8 Juli 2024 | Allianz Indonesia
GERD memberi tantangan tersendiri bagi penderitanya yang ingin mencoba berdiet. Bukan berarti tidak mungkin, berikut langkah yang harus diperhatikan sebelum mencoba diet.
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah penyakit pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. GERD dapat menyebabkan gejala seperti mulas, heartburn (nyeri dada), dan kesulitan menelan. Apakah penderita GERD bisa diet? Jawabannya, diet yang tepat dapat membantu mengelola gejala GERD dan mencegah komplikasi. Simak artikel ini untuk mengetahui beberapa tips yang bisa kamu ikuti jika kamu menderita GERD dan tetap ingin menjalani diet dengan aman dan tepat.
Atur Pola Makan
Untuk mencegah naiknya asam lambung, kamu dapat menerapkan small frequent feeding alias mengonsumsi makanan dengan porsi yang kecil, tetapi sering. Kamu dapat mencoba mengonsumsi makanan 5–6 kali sehari dengan porsi kecil. Sebisa mungkin jangan melewatkan makan karena dapat meningkatkan produksi asam lambung. Untuk malam hari, pastikan kamu memberi jeda minimal 3 jam antara makan malam dan waktu tidur.
Satu langkah lainnya adalah mengunyah makanan dengan baik sebelum ditelan. Langkah ini berguna untuk membantu pencernaan. Mengapa? Karena semakin lama kamu mengunyah, semakin banyak air liur yang tercampur makanan sehingga dapat menetralisir asam lambung. Dengan begitu, kerja lambung menjadi lebih ringan.
Memilih Makanan yang Tepat
Setelah mengatur pola makan, kamu perlu memilih makanan yang tepat. Konsumsilah makanan berserat tinggi untuk memperlancar pencernaan dan memperburuk gejala GERD. Kamu bisa memilih buah-buahan seperti apel, pisang, melon, dan pepaya; sayuran seperti brokoli, wortel, bayam, kacang panjang; biji-bijian seperti oatmeal, roti gandum utuh, dan nasi merah; serta kacang-kacangan seperti almond, kacang tanah dan kacang merah. Selain itu, pilih makanan rendah lemak, karena lemak tinggi dapat mengendurkan katup esofagus, sehingga asam lambung jadi lebih mudah naik.
Hindari makanan yang dapat memicu GERD yaitu:
- Makanan pedas
- Makanan asam
- Makanan berlemak tinggi
- Minuman berkarbonasi
- Kafein
- Alkohol
Kebiasaan Lain
Ingat-ingat kebiasaan ini: setelah makan, hindari untuk langsung berbaring atau tidur. Tunggu minimal 2 hingga 3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur. Langsung berbaring dapat memicu asam lambung naik dan jika terjadi terus-menerus dapat memperburuk kondisi penderita asam lambung.
Satu hal lain yang tidak kalah penting adalah mengelola stres. Tahukah kamu jika stres dapat memperburuk gejala GERD? Stres dapat menyebabkan perubahan hormon dalam tubuh, yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung. Stres juga dapat membuat tubuh memproduksi hormon yang memperlambat pencernaan. Akibatnya, makanan bertahan lebih lama di perut dan asam lambung memiliki lebih banyak waktu untuk naik ke kerongkongan. Stres dan kecemasan juga dapat memengaruhi tekanan pada katup kerongkongan bawah, yang menjaga agar perut tertutup dan asam lambung tidak naik.
Berhubung akan selalu ada penyebab stres dalam hidup ini, kamu harus mencari cara untuk mengelola stres. Find whatever works for you! Kamu bisa mencoba teknik relaksasi, meditasi, dan yoga, serta aktivitas lainnya yang bisa membuat kamu rileks.
Agar lebih tepat sasaran, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai diet ya. Saat ini, melalui produk Allianz Flexi Medical dan Allisya Flexi Medical, kamu dapat menggunakan Layanan Tanya Dokter Online terkait Kesehatan Mental dan Gizi. Tersedia telekonsultasi 24/7 dengan psikolog klinis, psikiater, dan ahli gizi yang sudah dapat digunakan H+1 sejak Polis aktif yang dapat dilakukan maksimal 12x dalam setahun.