Ada banyak instrumen yang bisa kamu pilih jika ingin memetik potensi imbal hasil lebih tinggi daripada bunga deposito. Di pasar modal, kamu bisa berinvestasi melalui reksadana atau saham. Selain dipasar modal, kamu juga tetap bisa berinvestasi di instrumen yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, namun jelas lebih berisiko, seperti uang kripto yang sedang populer akhir-akhir ini.
Namun jika mau potensi imbal hasil yang lebih baik, tetapi dengan risiko minimal, maka instrumen investasi yang dapat dijadikan pilihan adalah Surat Berharga Negara alias SBN, merupakan efek berbentuk surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Hampir selama dua dekade terakhir, Pemerintah Indonesia menerbitkan SBN setiap tahunnya untuk menutup kebutuhan pendanaan anggaran. Pemilik dana bisa ikut berpartisipasi dengan menempatkan dananya untuk periode tertentu. Layaknya efek utang, SBN tentu memberikan imbal hasil selama jangka waktu pinjaman. Lalu, saat jatuh tempo, dana akan dikembalikan ke si pemiliknya.
Jenis-jenis SBN
Ada banyak bentuk SBN yang diterbitkan oleh pemerintah di masa kini. Bank Indonesia mengelompokkan SBN berdasarkan pasarnya, menjadi SBN institusi dan SBN ritel.
1. SBN institusi
SBN yang menyasar kelompok institusi ini seperti Surat Utang Negara (SUN), yang terbagi atas obligasi negara dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN), serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SBN yang menyasar institusi ini diterbitkan dalam denominasi rupiah maupun valuta asing.
2. SBN ritel
Jenis kedua adalah SBN yang menyasar pasar ritel di dalam negeri. Sesuai dengan pasar yang dituju, SBN jenis ini diterbitkan dalam denominasi rupiah. Saat ini, ada empat jenis SBN ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia. Masing-masing adalah obligasi negara ritel, yang populer disingkat ORI, sukuk negara ritel atau SR, saving bond ritel (SBR) dan sukuk tabungan (ST).
Baca juga: #YUKPAHAMI Lebih Dalam Tentang Asuransi Jiwa Tradisional
Imbal hasil SBN ritel memiliki potensi lebih tinggi dari bunga deposito
Sejak pertama kali diterbitkan, SBN untuk pasar ritel menawarkan imbal hasil yang berpotensi lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito. Ambil contoh SBN ritel yang akan diterbitkan dalam masa penawarannya berakhir pada 24 Januari dan 17 Februari 2022 lalu, yaitu ORI seri 021. Instrumen yang populer disebut ORI021 itu menawarkan imbal hasil tetap gross sebesar 4,9% per tahun. Setelah dipotong pajak penghasilan sebesar 10%, imbal hasil ORI021 berkisar 4,41%.
Imbal hasil serupa ditawarkan sukuk ritel 016 (SR016) yang akan ditawarkan pemerintah mulai 25 Februari hingga 16 Maret mendatang. Dengan imbal hasil sebesar 4,95% sebelum dipotong pajak, maka keuntungan bersih yang dijanjikan SR016 adalah 4,45%.
Bagi masyarakat umum, yang merupakan pasar SBN ritel, bunga deposito yang ditawarkan perbankan selama setahun bisa digunakan sebagai pembanding. Untuk yang disebut terakhir ini, bunga yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tentunya pas sebagai indikator.
Saat ini, bunga deposito berjangka setahun yang mendapat penjaminan maksimal 3,5%. Jika dipotong dengan tarif pajak penghasilan atas bunga yang sebesar 20%, maka hasil bersih yang akan dikantongi seseorang yang menempatkan dananya di deposito bank bertenor setahun adalah 2,5%.
Selisih imbal hasil yang mencapai 2%an tentu terbilang lumayan. Mengingat, SBN ritel adalah produk investasi terbitan pemerintah. Dalam jagad investasi, efek yang diterbitkan oleh pemerintah jelas punya tingkat risiko yang paling rendah dibandingkan produk-produk investasi lainnya.
Baca juga: #YUKPAHAMI Manfaat Asuransi Jiwa Unit Link agar Sesuai Kebutuhan Perlindungan
Keuntungan berinvestasi di SBN ritel
Dengan karakter semacam itu, SBN ritel jelas merupakan pilihan yang kudu dilirik di saat kamu ingin mencari tempat membiakkan dana yang kamu miliki. Keuntungan yang bisa dipetik dari memutar uang di SBN ritel bisa dirinci sebagai berikut:
1. Ikut berpartisipasi dalam pembangunan negara
Ini bukan asal klaim, lho. Kenyataannya, dana yang akan kamu tempatkan di SBN ritel akan digunakan pemerintah untuk menutup defisit pembiayaan anggaran.
2. Tarif pajak penghasilan yang menarik
Seperti obligasi lainnya, SBN ritel merupakan obyek pajak penghasilan. Tarif yang berlaku atas penghasilan dari imbal hasil obligasi saat ini adalah 10%. Jika dibandingkan dengan tarif pajak penghasilan atas bunga deposito, yang besarnya 20%, jelas SBN ritel lebih menarik.
3. Imbal hasil nyaris tidak terpengaruh fluktuasi pasar
Jika dibandingkan dengan saham, apalagi aset digital, SBN ritel jelas lebih kebal terhadap fluktuasi pasar. Selain berstatus sebagai efek sovereign, SBN ritel, seperti ORI atau SR menawarkan imbal hasil yang fixed. Sementara SBR dan ST menawarkan imbal hasil yang mengambang, namun memiliki batasan terendah alias floor.
4. Bunga yang kompetitif
Seperti yang telah diuraikan di atas, SBN ritel sejauh ini menawarkan imbal hasil yang lebih kompetitif daripada bunga deposito perbankan untuk jangka waktu yang sama.
5. SBN ritel bisa digadaikan
Daya tarik SBN ritel berikutnya adalah sifatnya yang likuid. Pasalnya, SBN ritel termasuk sebagai efek yang bisa menjadi barang gadai.
Baca juga: #YUKPAHAMI Ragam Asuransi Jiwa dan Manfaatnya
Sebelum berinvestasi, jangan lupa siapkan perlindungan atas risiko finansial yang dapat terjadi di masa depan dengan Asuransi Jiwa. Dengan memiliki Asuransi Jiwa, artinya kamu menyiapkan bekal untuk keluarga tercinta dalam menghadapi risiko kematian yang bisa terjadi sewaktu-waktu.