26 Juli 2024 | Allianz Indonesia
Menjadi tiang penyangga utama bagi generasi sebelum dan sesudahnya, mampukah sandwich generation mencapai kebebasan finansial?
Kalau meminjam istilah dari judul film Warkop DKI, sandwich generation ibarat ‘maju kena, mundur kena’ karena berada di tengah-tengah dan serba salah. Sandwich generation alias generasi roti lapis adalah generasi yang menanggung beban tanggung jawab atas kehidupan tiga generasi sekaligus, yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak-anak mereka sendiri. Bukan hal mudah berperan menjadi sandwich generation. Selain membutuhkan kekuatan fisik dan mental, faktor keuangan juga menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Menurut survei CNBC Indonesia, pada 2021 lalu ada sebanyak 48,7% masyarakat produktif (25–45 tahun) Indonesia yang merupakan sandwich generation dan memiliki tanggungan atas finansial keluarganya. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 13,4% yang telah memiliki kesiapan finansial dalam memenuhi pengeluaran pokok, menabung, dan berinvestasi.
Dalam mengelola keuangan, sandwich generation harus memutar otak untuk membagi penghasilannya agar semua kebutuhan tercukupi. Tidak jarang, sandwich generation mengabaikan diri dan kebutuhannya sendiri. Lalu, muncul lagi pertanyaan mengenai kebebasan finansial. Mungkinkah sandwich generation mencapai kebebasan finansial? Lantas, manakah yang harus diprioritaskan; dana darurat atau asuransi? Sebenarnya, keduanya mungkin dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Baca juga: 8 Tips Memutus Rantai Generasi Sandwich
Tips Mengelola Keuangan bagi Sandwich Generation
1. Identifikasi aset
Sebelum mulai membereskan keuangan kamu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh aset dan utang yang kamu miliki. Buat inventaris berisi daftar aset dan utang, jika ada. Dengan mengetahui jumlah aset dan utang yang dimiliki, kamu dapat mengetahui garis batas dalam mengelola keuangan.
2. Terbuka pada orang tua dan keluarga
Membicarakan isu finansial memang tidak mudah. Termasuk membicarakannya dengan orang-orang terdekat, tak terkecuali orang tua. Sering kali, orang tua menganggap sang anak sudah mampu memenuhi semua kebutuhannya. Jika ternyata tidak demikian, kamu perlu mendiskusikannya dengan orang tua. Di sini, kamu dapat berperan untuk mengedukasi orang tua dan keluarga tentang skala prioritas kebutuhan serta momen untuk terbuka mengenai kondisi keuangan.
3. Pisahkan anggaran orang tua dan keluarga
Seperti kamu biasa membuat pos-pos pengeluaran, pisahkan juga anggaran untuk orang tua, diri sendiri, dan keluarga. Dengan begitu, kamu bisa mengatur kebutuhanmu sendiri, orang tua, dan keluarga dengan lebih baik.
4. Menyiapkan dana pensiun
Jangan lupa untuk tetap menabung dan mempersiapkan dana pensiunmu sendiri. Kamu dapat membuat anggaran rutin tiap bulannya dan mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif. Dengan memiliki dana pensiun sendiri, kita secara tidak langsung akan memutus rantai generasi sandwich bagi anak kita nantinya.
5. Dana darurat dan asuransi
Tidak ada yang dapat menduga masa depan. Sebagai tiang utama yang menopang keluarga, mungkin berat untuk mengumpulkan dana darurat. Namun, dengan perencanaan keuangan yang matang, bukan tidak mungkin jika sandwich generation mampu mencapai kemandirian finansial, sehingga dapat memutus rantai ini. Salah satu solusi bagi generasi untuk bisa merdeka secara finansial adalah dana darurat dan asuransi. Kamu mungkin harus memutar otak untuk menambah penghasilan atau memperketat pos keuangan yang bukan prioritas. Namun, sedikit demi sedikit kamu pasti dapat mengumpulkannya. Proteksi seperti asuransi pun tidak kalah penting. Jika kamu menilai asuransi swasta masih belum terjangkau, setidaknya kamu dapat memanfaatkan asuransi seperti BPJS yang disediakan pemerintah.
Pentingnya Asuransi bagi Sandwich Generation
Dilansir dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, sebagai salah satu upaya untuk memutus rantai sandwich generation guna mencapai kebebasan finansial, ada beberapa alasan penting lainnya bagi kamu yang termasuk generasi ini untuk perlu memiliki asuransi
1. Manajemen risiko
Fungsi utama dari asuransi adalah untuk meminimalisir risiko yang mungkin akan kamu hadapi di masa mendatang.
2. Mengurangi beban kecemasan dan memberikan rasa aman
Asuransi dapat memberikan rasa tenang dan aman, yang tentunya bisa mengurangi kecemasan dari kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
3. Self-love
Selain melindungi kesehatan finansialmu, memiliki asuransi juga akan melindungi kesehatan mentalmu. Di mana, kamu sudah memiliki back up plan jika suatu saat kamu harus menghadapi risiko hidup.
4. Terhindar dari quarter life crisis
Mereka yang memasuki usia 25, 29, atau 30 tahun awal akan mengalami fase quarter life crisis, yaitu fase ketika seseorang berada dalam situasi saat mereka baru merasakan perjuangan sebenarnya. Diantaranya adalah tentang keuangan masa depan. Disinilah peran asuransi, di mana kamu sudah memiliki rencana keuangan yang sehat demi masa depan yang lebih baik.
Ketika keuangan sudah lebih stabil, kamu dapat mempertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Tentunya, kamu juga dapat mengatur anggaran investasi sesuai dengan penghasilan. Jika dikelola dengan baik, investasi dapat membantumu dengan penghasilan tambahan dan mempercepat merealisasikan tujuan finansial. Tidak lupa, jaga selalu kesehatan fisik dan mental kamu. Berkomunikasi dan berdiskusi dengan seluruh anggota keluarga jika kamu merasa kesulitan.