Pencatatan keuangan pribadi menjadi salah satu cara mengelola keuangan yang bisa membantu setiap orang mencapai tujuan keuangan secara terintegrasi dan terencana. Dalam mengelola keuangan, ada enam aspek pendekatan, yang dikenal juga sebagai piramida perencanaan keuangan. Keenam aspek itu antara lain pengelolaan arus kas, pengelolaan risiko, perencanaan investasi, perencanaan pajak, perencanaan pensiun, perencanaan transfer kekayaan, dan perencanaan pajak.
Di antara keenam aspek tersebut, pengelolaan arus kas atau cash flow management merupakan pondasi dasar yang ada di piramida perencanaan keuangan. Artinya, sebelum memproteksi keuangan, berinvestasi, merencanakan dana pensiun, dan aspek-aspek perencanaan keuangan lainnya, kamu pertama-tama perlu mengelola arus kas. Karena itu, kali ini kita akan membahas cara mudah membuat catatan keuangan pribadi, yang terdiri dari laporan arus kas dan laporan neraca.
Baca juga: Siapkan Dana Pensiun Dengan DPLK PPUKP
Catatan laporan arus kas
Ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan membuat laporan arus kas. Pertama, kamu bisa mengidentifikasi pemasukan dan pengeluaran rutin. Kedua, kamu bisa mengidentifikasi sumber-sumber pemasukan, baik yang rutin maupun yang tidak rutin. Ketiga, kamu bisa mengetahui jumlah arus kas bersih, yakni selisih antara pemasukan dan pengeluaran, yang bisa digunakan untuk tabungan dan investasi. Keempat, arus kas bersih ini bisa membantumu menyusun tujuan keuangan dan memberikan gambaran cara mencapai tujuan keuangan tersebut. Dan kelima, laporan arus kas bisa membantumu mengenali pola pengeluaran dan mengendalikannya. Berikut hal yang perlu kamu catat dalam laporan arus kas:
1. Arus kas masuk
Pos ini terdiri dari pendapatan utama atau gaji bulanan, serta pendapatan sampingan yang nilainya sudah dibuat rata-rata sebulan seperti pendapatan dari side job, bonus, tunjangan hari raya (THR), dividen saham, pendapatan bunga, dan lain-lain.
2. Arus kas keluar
Pos ini terdiri dari pengeluaran tetap seperti tabungan dan investasi, premi asuransi, cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), cicilan kredit kendaraan bermotor (KKB), cicilan kredit tanpa agunan (KTA), uang sekolah anak, langganan streaming, dan lain-lain. Selain itu, yang masuk pos ini juga ialah pengeluaran tidak tetap seperti tagihan listrik, biaya liburan, biaya rumah tangga, dan lain-lain.
3. Arus kas bersih
Pos arus kas bersih, atau net cash flow, merupakan selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar.
Dengan membuat catatan arus kas, seseorang diharapkan bisa mengendalikan pengeluaran agar tidak lebih besar daripada pemasukan. Lebih jauh lagi, seseorang diharapkan bisa memiliki arus kas bersih yang bisa digunakan untuk menambah dana darurat, tabungan, dan investasi. Besar dana darurat ialah enam kali pengeluaran bulanan. Sementara besar rasio tabungan atau saving ratio yang sehat ialah minimal 10% dari penghasilan. Dari catatan arus kas, seseorang pun diharapkan bisa mengendalikan debt service ratio atau rasio cicilan utang tahunan dibanding pendapatan tahunan sebesar maksimal 35%.
Baca juga: 7 Ciri Kamu dapat Mengelola Keuangan dengan Baik
Catatan neraca
Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik seseorang dengan melakukan pencatatan neraca. Pertama, catatan neraca bisa membantu seseorang mengetahui nilai kekayaan bersih dan utang yang dimiliki. Kedua, catatan neraca bisa menjadi sarana membantu menentukan tujuan keuangan. Dan yang ketiga, catatan neraca bisa membantu seseorang mengevaluasi posisi keuangannya.
Beberapa pos yang ada di catatan neraca antara lain:
1. Aset
Terdiri dari aset likuid (tabungan, deposito, rekening koran), aset investasi (saham, reksa dana, uang kripto, surat utang, dana pensiun), dan aset pribadi (rumah, mobil, koleksi seni, koleksi tas mahal).
2. Utang
Terdiri dari utang jangka pendek seperti utang kartu kredit dan KTA, serta utang jangka panjang seperti KKB, KPR, dan kredit investasi.
3. Nilai kekayaan bersih
Disebut juga net worth, merupakan selisih aset dikurangi total utang.
Dari catatan neraca di atas, seseorang diharapkan bisa mengendalikan utang dengan menjaga debt to asset ratio atau utang berbanding aset maksimal 50%. Di samping itu, catatan neraca juga bisa membantu seseorang mengendalikan liquid asset to net worth ratio atau rasio aset likuid berbanding kekayaan bersih sekitar 15%.
Baca juga: Pahami Konsep dan Prinsip-prinsip Asuransi agar Kamu Bisa Menikmati Manfaatnya
Di samping menyusun catatan keuangan pribadi, sebagai seseorang yang sudah bekerja dan memiliki tanggungan, jangan lupa lindungi dirimu dengan asuransi jiwa sebagai tanda cinta terbaik untuk keluarga. Dengan memiliki asuransi jiwa, maka kamu telah menyiapkan bekal untuk keluarga tercinta agar bisa mencapai tujuan keuangan, meski kamu sudah tidak mendampingi mereka.