Berpikir berlebihan atau overthinking adalah kondisi ketika seseorang memikirkan atau mempertimbangkan sesuatu berulang-ulang, dan tanpa henti. Seseorang yang mengalami kondisi ini sering mempertimbangkan sesuatu secara berlebihan, termasuk pula merasa cemas.
Mereka akan terjebak dalam pikiran diri sendiri yang sangat sulit dikendalikan, bahkan dihentikan. Jika tidak segera mendapat penanganan segera, kondisi ini bisa mengganggu kesehatan emosional dan fisik pengidapnya.
Ciri-Ciri Overthinking
Kebanyakan orang beranggapan bahwa memikirkan suatu hal merupakan hal yang wajar, sehingga tidak menyadari jika dirinya sedang mengalami overthinking. Padahal, keduanya jelas berbeda.
Lalu, apa saja ciri-ciri dari kondisi overthinking? Berikut ini beberapa di antaranya:
Terjebak dalam lingkaran pikiran tentang kondisi atau permasalahan tertentu secara berulang.
Mempertimbangkan terlalu banyak pilihan, mempunyai rasa takut berlebihan jika membuat kesalahan, dan memikirkan dampak yang bisa terjadi terhadap masalah yang dialami.
Memikirkan dampak negatif yang bisa terjadi untuk berbagai kondisi.
Terjebak dalam pikiran yang sama berulang kali, bahkan ketika berusaha untuk melakukan kegiatan lain atau mengalihkan perhatian.
Memikirkan semua kemungkinan dan memiliki perasaan tertekan akan berbagai hal yang sesungguhnya tidak harus dicemaskan.
Kesulitan tidur karena terus berpikir.
Mengalami tegang dan stres yang tidak dapat dijelaskan.
Melakukan analisis terhadap suatu hal secara berlebihan. Mereka juga cenderung membagi masalah atau situasi menjadi kelompok kecil, lalu memikirkan setiap opsi secara mendetail.
Dampak Overthinking Terhadap Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental
Seperti telah disebutkan sebelumnya, salah satu dampak overthinking adalah kualitas tidur yang terganggu. Padahal, tubuh memerlukan cukup istirahat untuk dapat beraktivitas pada keesokan harinya.
Tidak hanya membuat tubuh menjadi lebih cepat lelah, kurang tidur akibat overthinking juga memengaruhi kesehatan mental, seperti:
Memengaruhi kondisi emosional. Ketika tubuh tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, otak bagian amygdala akan menunjukkan peningkatan aktivitas sampai 60 persen. Aktivitas yang tinggi pada amygdala akan berpengaruh pada kemampuan otak untuk mengontrol emosi.
Depresi. Kurang tidur juga berkaitan erat dengan depresi yang berpotensi menjadi lebih parah, karena tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan otak terus-menerus bekerja sepanjang malam.
ADHD atau gangguan hiperaktivitas dan kurang perhatian. Keadaan ini lebih sering terjadi pada anak, yang bertahan hingga dewasa. Salah satu gejala ADHD serupa dengan kurang tidur, dan hal ini kerap terjadi berbarengan. Misalnya, hiperaktif, mengantuk di siang hari, kesulitan konsentrasi, dan memiliki emosi yang labil.
Gangguan bipolar. Kurang tidur rentan membuat pengidap bipolar mengalami episode mania yang lebih parah. Selain itu, masalah ini juga memicu terjadinya rasa lelah yang ekstrem sehingga pengidap akan tidur lebih lama ketika berada pada fase depresi.
Gangguan kecemasan. Kurangnya jam tidur yang cukup dapat memicu terjadinya mimpi buruk dan serangan panik.
Selain Kesehatan Mental, Ini Dampak Lain Overthinking
1. Menurunkan Rasa Percaya Diri
Memikirkan berbagai hal secara berlebihan dan belum tentu terjadi, termasuk kecemasan akan niat orang lain yang tidak baik terhadap diri akan mengakibatkan rasa percaya diri menurun.
