Mungkin ini adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi perlu dilatih agar tetap bisa belanja online secara efektif tanpa menyesal di kemudian hari. Kita juga harus bisa membedakan apa yang betul-betul menjadi kebutuhan kita dan mana yang sekedar keinginan saja. Setiap kali mendapatkan barang yang diinginkan, coretlah dari daftar belanja dan jangan melihat-lihat barang lainnya yang tidak dibutuhkan untuk menghindari sifat impulsif.
“Hal lainnya yang sangat perlu diperhatikan ketika belanja online adalah latte factor, yakni pengeluaran-pengeluaran receh yang apabila dikumpulkan jumlahnya bisa menjadi cukup besar. Banyak orang yang tidak memperhitungkan ini, yang ujung-ujungnya dapat menguras dompet dan menghabiskan bujet belanja,” jelas Meta.
Beberapa pengeluaran yang termasuk dalam kategori latte factor seperti biaya transfer antar bank; biaya administrasi bank dan kartu kredit; biaya top-up dompet digital; ongkos kirim; dan seterusnya.