Pembelian rumah merupakan salah satu keputusan terbesar dalam hidup. Harga properti yang mahal membuat banyak anak muda mengesampingkan prioritas memiliki rumah sendiri. Ditambah lagi, banyaknya godaan gaya hidup seperti nongkrong di café, belanja online, wisata kuliner, staycation dan kebiasaan konsumtif membuat anak muda semakin sulit menabung.
Rumah berada di urutan terakhir dan tidak menjadi hal mendesak untuk diwujudkan. Prioritas kebanyakan anak muda saat ini adalah menikmati hidup dan mendapatkan pengalaman baru.
Namun yang pasti, harga properti terus melambung dari tahun ke tahun. Jika terus ditunda, bukannya tidak mungkin anak muda akan semakin sulit memiliki rumah.
Perlu atau tidaknya membeli rumah sebenarnya tergantung pada dirimu sendiri. Kamu perlu mempertimbangkan membeli rumah jika:
- Gaji cukup tapi cepat habis
Penghasilanmu cukup untuk membuatmu hidup nyaman, tapi sisa uang tidak jelas ke mana perginya? Saatnya untuk membuat tujuan keuangan yang besar, agar keuanganmu lebih terarah. Salah satunya adalah dengan membeli rumah.
Banyak anak muda yang sebenarnya berpenghasilan cukup, namun sama sekali tidak memiliki aset. Hal ini karena selama ini mereka tidak punya target yang ingin dicapai, sehingga tidak ada usaha untuk berhemat
.
Baca juga: 7 Ciri Kamu dapat Mengelola Keuangan dengan Baik
- Biaya ngontrak rumah lebih besar daripada cicilan KPR
Ngontrak terus kapan punya rumahnya? Coba kamu pikir-pikir, kalau selama ini biaya ngontrak lebih besar atau sama dengan cicilan KPR, sudah saatnya kamu mempertimbangkan untuk membeli rumah sendiri.
Hanya saja, biasanya hunian yang sesuai bujet adalah rumah-rumah yang letaknya di pinggiran kota. Untuk itu, kamu perlu menghitung dengan cermat biaya transportasi dan waktu tempuh dari rumah ke tempat kerja.
- Ingin punya rumah sendiri setelah berkeluarga
Di Indonesia, memiliki rumah dianggap sebagai simbol kemapanan dan bentuk tanggung jawab. Kalau kamu bercita-cita langsung menempati rumah sendiri setelah menikah, maka kamu perlu mempersiapkannya dari sekarang.
- Tidak investasi di manapun
Kalau selama ini kamu tidak punya tabungan, tidak punya produk investasi seperti saham, reksadana, atau obligasi, mungkin kamu perlu mempertimbangkan beli rumah. Memiliki cicilan setiap bulannya akan memaksamu lebih berhemat. Selain itu, cicilan rumah merupakan utang produktif, karena nilai properti akan meningkat setiap tahunnya.
Masih muda sudah punya rumah bukan cuma impian kok. Kamu bisa mewujudkannya dengan lima langkah berikut:
1. Bulatkan tekad dan tetapkan prioritas
Membeli rumah harus atas dasar perencanan yang matang karena nilai transaksinya yang cukup besar. Karena itu, niatmu jangan setengah-setengah.
2. Fokus mengumpulkan DP (Down Payment) atau uang muka
Ibarat seorang pelari marathon, maka checkpoint pertama adalah mengumpulkan DP. Semakin besar DP, maka semakin ringan cicilan. Untuk itu, kamu harus fokus mengumpulkan checkpoint pertama ini dan mengabaikan segala godaan yang bisa menghambatmu mencapai tujuan.
3. Masukkan tabungan DP rumah ke instrumen investasi
Jika sudah terkumpul, masukkan tabungan DP rumah ke instrumen investasi seperti reksadana atau saham agar nilainya semakin tumbuh. Menyimpannya dalam rekening biasa akan membuat nominalnya makin berkurang karena terpotong biaya admin bulanan.
4. Punya penghasilan tambahan
Bagi kamu yang penghasilannya pas-pasan untuk kebutuhan hidup, coba cari pemasukan lain. Baik itu dengan berdagang, menjadi drop shipper, atau pekerjaan sampingan sesuai minat dan keahlian. Saat ini, hobi pun dapat dikembangkan menjadi ladang bisnis. Hasil dari pemasukan tambahan inilah yang ditabung menjadi DP rumah.
5. Memangkas gaya hidup
Jangan ragu untuk menurunkan gaya hidup demi tujuan yang lebih besar. Misalnya kalau kamu hobi beli baju setiap bulan, kurangi kebiasaan ini jadi hanya tiga bukan sekali atau saat hari raya saja. Seperti poin pertama, tekad yang bulat dan prioritas yang jelas dapat membantu kamu merubah gaya hidup demi tujuan membeli rumah.
Dalam memilih properti, jangan lupa untuk rajin melakukan survei. Cek reputasi pengembang, spesifikasi bangunan, dan lingkungan sekitar.
Baca juga: Bagaimana Menghitung Premi Asuransi Properti?
Faktor lingkungan perlu diperhatikan, terutama jika kamu berencana untuk tinggal dalam jangka panjang. Pastikan rumahmu bukan di kawasan banjir. Memiliki akses yang bagus dan dekat dengan fasilitas umum merupakan nilai plus, karena nilai hunian biasanya akan mengalami peningkatan.
Usia muda bukan halangan untuk memiliki rumah. Jika kamu mulai menabung, bahkan sejak masih first jobber, di usia 30-an kamu sudah bisa memiliki rumah sendiri. Bangga bukan?