Merokok membunuhmu. Istilah ini memang tidak berlebihan. Berdasarkan rilis WHO pada 2020, rokok membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1.2 juta sisanya merupakan perokok pasif.
Hal ini tak mengherankan. Pasalnya dalam sebatang rokok, terkandung lebih dari 7.000 bahan kimia dengan 250 di antaranya membahayakan kesehatan. Dari 250 zat berbahaya tersebut, sejumlah 70 zat diketahui dapat menyebabkan kanker.
Beberapa zat yang bersifat karsinogenik tersebut adalah:
- Benzena, biasa ditemukan dalam pestisida dan bensin.
- Formaldehida, dalam bentuk cair sering digunakan dalam pengawetan jenazah. Dalam bentuk gas dapat mengiritasi hidung, mata, dan tenggorokan.
- Vinil klorida, bahan pembuatan plastik.
- Arsenik, bahan pembuatan racun tikus.
- Kadmium, logam berat dalam pembuatan baterai.
- Amonia, digunakan dalam produk pembersih dan pupuk.
- Hidrogen sianida, gas mematikan.
- Uranium, logam berat untuk pembangkit tenaga nuklir.
Zat-zat di atas tidak hanya dapat menyebabkan penyakit paru-paru, tapi juga penyakit jantung, gagal ginjal, kanker hati, kanker tenggorokan, dan berbagai penyakit serius lainnya. Sebagian besar bahan berasal dari daun tembakau yang dibakar itu sendiri, bukan dari bahan tambahan yang terkandung dalam rokok.
Baca juga: Ayo Deteksi Dini Kanker agar Lebih Mudah Diobati
Risiko Penyakit Akibat Merokok
Berbicara tentang risiko penyakit akibat merokok, bisa dibilang tidak ada habisnya. Merokok dapat merusak hampir setiap organ di dalam tubuh dan menurunkan kualitas kesehatan seseorang.
Secara garis besar, ini efek kesehatan yang ditimbulkan dari rokok:
Sirkulasi darah
Saat merokok, racun yang terkandung dalam rokok masuk ke dalam aliran darah yang kemudian:
- Membuat darah lebih kental sehingga meningkatkan pembentukan gumpalan.
- Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras dari biasanya.
- Mempersempit arteri, mengurangi jumlah oksigen di tubuh.
Jantung
Merokok dapat menyumbat aliran darah pada jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer (kerusakan pembuluh darah).
Paru-paru
Merokok dapat menyebabkan pneumonia, emfisema, dan kanker paru-paru. Merokok menyebabkan 84% kematian akibat kanker paru-paru dan 83% kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Penderita PPOK sering mengalami kesulitan bernapas karena penyempitan saluran udara dan kerusakan jaringan paru-paru. Gejala khas PPOK meliputi sesak napas dan batuk berdahak berkepanjangan.
Otak
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke setidaknya 50%, yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Salah satu cara mengapa merokok dapat meningkatkan risiko stroke adalah dengan meningkatkan peluang terjadinya aneurisma otak.
Aneurisma otak adalah tonjolan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh melemahnya dinding pembuluh darah. Jika tonjolan tersebut pecah, maka seseorang akan mengalami perdarahan subarachnoid, yaitu jenis stroke yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan kematian.
Mulut dan tenggorokan
Merokok menyebabkan masalah seperti bau mulut, gigi kuning, serta dapat menyebabkan penyakit gusi, merusak indera perasa, dan sariawan.
Kerusakan paling serius akibat merokok di mulut dan tenggorokan adalah peningkatan risiko kanker di bibir, lidah, tenggorokan, kotak suara, dan tenggorokan (kerongkongan). Lebih dari 93% kanker orofaring (kanker di bagian tenggorokan) disebabkan oleh rokok.
Ginjal
Perokok lebih berisiko terkena tukak lambung atau kanker lambung. Hal ini karena merokok dapat melemahkan otot yang mengontrol ujung bawah kerongkongan dan memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Merokok juga meningkatkan risiko kanker ginjal, dan semakin sering merokok semakin besar risikonya.
Kulit
Merokok mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke kulit, sehingga kulit lebih cepat keriput dan terlihat kusam.
Tulang
Merokok dapat membuat tulang menjadi lemah dan rapuh. Merokok memengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium, sehingga tulang kehilangan kepadatannya. Selain itu nikotin menghambat pembentukan sel-sel tulang.
Reproduksi dan Kesuburan
Merokok dapat menyebabkan impotensi pada pria, karena merusak pembuluh darah yang memasok darah ke penis. Selain itu, merokok juga dapat merusak kualitas sperma, mengurangi jumlah sperma, dan meningkatkan risiko kanker testis.
Bagi wanita, merokok bisa menurunkan kesuburan, menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, kematian janin, dan meningkatkan risiko kanker serviks.
Perokok dan COVID-19
Perokok lebih rentan tertular COVID-19, karena aktivitas merokok melibatkan kontak jari dan kemungkinan rokok yang terkontaminasi dengan bibir. Hal inilah yang meningkatkan kemungkinan penularan virus dari tangan ke mulut.
Selain itu, COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru. Merokok merusak fungsi paru-paru sehingga mempersulit tubuh untuk melawan virus COVID-19.
Baca juga: Perlukah Memiliki Asuransi Penyakit Kritis? Cek Dulu Pertimbangannya di Sini
Merokok, tapi kok Panjang Umur?
Mungkin kamu heran, kalau memang merokok terbukti menyebabkan berbagai penyakit hingga kematian, tapi mengapa ada perokok yang panjang umur?
Rupanya, hal tersebut berkaitan pada faktor genetik. Studi yang dilakukan para peneliti Inggris mengungkap, profil DNA tertentu memiliki risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang lebih rendah. Gen-gen ini tampaknya memengaruhi cara paru-paru tumbuh dan merespons cedera, sehingga paru-paru lebih ‘tahan banting’ meskipun terpapar racun rokok setiap hari.
Di sisi lain, ada juga profil DNA tertentu yang memiliki risiko PPOK lebih tinggi, yang menjadi alasan mengapa seseorang bisa terserang PPOK meskipun tidak pernah menyentuh rokok selama hidup mereka.
Masalahnya, kita tidak tahu apakah termasuk ke dalam perokok yang beruntung itu ataupun tidak. Fakta dan data sudah dipaparkan. Jadi, demi kesehatan diri sendiri, orang lain, dan kesehatan dompet kita, sudah selayaknya agar tidak mencari-cari berbagai macam pembenaran dari kebiasaan tidak sehat ini.
Baca juga: Cek 4 Hal Ini sebelum Membeli Asuransi Penyakit Kritis