Memberikan pendidikan yang terbaik bagi si buah hati adalah keinginan semua orang tua. Untuk mencapai hal ini, maka orang tua perlu mempersiapkan dana pendidikan sejak anak lahir. Alasan orang tua menyiapkan finansial untuk pendidikan anak ialah karena uang sekolah terbilang mahal dan senantiasa naik setiap tahun.
Dengan mempersiapkan dana pendidikan, maka keinginanmu sebagai orang tua menyekolahkan anak di sekolah atau perguruan tinggi yang diinginkan bisa tercapai. Dana yang perlu kamu sisihkan setiap bulan juga akan semakin ringan jika waktu persiapannya cukup panjang.
Apakah kamu sedang berencana mempersiapkan dana pendidikan anak? Jika ya, ada dua produk finansial yang kerap digunakan orang dalam mengumpulkan dana pendidikan, yakni asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan. Masing-masing produk ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Lantas, apa saja perbedaannya? Simak ulasan berikut.
Tabungan pendidikan
1. Merupakan produk tabungan
Sesuai dengan namanya, tabungan pendidikan merupakan produk tabungan berjangka yang diterbitkan oleh bank.
2. Jangka waktu lebih pendek, untuk jangka waktu 2-5 tahun
Tabungan berjangka pendidikan ini bisa dicairkan dalam jangka waktu yang relative pendek, sekitar dua tahun hingga lima tahun. Artinya, nasabah tidak bisa mengambil dana ini sebelum jangka waktu tersebut berakhir.
3. Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Seperti layaknya produk tabungan, maka dana nasabah pada tabungan pendidikan juga dijamin oleh LPS. Maka, jika terjadi suatu hal pada bank tempat kamu menabung, seperti misalnya gulung tikar, maka tabungan kamu tetap aman dan akan dikembalikan oleh LPS.
4. Risiko rendah
Selain itu, tabungan pendidikan memiliki risiko yang relatif rendah karena tanggung jawab pengembangan dana ada pada pihak bank. Sebagai nasabah, kamu hanya bisa mengecek pengembangan dana di rekening secara berkala.
5. Bunga sekitar 3%-6%
Dampak dari risiko yang rendah tadi, maka imbal hasil yang ditawarkan oleh tabungan pendidikan juga relatif rendah. Tabungan pendidikan umumnya menawarkan bunga berkisar 3% hingga 6% per tahun.
6. Ada manfaat asuransi jiwa
Uniknya, tabungan pendidikan memberikan proteksi asuransi jiwa. Hal ini berbeda dengan produk tabungan dan deposito perbankan umumnya. Dengan adanya manfaat asuransi jiwa, maka jika nasabah wafat, penerima manfaat akan memperoleh sejumlah tabungan beserta bunga yang tercantum dalam kontrak. Namun, jumlah proteksi asuransi jiwa pada tabungan pendidikan umumnya lebih rendah dari manfaat proteksi yang ditawarkan oleh asuransi pendidikan.
7. Cocok untuk dana pendidikan jangka pendek
Melihat karakteristik yang rendah risiko serta imbal hasil yang rendah, maka produk ini cocok untuk mempersiapkan dana pendidikan jangka waktu pendek mulai dari dua tahun hingga lima tahun. Misalnya, sebagasi persiapan anak masuk TK, SD, SMP, dan SMA.
Asuransi pendidikan
1. Biasanya berbentuk asuransi unit link dan asuransi jiwa dwiguna
Asuransi pendidikan umumnya berbentuk asuransi investasi atau unit link dan ada juga yang berbentuk asuransi jiwa dwiguna atau endowment. Selain memberikan proteksi, kedua asuransi ini sama-sama memberikan nilai tunai. Nilai tunai inilah yang bisa dicairkan pada saat nasabah masih hidup, untuk kemudian dipakai untuk dana pendidikan.
Perbedaannya asuransi unit link dan asuransi jiwa dwiguna sebagai asuransi pendidikan terletak pada pihak yang memilih produk investasi untuk pengembangan dana dan menanggung risikonya. Pada asuransi dwiguna, tanggung jawab memilih produk investasi dan mengelola dana investasi terletak pada perusahaan asuransi. Nasabah tidak mengetahui dananya ditempatkan di produk investasi apa saja. Itu sebabnya, imbal hasil yang ditawarkan oleh asuransi dwiguna lebih tinggi dari tabungan pendidikan, tetapi lebih rendah dari asuransi unit link.
