Data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan, sumber polusi ibu kota terbagi menjadi empat, yakni transportasi darat (75%), pembangkit listrik dan pemanas (9%), pembakaran industri (8%), dan pembakaran domestik (8%).
Jika tidak diantisipasi dengan baik, maka kita dapat terserang berbagai penyakit. Beberapa penelitian lokal di Indonesia pun menunjukkan polusi udara berhubungan dengan masalah kesehatan paru seperti penurunan fungsi paru (21% sampai 24%), asma (1,3%), PPOK (prevalensi 6,3% pada bukan perokok), dan kanker paru (4% dari kasus kanker paru).
Polusi udara merupakan salah satu masalah besar untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Bahkan, ada anggapan bahwa polusi udara di luar ruangan merupakan penyebab kanker.
Baca juga: 6 Hal yang Harus Dipersiapkan Ketika Harus Kembali Masuk Kantor Setelah Lama WFH
Tapi, kanker bukan satu-satunya penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara. Berikut beberapa dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja.
Berdasarkan data WHO, ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Salah satu penyebabnya karena polutan udara.
2. Asma atau Asthmatic bronchiale
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas.
Penyempitan saluran ini menghasilkan gejala asma seperti: sesak napas, batuk, dan sesak dada. Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini.
Baca juga: Kenali Serba-serbi New Normal agar Kamu Siap Menghadapinya
3. Paru-paru basah atau pneumonia
Paru-paru basah atau pneumonia adalah penyakit akibat infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara atau pada alveolus di salah satu bagian paru-paru, atau bahkan keduanya. Paru-paru basah dapat disebabkan oleh serangan (infeksi) virus, jamur, atau bakteri terhadap sistem pernapasan.
Penyakit tersebut diawali dengan gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas. Tidak hanya orang dewasa yang dapat terserang paru-paru basah, anak-anak dan lansia pun dapat mengalaminya.
4. Bronchopneumonia
Bronkopneumonia ditandai dengan peradangan yang menyerang saluran udara. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami penyakit ini dapat merasa sulit bernapas lega atau sesak napas karena paru-paru mereka tidak mendapatkan suplai udara yang cukup.
Penyakit ini dapat disebabkan karena tubuh Anda terinfeksi virus, bakteri, atau jamur. Namun dalam banyak kasus, bronkopneumonia paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab bronkopneumonia masuk ke dalam paru-paru melalui udara atau darah.
5. Serangan jantung
Sebuah penemuan baru mengindikasikan bahwa menghirup udara yang terdiri dari polutan berbahaya, dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi kardiovaskular. Aterosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak di dinding pembuluh darah.
Seiring waktu, penumpukan plak di dalam dinding pembuluh darah akan mengentalkan arteri yang membatasi aliran darah, nutrisi, dan oksigen ke seluruh tubuh. Aterosklerosis dapat menyebabkan kejadian kardiovaskular yang lebih berbahaya, seperti penyakit jantung koroner atau penyakit arteri perifer, serta serangan jantung atau stroke.
Jika tidak mau hal ini terjadi tentunya Kamu harus menjaga kesehatan dengan baik. Namun untuk meminimalisir risiko, memiliki asuransi menjadi salah satu opsi terbaik.
Baca juga: Ini 7 Tips Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Di Tengah Pandemi COVID-19
Hanya saja perlu diingat, kebutuhan asuransi tiap individu tidaklah sama. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, mulai dari usia, status pernikahan, hingga riwayat penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisimu sebelum memilih asuransi.
Baca juga: Asuransi Jiwa atau Asuransi Kesehatan, Mana yang Harus Didahulukan?