Ibu hamil sering kali mengalami sakit kepala yang membaik dengan sendirinya setelah beristirahat atau minum obat. Namun, ternyata, sakit kepala saat hamil juga bisa menandakan preeklampsia, yaitu peningkatan tekanan darah yang berbahaya.
Preeklampsia biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan dapat bertahan selambat-lambatnya 4-6 minggu paska persalinan. Ibu hamil yang terkena preeklampsia sangat berisiko mengalami kerusakan organ. Hal ini tentu juga berdampak pada kesehatan calon momongan ibu.
Namun, apakah sakit kepala saat hamil sudah pasti menandakan preeklampsia? Pada dasarnya, sakit kepala merupakan keluhan umum saat kehamilan sehingga sulit untuk mengetahui apakah keluhan tersebut merupakan gejala preeklampsia atau bukan. Akan tetapi, artikel ini bisa membantu ibu membedakan sakit kepala biasa dengan gejala preeklampsia.
Sakit Kepala saat Hamil, Apakah Pasti Gejala Preeklampsia?
Sakit kepala bisa terjadi pada ibu hamil di awal kehamilan dan akan membaik seiring berjalannya waktu. Pada dasarnya, keluhan hamil yang satu ini tidak berbahaya bagi ibu maupun calon bayi, tapi memang menimbulkan rasa tak nyaman dan mengganggu aktivitas.
Meski banyak yang mengaitkan sakit kepala saat hamil dengan preeklampsia, sebagian besar kasus sakit kepala saat hamil tidak merujuk ke arah sana. Keluhan ini bisa jadi berkaitan dengan perubahan pada tubuh ibu selama kehamilan.
Sakit kepala saat hamil biasanya muncul pada trimester pertama dan ketiga. Bahkan, pada minggu ke-9 kehamilan, terkadang rasa sakit tersebut akan terasa semakin parah. Kondisi ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya perubahan hormonal dalam tubuh.
Meskipun kebanyakan sakit kepala tidak berbahaya, perlu diingat bahwa ibu sebaiknya segera mengunjungi pusat pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau klinik jika rasa sakit tersebut tidak kunjung hilang dan disertai gejala lainnya.
Ibu dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ini hanyalah sakit kepala biasa atau justru merupakan tanda preeklampsia. Lantaran, preeklampsia yang tidak ditangani dengan baik dan serius dapat membahayakan jiwa ibu dan calon bayi.
Penyebab Sakit Kepala pada Ibu Hamil
Banyak bumil yang sudah tidak asing dengan rasa sakit kepala. Tak usah khawatir, sebab sebanyak 39% wanita yang tengah hamil dan telah melewati persalinan pasti menghadapi sakit kepala sementara maupun berkepanjangan.
Selain faktor hormonal, penyebab sering sakit kepala saat hamil biasanya berkaitan dengan gaya hidup sebagai berikut.
1. Kurang tidur
Kurang tidur bisa menjadi faktor utama munculnya sakit kepala saat hamil, sebab tubuh ibu akan kekurangan oksigen. Pada saat yang sama, karbondioksida dalam tubuh pun meningkat. Guna mengatasinya, ibu perlu banyak beristirahat ketika hamil.
2. Terlalu banyak mengonsumsi kafein
Penelitian mengatakan bahwa kafein dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah di otak. Perubahan aliran darah dalam otak inilah yang menyebabkan kepala ibu terasa sakit. Maka dari itu, sebaiknya ibu hamil mengurangi konsumsi kafein.
3. Dehidrasi
Saat tubuh kehilangan banyak cairan, otak akan berkontraksi sehingga tertarik menjauh dari tempurung kepala. Hal ini menimbulkan tekanan pada saraf sehingga kepala terasa sakit. Untuk itu, ibu hamil sebaiknya mulai memperbanyak konsumsi air agar terhindar dari dehidrasi.
4. Stres
Siapa pun tentu merasakan sakit kepala ketika stres, tak terkecuali ibu hamil. Stres pada ibu hamil bisa dipicu oleh banyak faktor, seperti perubahan hormonal, kegiatan yang padat, dan pikiran negatif tentang kelahiran. Maka dari itu, ibu hamil memerlukan pengelolaan stres yang baik serta istirahat yang cukup.
