Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan setidaknya sekali seumur hidup bagi yang mampu. Ibadah haji dilaksanakan setiap bulan Dzulhijjah dan rangkaiannya bertepatan dengan hari raya Idul Adha.
Namun pada tahun 2020, ibadah haji harus ditiadakan karena pandemi Covid-19 global belum berakhir. Jamaah haji yang seharusnya berangkat tahun ini, harus rela menunggu diberangkatkan tahun depan.
Berbicara mengenai jamaah haji, tahukah kamu jika 60 persen jamaah haji pada tahun 2019 merupakan lanjut usia atau orang berusia di atas 60 tahun? Padahal, jika memungkinkan, ibadah haji sangat disarankan dilakukan di usia muda. Hal ini karena ibadah haji adalah ibadah yang banyak menguras energi, sehingga fisik yang prima akan memudahkan melaksanakan rukun haji dengan lebih maksimal.
Contohnya adalah tawaf, yaitu mengelilingi Kabah sebanyak 7 kali. Belum lagi ditambah dengan Sa'i, yaitu berjalan kaki atau berlari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali, yang jarak tempuh terjauhnya bisa mencapai 10 km.
Selain itu, masa tunggu keberangkatan haji di Indonesia semakin lama. Rata-rata lama waiting list nasional saat ini mencapai 18 tahun. Setiap provinsi memilki lama antrean haji yang berbeda-beda.
Katakanlah jika masa tunggunya 20 tahun, kamu yang mendaftar haji di usia 30 tahun, baru bisa berangkat saat berusia 50 tahun. Inilah mengapa, lebih cepat mendaftar maka akan semakin baik.
Baca juga: #YUKPAHAMI Asuransi Jiwa Unit Link Syariah
Perbedaan ONH Biasa dan ONH Plus
ONH merupakan singkatan dari Ongkos Naik Haji. Terdapat dua jenis ONH, yaitu ONH biasa dan ONH plus. Perbedaan keduanya terletak pada penyelenggara, biaya, durasi pelaksanaan, dan fasilitas yang didapat selama di tanah suci.
ONH biasa biayanya lebih terjangkau yaitu mulai dari Rp 35 juta, diselenggarakan oleh pemerintah, dan harus melalui masa tunggu keberangkatan yang ditetapkan pemerintah. Sedangkan biaya ONH plus mulai dari Rp 150 juta, diselenggarakan oleh pihak swasta (tour and travel), dengan masa tunggu yang lebih singkat.
Fasilitas yang didapatkan jika berhaji dengan ONH plus tentunya berbeda dengan haji biasa. Jamaah ONH plus biasanya akan menginap di hotel yang lebih komplet fasilitasnya (hotel berbintang) dan lokasinya lebih dekat ke lokasi prosesi haji.
Selain itu, durasi haji biasa bisa mencapai 40 hari dihitung dari waktu keberangkatan sampai pulang ke tanah air, sedangkan durasi haji plus hanya 15-19 hari saja.
Simulasi Perhitungan Tabungan Haji
Meskipun saat ini kamu memiliki dana untuk membayar ONH secara penuh, kamu tidak bisa langsung berangkat di tahun yang sama. Untuk mendapatkan kuota, kamu harus melakukan setoran awal sebesar Rp 25 juta. Biaya haji yang dibayarkan kemudian disesuaikan dengan biaya yang berlaku ketika kamu berangkat.
Ini artinya biaya haji akan meningkat setiap tahunnya. Berikut merupakan simulasi perhitungan tabungan haji jika rencananya dilakukan 10 tahun mendatang.
Target naik haji |
10 tahun mendatang (120 bulan) |
ONH tahun ini |
Rp40.000.000 |
Pertambahan Biaya Haji (Kenaikan ONH diluar adanya inflasi) |
3% (per tahun) |
Inflasi tahunan |
7% (per tahun) |
Setoran awal tabungan haji |
Rp35.000.000,00 |
Bagi hasil tabungan |
3% (per tahun) |
Dari data di atas didapatkan perkiraan Ongkos Naik Haji 10 tahun mendatang sebesar Rp 94.746.452,18 dengan kebutuhan setoran bulanan Rp435.522 per bulan.
Baca juga: Selain Pahala, Ini 6 Manfaat dari Berbagi dengan Sesama
Tips Menabung Biaya Haji
Semakin menunda, semakin lama cita-cita menunaikan ibadah haji terwujud. Karena bukannya tidak mungkin, masa tunggu haji akan menjadi semakin lama karena semakin banyak peminatnya.
Mulai saat ini, kumpulkan niat untuk menabung biaya haji dengan tips berikut:
- Jadikan tujuan keuangan
Setiap mendapatkan gaji atau penghasilan, sisihkan dahulu untuk tabungan haji, sisanya baru untuk pengeluaran rutin. Dengan menyisihkan terlebih dahulu, kamu telah menjadikan menabung sebagai tujuan keuangan.
- Menabung Rp20 ribu per hari
Selain menyisihkan uang di awal bulan, cobalah konsisten menabung Rp20 ribu sehari. Dalam setahun, kamu sudah bisa mengumpulkan tabungan haji sebesar Rp7,2 juta lho!
- Membeli SUKUK
SUKUK merupakan salah satu jenis obligasi syariah. SUKUK adalah instrumen investasi pendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bagi hasil SUKUK bisa mencapai 8.05 persen per tahun.
SUKUK bisa dibeli mulai dari Rp1 juta saja. Membeli obligasi Syariah merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan jumlah tabungan haji.
- Membeli reksadana syariah
Investasi reksadana syariah dapat dilakukan dengan modal lebih minim, yaitu mulai dari Rp100 ribu saja. Sama seperti obligasi, reksadana syariah juga memiliki potensi return atau bagi hasil yang tinggi. Namun sebelum membeli, perhatikan jenis reksa dana syariah yang sesuai dengan profil risiko.
- Menabung dari penghasilan tambahan
Setiap mendapat penghasilan tambahan baik itu upah freelance, keuntungan penjualan, bonus, THR, atau sumber lain di luar pendapatan tetap, langsung alokasikan untuk tabungan haji.
- Membuka tabungan haji
Jika tabunganmu sudah terkumpul, langsung saja membuka tabungan haji di kementerian agama kabupaten/kota, atau bank untuk mengamankan kuota. Setelah mendapatkan kuota, bukan berarti menabung selesai sampai di sini. Justru kamu harus semakin giat menabung karena biaya haji akan meningkat setiap tahunnya.
Banyak orang yang baru berniat menunaikan ibadah haji dan baru berinisiatif menabung saat usianya sudah cukup dewasa, sehingga saat berangkat haji sudah berusia lanjut. Padahal seperti disebutkan di awal, berhaji akan lebih maksimal jika dilaksanakan sewaktu muda.
Memang, saat usia produktif, banyak orang merasa memiliki banyak kebutuhan yang lebih mendesak. Namun memiliki tabungan haji, tabungan pensiun, ataupun target keuangan lainnya, bisa diwujudkan jika sudah dijadikan prioritas utama dalam keuangan.