Menurut data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) total sampah di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 68,5 juta ton, tercatat sampah yang paling mendominasi adalah sisa makanan (orgnanik), plastik dan kertas. Hal tersebut justru sangat memprihatinkan. Masalah sampah bukan hanya menjadi tugas pemerintah, kita sebagai masyarakat harus turut membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah. Salah satu langkah kecil yang dapat berdampak besar adalah dengan memisahkan sampah organik dan non-organik secara mandiri di rumah.
Dengan memisahkan sampah organik dan non-organik kita dapat menyetorkan sampah di lokasi terdekat. Sudah banyak waste station yang disediakan oleh beberapa perusahaan dan pemerintah yang dapat membantu menangani permasalahan sampah non-organik. Lalu bagaimana dengan sampah organik?
Sampah organik dapat diolah menjadi berbagai macam olah seperti pupuk, biogas, pakan ternak dan eco enzyme, apabila dikelola dengan baik bisa menjadi nilai ekonomis salah satu nya Eco enzyme. Eco enzyme adalah hasil fermentasi limbah dari sampah organik sisa makanan (buah & sayur) yang memiliki banyak manfaat untuk alam dan manusia seperti :
- Pupuk alami
- Cairan antiseptik
- Sabun cuci piring
- dst
Melihat peluang tersebut Yayasan Allianz Peduli melalui CSR memberikan edukasi bagaimana mengolah sampah organik khusunya limbah rumah tangga. Allianz berkolaborasi dengan guru dan komite di SDN 07 Pulogadung yang juga sebagai Adiwiyata ditingkat Jakarta Timur memberikan workshop kepada ibu-ibu di wilayah Cilandak dan Pondok Labu. Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada bulan Maret lalu berlokasi di RPTRA Bahari dan RPTRA Pinang Pola dan pada tanggal 18 dan 22 Juni 2023 hasil proses pembuatan eco enzyme sudah dapat di panen berhasil terkumpul sebanyak 50L cairan eco enzyme. Kegiatan tersebut melibatkan 74 peserta, 19 karyawan Allianz, dan perwakilan kelurahan Gandaria Selatan.