Jika sakit kepala saat hamil tersebut sudah mengganggu aktivitas, sebaiknya segera kunjungi pusat pelayanan kesehatan untuk mengetahui penyebab pasti dan seberapa serius rasa sakit yang bumil alami.
Kapan Ibu Sebaiknya Pergi ke Pusat Pelayanan Kesehatan?
Berikut ini merupakan jenis sakit kepala yang bisa ibu konsultasikan ke petugas kesehatan:
- Sakit kepala tegang, yaitu jenis sakit kepala yang paling umum terjadi pada wanita hamil. Bumil akan merasa seakan seseorang tengah meremas kepalanya dengan sangat kuat. Biasanya, rasa sakit ini juga menjalar ke bahu dan leher.
- Migrain, yaitu jenis sakit kepala yang terjadi pada salah satu sisi kepala. Bagi sebagian wanita, migrain akan memburuk selama bulan pertama kehamilan dan membaik di akhir kehamilan.
- Sakit kepala cluster, yaitu sakit kepala di sekitar area mata atau pelipis dan muncul pada waktu yang sama setiap harinya. Meskipun jenis sakit kepala ini jarang terjadi selama kehamilan, kedatangannya akan membuat bumil jadi tidak nyaman.
Biasanya, ibu hamil lebih sering sakit kepala saat trimester pertama dan ketiga. Selain karena perubahan hormonal dan kesalahan gaya hidup, perlu bumil ketahui bahwa sakit kepala tersebut bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau preeklampsia.
Berbagai Gejala Preeklampsia yang Perlu Diketahui Bumil
Preeklampsia merupakan komplikasi serius yang menyerang wanita pada pertengahan kehamilannya. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, pembengkakan pada beberapa area tubuh, sakit kepala berat, dan penglihatan kabur.
Meskipun preeklampsia biasanya hilang setelah melahirkan, kondisi ini tetap perlu ditangani dengan serius oleh petugas kesehatan ahli. Lantaran, preeklampsia bisa mengurangi pasokan darah ke plasenta yang akan menyebabkan masalah baru pada ibu dan janin.
Umumnya, ibu yang mengalami preeklampsia tidak merasakan gejala apa pun di awal kemunculannya. Kebanyakan dari mereka akan menganggap preeklampsia sebagai sakit kepala biasa.
Akan tetapi, bumil perlu mengetahui gejala ringan dari preeklampsia di bawah ini untuk mengurangi risiko buruk pada ibu dan bayi di masa depan.
- Sakit kepala tak kunjung hilang saat hamil.
- Penglihatan kabur.
- Munculnya bintik-bintik gelap pada penglihatan.
- Sakit di bagian kanan perut.
- Tangan dan wajah membengkak.
- Sesak napas.
Sementara itu, di bawah ini merupakan gejala preeklampsia berat yang memerlukan penanganan petugas kesehatan:
- Hipertensi (tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih tinggi).
- Penurunan fungsi ginjal atau hati.
- Adanya cairan pada paru-paru.
- Rendahnya kadar trombosit dalam darah.
- Produksi urine berkurang.
Jika ibu mengalami preeklampsia berat, petugas kesehatan akan merekomendasikan perawatan di pusat pelayanan kesehatan yang lebih lengkap untuk memantau kondisi ini lebih lanjut. Ini penting karena preeklampsia yang tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kelahiran prematur dan komplikasi pada ibu dan bayi.
Sering sakit kepala saat hamil sebetulnya tidaklah berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, bumil juga perlu waspada terhadap kondisi ini, terutama jika disertai gejala-gejala tertentu. Pasalnya, sakit kepala yang tak kunjung hilang saat hamil juga bisa menandakan preeklampsia.
Sources:
Headaches in pregnancy. (2020). Retrieved 2 November 2022, from
https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/headaches/
Preeclampsia: Symptoms, Causes, Treatments & Prevention. (2022). Retrieved 2 November 2022, from
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17952-preeclampsia
Preeclampsia - Symptoms and causes. (2022). Retrieved 2 November 2022, from
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745
Headaches during pregnancy. (2022). Retrieved 2 November 2022, from
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/headaches-during-pregnancy