Self-reward adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Misalnya, setelah kamu baru memiliki pencapaian atau menuntaskan minggu yang super sibuk, kamu mengapresiasi dirimu dengan memanjakan diri di akhir pekan.
Banyak orang yang menyepelekan atau tidak menganggap penting self-reward. Biasanya, mereka yang memiliki intensitas kerja yang padat, menganggap self-reward sebagai sesuatu yang egois, melenakan, dan mengganggu produktivitas.
Padahal, self-reward baik untuk kesehatan mental. Menurut penelitian dari beberapa sumber, orang yang memberikan self-reward justu lebih termotivasi untuk mencapai target lain. Rasa senang ketika mendapatkan self-reward mendorong diri untuk lebih semangat lagi dalam bekerja.
Ketika kamu terus bekerja tanpa memberikan apresiasi terhadap diri sendiri, kamu akan cenderung merasa burn out. Burn out adalah stres kronik yang ditandai dengan lelah fisik dan mental, serta bad mood yang bisa menganggu produktivitas. Self-reward adalah penawar bagi stres, sehingga kesehatan mental tetap terjaga.
Baca juga: Berikan Ketenangan untuk Ibu dengan Perlindungan Terlengkap Bagi Keluarga
Kapan memberikan self-reward?
Berikan self-reward kapan pun kamu meraih pencapaian. Namun, kamu bisa tetap memberikan self-reward saat berada dalam proses mencapai impian, atau bahkan ketika mengalami kegagalan. Dengan demikian, kamu kembali bersemangat mencapai impian di kemudian hari.
Perbedaan self-reward dan boros
Ada beragam bentuk self-reward, salah satunya adalah me time, seperti maraton, nonton film, membaca buku, berendam, atau karoke. Ada juga yang menghadiahi dirinya dengan makan di restoran, spa di salon, belanja online, atau staycation yang tentunya membutuhkan biaya. Inilah yang terkadang sering menjadi pembenaran dari kebiasaan boros.
Self-reward atau justru pemborosan? Kenali dulu perbedaannya:
1. Sesuai kemampuan
Jika alasanmu beli HP baru adalah karena berhasil mendapatkan bonus dari kantor, pastikan jika pengeluaran tersebut sesuai dengan kemampuan. Dalam artian, kamu sudah mengalokasikan untuk investasi, dana darurat, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan kebutuhan lebih mendesak lainnya.
2. Tidak sampai rela berutang
Self-reward penting, tapi bukan kebutuhan utama. Jadi, tidak perlu sampai berutang atau mengambil cicilan berbulan-bulan. Supaya tidak jadi pemborosan, buat alokasi budget tersendiri. Jika benda yang kamu inginkan harganya mahal, menabunglah, lalu beli ketika kamu benar-benar berhak mendapatkannya.
3. Bukan berarti kalap
Pasti puas rasanya bisa membeli barang yang diinginkan, apalagi membelinya dalam rangka merayakan keberhasilan. Tapi, coba tanya pada diri sendiri, apakah benar-benar butuh?
Menghargai kerja keras diri sendiri memang penting, tapi menahan diri untuk tidak menghamburkan uang lebih penting lagi. Jangan karena lapar mata, kebutuhan lain yang lebih mendesak jadi terabaikan.
4. Untuk membahagiakan diri, bukan memenuhi gengsi
Tujuan dari self-reward adalah membahagiakan diri, bukan memenuhi gengsi. Jadi, hindari apabila selama ini self-reward berupa staycation setiap bulan demi bisa update di media sosial, karena hal ini namanya pemborosan.
Baca juga: Omicron Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Tips Mencegahnya
Tips menahan perilaku boros berkedok self-reward
Self-reward adalah hadiah untuk dirimu karena telah melewati berbagai tekanan. Namun, jangan sampai sesuatu yang positif ini bikin mood jadi negatif karena membuat gaji jadi minus.
Oleh karena itu, untuk bisa tetap mengapresiasi diri tanpa menjadi boros, kamu perlu menerapkan langkah berikut:
1. Buat budget
Supaya tidak selalu menjadi pembenaran dari kebiasaan boros, buat budget khusus untuk self-reward. Jika budget bulan ini sudah habis, tunggu momen berikutnya.
2. Bikin daftar self-reward tanpa biaya
Ada banyak self-reward yang bisa dilakukan dengan biaya minim atau bahkan tanpa biaya. Misalnya menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah, spa di rumah, mencoba gaya rambut model baru, menulis jurnal, bermain game, menonton film dan lain sebagainya.
Ketika semangatmu sudah meningkat kembali, energi positif ini dapat mudah menular ke orang lain. Jadi, self-reward tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga orang di sekitarmu.
Namun, tetap ingat batasan dan kemampuan, agar self-reward tidak menjadi kedok dari perilaku boros.
Baca juga: #YUKPAHAMI Hal-Hal Ini Agar Polis Asuransi Kamu Tetap Aktif
Semoga kini kamu semakin paham perbedaan antara self-reward dan boros, agar bisa terhindar dari pengeluaran yang besar dengan alih-alih ingin menghadiahi diri sendiri. Jangan lupa untuk penuhi kebutuhan mendasar terlebih dahulu, seperti membayar premi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, sebelum membeli hadiah untuk self-reward.