Sebab, kamu menjadi takut akan penolakan, dan bahkan respon atau perkataan orang lain.
2. Membuat Sel Otak Menjadi Lebih Mudah Lelah
Selain itu, overthinking juga membuat sel otak menjadi lebih mudah lelah. Akibatnya, kamu akan sulit untuk berkonsentrasi dan fokus, sehingga terjadi penurunan kinerja atau produktivitas.
Bahkan, berpikir berlebihan juga membuat kamu lebih rentan mengalami stres. Jika kortisol yang berperan sebagai hormon stres diproduksi berlebihan, maka sel otak pada bagian hipokampus menjadi lebih rentan rusak.
Overthinking juga bisa mengubah fungsi otak, terutama konektivitas dan strukturnya. Hal inilah yang membuat seseorang dengan kondisi overthinking sering mengalami perubahan suasana hati atau gangguan mood.
3. Mengganggu Hubungan dengan Orang Lain
Overthinking adalah kondisi yang dapat mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain di sekitarnya, termasuk keluarga, kerabat, teman, rekan kerja, relasi, hingga pasangan. Sebab, orang-orang yang selalu berpikir berlebihan akan memiliki rasa khawatir dan curiga yang tinggi terhadap orang lain yang tidak bertindak sesuai harapan.
Kondisi ini tentu rentan memicu terjadinya miskomunikasi yang berujung pada hubungan menjadi renggang, bahkan tidak harmonis. Akhirnya, kamu pun lebih sering marah, sedih, dan kecewa.
4. Menghambat Pikiran Positif dan Produktivitas
Berpikir berlebihan membuat kamu sulit mendapatkan pikiran positif dan aktivitas yang produktif. Ini karena pikiran yang berlebihan selalu membawa kamu pada kemungkinan yang buruk, sehingga membuat enggan melakukan tindakan apapun.
Di sisi lain, kamu akan terus terpaku pada kesedihan, rasa curiga, dan kegagalan apabila kondisi tidak sesuai dengan keinginan. Selalu ingat bahwa mempersiapkan banyak rencana memang menjadi hal yang tepat. Akan tetapi, lakukan rencana tersebut satu demi satu dan tetaplah konsisten sehingga kamu tidak merasa buntu.
5. Isolasi Sosial
Isolasi sosial juga menjadi dampak dari pikiran berlebihan. Bukan tanpa alasan, kamu menjadi enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, yang berujung pada menarik diri karena perasaan dan pikiran yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membuat kamu mengalami retensi dukungan emosional dari orang lain.
6. Berat Badan Naik
Pikiran berlebihan yang membuat kamu kesulitan tidur akan turut memengaruhi pola dan nafsu makan serta metabolisme tubuh. Rasa lelah dan kantuk karena tidak mendapatkan cukup istirahat akan membuat kamu terus makan untuk menghalaunya, terutama saat sedang beraktivitas atau bekerja.
Hal ini tentu saja akan berdampak pada kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas, terlebih jika kamu mengonsumsi makanan tinggi gula dan kalori. Tak hanya itu, tekanan darah juga rentan meningkat jika kamu mengonsumsi terlalu banyak makanan tinggi garam
Mengetahui bahwa overthinking adalah suatu kondisi yang perlu mendapat penanganan tepat, pertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan yang mencakup kesehatan mental, dan pastikan kamu mendapatkan dukungan untuk menjaga kesehatan mental.
Allianz Flexi Medical dan AlliSya Flexi Medical hadir untuk menjawab kebutuhanmu akan asuransi kesehatan yang fleksibel dan lengkap, termasuk memberikan fasilitas kesehatan mentalmu. Kamu akan mendapatkan fasilitas Layanan Konsultasi Dokter Online yang dapat digunakan H+1 sejak Polis aktif dengan maksimal 12x setahun untuk Psikolog klinis dan juga Psikiater.