Monkeypox atau di Indonesia dikenal juga dengan nama cacar monyet adalah penyakit yang saat ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan dunia oleh WHO. Penyakit ini disebabkan oleh virus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae yang berasal dari wabah, yang diawali dari monyet.
Lantas, apakah penyebab penyakit ini hanya dari monyet? Apa saja gejalanya dan apakah berisiko kematian? Bagaimana penyebaran penyakit ini di Indonesia? Baca semua di sini!
Monkeypox di Indonesia
Gejala Monkeypox
1. Periode Invasi
Gejala awal yang perlu diwaspadai:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nyeri punggung
- Kelelahan
- Menggigil
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Setelah 1 – 3 hari gejala awal, penderita biasanya akan mengalami ruam yang muncul di beberapa bagian tubuh, seperti wajah, tangan, kaki, mulut, area genital, hingga pada area mata.
2. Periode Erupsi Kulit
Setelah ruam muncul, maka akan berkembang menjadi lesi dengan beberapa tahapan, yaitu:
- Makula atau warna lesi yang mulai berubah, tetapi bentuknya masih datar.
- Papula atau lesi yang sudah sedikit terangkat.
- Vesikel atau lesi yang semakin berkembang dan membentuk benjolan dengan cairan bening di dalamnya.
- Pustula atau perubahan warna cairan di dalam lesi menjadi kekuningan.
- Lesi akan menjadi kering dan mengelupas.
Semua tahapan ini akan terjadi selama 2 – 4 minggu, yang akan membaik dan menghilang dengan sendirinya.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Meski tidak selalu terjadi, tetapi cacar monyet juga bisa memberikan komplikasi yang meliputi:
- Bekas luka yang parah pada wajah, lengan dan kaki.
- Kebutaan.
- Infeksi lainnya.
- Kematian, meski jarang terjadi.
Cara Penularan Monkeypox
1. Penularan dari Orang ke Orang
- Kontak langsung dengan ruam, keropeng, atau cairan tubuh penderita cacar monyet.
- Kontak dekat yang lama (lebih dari empat jam) dengan percikan pernapasan dari orang yang terinfeksi, termasuk kontak seksual.
- Bersentuhan dengan pakaian, seprai, selimut, atau bahan lain yang terkena ruam atau cairan tubuh orang yang terinfeksi.
- Orang hamil yang terinfeksi dapat menyebarkan virus cacar air ke janin.
2. Penularan dari Hewan ke Manusia
- Gigitan atau cakaran hewan.
- Hewan mangsa atau hasil buruan yang dimasak untuk dimakan.
- Produk dari hewan yang telah terinfeksi, seperti kulit atau bulu.
- Kontak langsung dengan cairan tubuh atau ruam hewan yang terkena cacar monyet.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Cara-cara untuk membantu mencegah penyebaran cacar monyet yang dianjurkan Cleveland Clinic antara lain:
- Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama yang sakit atau mati.
- Hindari kontak dengan pakaian, seprei, dan bahan lain yang terkontaminasi virus.
- Masak semua makanan yang mengandung daging atau bagian tubuh hewan sampai matang.
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Hindari melakukan kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus.
- Pakai masker yang menutupi mulut dan hidung saat berada di sekitar orang lain.
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat orang yang terinfeksi.
Kapan Harus ke Dokter atau Rumah Sakit?
Kamu harus segera ke dokter jika:
- Merasa sakit dengan demam, nyeri, atau pembengkakan kelenjar getah bening.
- Memiliki ruam atau luka baru.
- Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Lalu, pastikan kamu segera pergi ke UGD saat merasakan kondisi ini:
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri dada yang baru atau memburuk.
- Leher kaku.
- Kebingungan atau kesulitan berpikir jernih.
- Kesulitan berbicara atau bergerak.
- Kehilangan kesadaran.
- Kejang.