Belakangan, prediksi mengenai tahun 2023 yang diwarnai dengan resesi global menjadi perbincangan. Prediksi ini sendiri berasal dari laporan International Monetary Fund (IMF) Countering the Cost-of-Living Crisis yang dirilis pada 11 Oktober 2022.
Laporan tersebut memprediksi pertumbuhan global melambat dari 3,2 persen pada tahun 2022 menjadi 2,7 pada tahun 2023. Dilansir Tempo, sektor yang diprediksi paling terdampak adalah sektor keuangan dan sektor yang mengandalkan kegiatan ekspor.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, prediksi tersebut bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk kewaspadaan. Yeap, walau diprediksikan akan terjadi resesi ekonomi di tahun depan, daripada ketakutan berlebihan, lebih baik kita bersiap.
Kalau kita bisa melewati tahun 2020 yang penuh tantangan, kita bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk menghadapi prediksi resesi di tahun 2023.
Baca juga: #YukPahami Lebih Dalam Tentang Asuransi Jiwa Tradisional
Lantas, jika benar terjadi resesi, apa dampak yang mungkin kita rasakan? Jika ekspor terguncang, dampaknya akan terasa bagi para eksportir.
Saat permintaan sepi, pendapatan perusahaan dapat terpengaruh. Biasanya untuk mengurangi beban pengeluaran, perusahaan melakukan pemotongan gaji atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Daya beli dan kualitas hidup masyarakat pun berkurang, dan kemiskinan meningkat.
Tips Mempersiapkan Finansial Pribadi
1. Atur ulang pos pengeluaran
Strategi pertama yang bisa dilakukan adalah mengatur ulang pos pengeluaran. Jika selama ini kamu belum mengatur cash flow dengan baik, sekarang adalah saat yang tepat untuk mengecek dan mengatur ulang pos pengeluaran kamu.
Telaah lagi, apakah dari semua pos tersebut, ada bagian yang bisa dikurangi? Apakah kita mengeluarkan lebih banyak dana dari yang seharusnya? Misalnya, untuk tempat tinggal, kamu memilih sebuah kosan di dekat kantor dengan fasilitas dapur lengkap, padahal kamu lebih sering membeli makanan di luar.
Apakah memungkinkan untuk memangkas budget kosan dengan mencari opsi yang lebih murah atau memangkas biaya makan tersebut?
Pos lain yang sering tidak disadari adalah pos yang berhubungan dengan hiburan. Bukan berarti harus benar-benar dihilangkan, tapi kamu bisa mengurangi intensitasnya atau memilih opsi yang lebih terjangkau. Batasi dulu jatah makan di luar dan ubah destinasi wisata yang lebih ramah di kantong.
Contoh lainnya adalah layanan streaming untuk menikmati beragam tayangan film dan series. Coba ingat lagi, seberapa sering kamu benar-benar memanfaatkan layanan yang kamu bayarkan tiap bulan itu untuk menonton? Apalagi kalau kamu berlangganan lebih dari satu layanan.
Pasti lumayan ‘terasa’ pengeluarannya. Ada banyak cara untuk mencari hiburan dan melepas stres. Demi berhemat, kamu pasti akan lebih tertantang untuk berpikir lebih kreatif deh.
2. Mengurangi atau melunasi utang
Lagi hemat kok malah disuruh mengeluarkan uang untuk melunasi utang? Harus dong, karena bunga dari utang-utang tersebut dapat memberatkan kamu ke depannya.
Strateginya adalah membuat utang seminim mungkin untuk berjaga seandainya benar-benar terjadi resesi, lihat lagi dari hutang yang sedang diambil, mana yang terdampak dengan kenaikan suku bunga dampak akan terjadinya resesi. Proporsi utang terhadap pengeluaran bulanan yang sehat adalah di bawah 30%. Angka ini sebaiknya kita dikurangi lagi sampai setidaknya mencapai rasio 20%.
Ada beberapa metode yang bisa kamu gunakan. Namun, umumnya, kamu bisa melunasi atau kurangi utang yang memiliki bunga besar.
Bunga yang tinggi akan berpengaruh pada arus keuangan saat mengalami masalah keuangan. Ini juga akan berpengaruh kepada cicilan jangka panjang kamu, lho. Jika terjadi krisis dan suku bunga naik, cicilan jangka panjang akan terkena dampak dan memberatkan langkah kamu.
Sebisa mungkin hindari atau utang yang bersifat konsumtif, seperti membeli barang elektronik baru yang belum benar-benar dibutuhkan. Jika kamu memiliki usaha atau perlu membeli barang yang bersifat produktif, pertimbangkan lagi semua aspeknya.
Apakah memang harus membelinya sekarang dengan cicilan? Bagaimana cicilan itu akan memengaruhi arus kas kamu?