Sementara pada asuransi unit link, nasabah memiliki keleluasaan memilih sendiri produk investasi yang akan dipakai untuk pengembangan dana. Artinya, risiko pengembangan dana diserahkan sepenuhnya pada nasabah. Itu sebabnya, imbal hasil unit link lebih tinggi ketimbang asuransi jiwa dwiguna dan tabungan pendidikan, namun risikonya juga paling tinggi.
2. Imbal hasil bisa lebih tinggi
Imbal hasil pada nilai tunai asuransi pendidikan berpotensi lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan pendidikan. Pada asuransi pendidikan unit link, bukan tidak mungkin nasabah memperoleh imbal hasil sampai 20% per tahun. Namun perlu diingat pula bahwa potensi untuk turun juga tinggi karena kinerja porsi reksadana pada unit link juga tergantung kinerja pasar saham pada umumnya.
3. Risiko lebih tinggi
Risiko pada asuransi pendidikan berbentuk unit link paling tinggi dibandingkan tabungan pendidikan dan asuransi jiwa dwiguna. Jika ternyata investasi mengalami kerugian, maka nasabah butuh waktu lebih lama untuk membayar premi agar nilai tunai yang ingin dicapai terbentuk.
Itu sebabnya, sebelum memilih produk investasi dalam asuransi pendidikan unit link, ada baiknya kamu mengenali profil risiko pribadi dan kinerja masing-masing produk investasi yang ditawarkan. Lalu, mengingat ini bukan produk tabungan, maka dana yang ditempatkan nasabah pada produk ini tidak ada yang menjamin seperti halnya pada produk tabungan.
4. Jangka waktu lebih panjang, bisa sampai 10 tahun atau lebih
Asuransi pendidikan biasanya menerapkan jangka waktu pencairan nilai tunai. Umumnya, jangka waktu pada asuransi pendidikan lebih lama dari tabungan pendidikan. Pada asuransi pendidikan, nasabah bisa mencairkan nilai tunai 10 tahun atau lebih.
5. Menawarkan manfaat asuransi jiwa dan asuransi kesehatan
Mengingat produk dasar asuransi pendidikan adalah asuransi, maka nasabah yang membeli produk ini juga bisa memperoleh berbagai proteksi mulai dari uang pertanggungan (UP) asuransi jiwa dan manfaat penggantian biaya kesehatan pada asuransi kesehatan. Jumlah manfaat proteksi yang diterima ditentukan dari kesanggupan nasabah membayar premi. Semakin besar premi yang dibayar, maka semakin banyak pula manfaat proteksi yang bisa diperoleh.
Namun, daya tarik yang paling popular dari asuransi pendidikan ialah manfaat asuransi jiwa yang memberikan jaminan jika nasabah tutup usia sebelum jangka waktu asuransi habis, maka keluarga akan dibebaskan dari kewajiban membayar premi dan polis asuransinya tetap aktif. Dengan begitu, penerima manfaat asuransi akan tetap dapat mencairkan nilai tunai saat jangka waktu yang ditentukan, sehingga anak tetap dapat meneruskan pendidikan ke jenjang dan institusi yang diinginkan, meski nasabah tutup usia sebelum jangka waktu habis.
6. Cocok untuk dana pendidikan jangka panjang, lebih dari 10 tahun
Imbal hasil pada asuransi pendidikan akan semakin optimal jika dana ditempatkan dalam jangka waktu yang panjang alias lebih dari 10 tahun. Ini agar pengembangan dana yang terbentuk bisa mengimbangi fluktuasi harga saham dalam jangka pendek. Jadi, boleh dikatakan asuransi pendidikan lebih cocok untuk mempersiapkan dana pendidikan anak kuliah S1 atau S2.
Sudah tahu perbedaan antara asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan. Mana yang lebih baik dipilih tergantung dari kebutuhan dan prioritas yang kamu miliki. Ayo, rencanakan masa depan si buah hati dengan persiapan finansial untuk pendidikannya kelak.