Apakah barang tersebut akan menjadi tambahan aset berharga atau malah menjadi liabilitas? Yuk, mulai merencanakan skema pelunasan utang sejak sekarang ya.
Baca juga: Hati-Hati dengan Utang di Tengah Resesi Perekonomian
3. Siapkan dana darurat
Hal lain yang bisa kamu lakukan adalah siapkan dana darurat. Idealnya, jumlah dana darurat yang harus disiapkan dapat mencukupi kebutuhan sebanyak 3-6 bulan.
Di masa pandemi, jumlah yang dianjurkan adalah sebanyak 6 kali pengeluaran. Dalam bersiap menuju tahun 2023, para ahli dan konsultan finansial menyarankan untuk menyiapkan dana darurat sejumlah 12 kali pengeluaran.
Fungsi dari dana darurat adalah seandainya terjadi pengurangan gaji atau bahkan pemutusan hubungan kerja, kamu dapat menggunakan dana darurat untuk bertahan hidup selama 3 hingga 6 bulan ke depan.
Langkah pertama menyiapkan dana darurat adalah mengecek dan membereskan kesehatan keuangan. Setelah itu, rencanakan untuk membangun dana darurat secara bertahap.
Kamu bisa menyediakan rekening khusus yang mudah diakses dan cepat proses pencairannya. Seperti tabungan, segera sisihkan dana darurat setelah gajian. Tidak perlu terpaku dengan jumlah yang bertambah sedikit demi sedikit. Asalkan konsisten dan fokus, kamu pasti bisa mencapai target dana darurat yang sudah ditetapkan.
4. Mencari sumber pendapatan lain
Mungkin saat ini kamu sudah memiliki pekerjaan yang menyenangkan, gaji cukup besar, dan perusahaan yang relatif stabil. Tapi jangan sampai terlena di zona nyaman seperti itu ya.
Kamu bisa mengikuti beragam pelatihan dan sertifikasi di bidang yang berkaitan dengan pekerjaan atau bidang lain yang kamu minati.
Update resume kamu di LinkedIn atau situs pencari pekerjaan lainnya untuk membuka peluang lain. Jika merasa mampu dan memiliki waktu luang yang cukup banyak, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk mencari pekerjaan sampingan.
Namun, jangan sampai pekerjaan sampingan kamu mengganggu pekerjaan utama ya. Jangan lupa, kamu juga perlu menjaga kesehatan fisik dan mental agar work-life balance tidak terganggu.
Pendapatan utama bisa kamu alokasikan untuk pengeluaran-pengeluaran pokok. Sementara bonus atau pendapatan tambahan lainnya bisa kamu alokasikan untuk tabungan, dana darurat, dan investasi.
5. Investasi
Yeap, tidak usah takut untuk berinvestasi. Kamu tetap bisa memanfaatkan dana lebih yang kamu miliki untuk berinvestasi. Yang perlu diingat adalah pilih aset likuid dengan risiko rendah.
Aset likuid adalah aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat. Aset dengan risiko rendah memang tidak menawarkan keuntungan yang lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan aset dengan risiko tinggi. Namun, berhubung kita berinvestasi di tengah bayang-bayang krisis, ini adalah saat tepat untuk ‘main aman’.
Beberapa aset likuid dengan risiko rendah yang bisa menjadi pilihan antara lain aset pasar uang, reksadana, dan obligasi pemerintah.
6. Asuransi
Tidak ada yang tahu seperti apa kondisi ke depan. Memiliki asuransi bisa jadi salah satu cara untuk mencegah kerugian dari musibah dan hal-hal tidak terduga.
Untuk menghadapi resesi, kamu bisa berjaga diri dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Jika sewaktu-waktu sakit, dengan memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, kamu tidak perlu khawatir harus menggunakan uang tabungan atau menambah beban finansial keluarga.
Asuransi kesehatan Allianz SmartHealth Maxi Violet bisa menjadi pilihan kamu. Asuransi ini bisa digunakan secara perorangan atau oleh keluarga. Ada Manfaat Dasar Rawat Inap dan Manfaat Tambahan seperti Rawat Jalan, Rawat Gigi, dan Persalinan yang bisa kamu gunakan. Plan yang tersedia pun bervariasi sesuai dengan kebutuhan pemegang Polis beserta keluarga.
Siapkan juga asuransi jiwa Allianz PASTI. Asuransi ini adalah solusi dari penyakit kritis sekaligus perlindungan asuransi kematian. Memberi perlindungan dari 77 penyakit kritis, santunan jiwa jika meninggal akibat kecelakaan dan bukan kecelakaan.
Di tengah ketidakpastian, Allianz PASTI adalah pilihan yang pasti. Tetap optimis, semangat, dan jangan lupa tabungan serta perlindungan diri!