Selalu ada peluang di setiap krisis ekonomi. Terbukti, setiap krisis selalu melahirkan orang-orang yang kekayaannya bertambah karena peningkatan investasi di pasar modal, khususnya saham. Maklum, saat pasar modal rontok, banyak harga-harga saham yang “diskon” karena terpangkas cukup dalam.
Kondisi inilah yang terjadi saat pasar modal Indonesia terperosok akibat krisis ekonomi tahun lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2020 berada di level 5.979, atau melemah 5,09%. Momen terpangkasnya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk masuk ke pasar saham. Harapannya, harga-harga saham yang sedang merosot saat ini akan kembali menguat saat kondisi ekonomi membaik. Prinsip dasar inilah yang mendorong banyak orang untuk menjajal sebagai investor pemula di pasar modal ketika pandemi berlangsung.
Berdasarkan siaran pers Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terbit akhir Desember 2020 silam, sepanjang tahun 2020 jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 3,87 juta single investor identification (SID), meningkat 56% dari akhir 2019. Investor ini terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dari jumlah investor tahun 2016 yang sebanyak 894.000 SID. Dari total investor tersebut, jumlah investor saham pada tahun 2020 mencapai 1,68 juta SID, naik 53% dari akhir tahun 2019.
Baca juga: Tip Banting Stir Transisi Karier dan Pekerjaan di Tengah Pandemi
Kinerja Allianz Life Indonesia meningkat di tengah pandemi
Antusias masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal juga tampak pada kinerja Allianz Life Indonesia yang tetap positif di masa pandemi. Pada tahun 2020, asset under management (AUM) Allianz Life Indonesia termasuk DPLK mencapai Rp42,7 triliun, atau naik 6,27% dari AUM termasuk DPLK tahun 2019. Penambahan pun terlihat dari jumlah nasabah, di mana pada tahun lalu jumlah nasabah Allianz Life Indonesia mencapai 657,224 nasabah, atau meningkat sebesar 4,94%
Sebanyak 55% portofolio Allianz Life Indonesia merupakan unit linked, sementara sisanya merupakan asuransi jiwa, asuransi kesehatan, saving plan, dan pension fund. Dari total 62 fund yang ada di Allianz Life Indonesia, Smartlink Rupiah Equity Fund menjadi top selling unit linked fund atau fund unit link yang paling banyak terjual tahun lalu. Smartlink Rupiah Equity Fund merupakan unit link fund saham Rupiah yang berhasil menghimpun AUM sebesar Rp. 10,268 triilun atau naik 0,88% pada tahun 2020. Top selling unit link fund kedua adalah Smartlink Rupiah Balanced Fund, yaitu unit link fund campuran Rupiah yang berhasil menghimpun AUM sebesar Rp2,082 triliun, atau turun tipis sebesar 3,59%. Lalu di posisi ketiga sebagai top selling unit link fund adalah Smartlink Rupiah Fixed Income Fund, yakni unit link fund pendapatan tetap Rupiah yang berhasil menghimpun AUM sebesar Rp1,828 triliun, atau naik pesat sebesar 32,75%.
Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, dalam Pemaparan Hasil Kinerja Fund Unit Link Allianz Tahun 2020 dan Outlook Strategi Pengelolaan Fund Unit Link Tahun 2021 yang berlangsung Maret 2021 lalu mengatakan bahwa, prospek pasar modal Indonesia tahun ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimulainya program vaksinasi sejak Januari 2021 silam tentu menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia. Tren suku bunga rendah secara global, termasuk Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga menjadi 3,5% pada Februari 2021 lalu, diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun. Undang-undang Cipta Kerja pun diharapkan akan mempercepat pemulihan ekonomi dan menghindari middle income trap dan memberikan kepastian usaha. “Begitu pula dengan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 yang naik menjadi Rp699,43 triliun diprediksi akan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tutur Ni Made.
Meta Lakhsmi Permata Dewi, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, kinerja positif Allianz Life Indonesia ini tidak terlepas dari komitmen untuk memberikan hasil yang maksimal dengan tim portofolio yang sigap melihat kondisi pasar modal dan melakukan strategi kombinasi. Melihat prospek pasar modal yang positif ini, Allianz Life Indonesia akan tetap menyediakan berbagai pilihan unit link fund sesuai dengan profil risiko nasabah, mulai dari konservatif, moderat, dan agresif.
Sebagai unit link fund dengan pertumbuhan tertinggi tahun lalu, kinerja unit link fund pendapatan tetap tahun ini pun diprediksi akan tumbuh seiring dengan potensi pasar obligasi yang masih positif walaupun tidak sebesar tahun lalu. Fitri Lindawati Lubis, Head of Fixed Income Portfolio Allianz Life Indonesia mengatakan, penguatan ini dipengaruhi oleh yield obligasi Indonesia yang masih menarik jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. “Ekspektasi defisit pada APBN tahun 2021 lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2020,” papar Fitri. Besarnya likuiditas di perbankan juga menjadi faktor pendukung tetap terjaganya yield obligasi rupiah, yang disebabkan oleh aksi beli perbankan di pasar obligasi
Baca juga: 6 Hal yang Harus Dipersiapkan Ketika Harus Kembali Masuk Kantor Setelah Lama WFH
Tips sebelum memutuskan mulai investasi saham
Dari sejumlah indikator di atas, jelaslah bahwa pasar modal Indonesia masih memiliki prospek positif. Jadi, ini adalah saat yang tepat bagi kamu untuk mulai investasi di pasar modal. Nah, sebelum menjadi investor, pahami dulu tujuh hal ini.
1. Pahami prinsip dasar investasi
Yang perlu kamu pahami sebelum kamu memutuskan menjadi investor pemula ialah, di dunia investasi berlaku prinsip high risk, high return, atau semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi potensi keuntungan yang bisa didapat. Prinsip ini berlaku untuk produk-produk investasi tinggi risiko seperti saham, unit link saham, reksadana saham, trading foreign exchange, dan cryptocurrency. Sebaliknya, dunia investasi juga mengenal prinsip low risk, low return, artinya semakin rendah risiko, semakin rendah juga potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Prinsip ini berlaku untuk produk-produk berisiko rendah seperti unit link pasar uang, reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dengan tenor dibawah satu tahun, deposito, dan sebagainya. Pilihlah produk investasi yang sesuai dengan profil risikomu, apakah konservatif, moderat, atau agresif.
2. Amankan arus kas dan proteksi
Dalam piramida perencanaan keuangan, investasi berada di urutan ketiga yang harus diamankan setelah arus kas dan proteksi. Jadi, pertama-tama kamu perlu memastikan arus kasmu cukup sehat dengan memiliki anggaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, punya dana darurat, dan mampu mengendalikan utang. Idealnya, seseorang punya dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan. Dana darurat ini berguna untuk memastikan kamu tetap bisa menjalankan kegiatan sehari-hari, meski kondisi darurat terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, terkena bencana, dan sebagainya. Setelah arus kas aman, tahap selanjutnya, kamu perlu memiliki proteksi dengan memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Jika saat ini kamu masih mencari asuransi, maka kamu bisa mempertimbangkan SmartLink Flexi Account Plus, sebagai alternatif pilihan asuransi jiwa unit link dari Allianz yang memberikan perlindungan maksimal disertai potensi nilai investasi yang membantu mewujudkan prioritas mimpi di saat berada di samping keluarga tercinta maupun ketika sudah meninggalkan mereka. Lalu, setelah arus kas dan proteksi aman, barulah kamu bisa melangkah ke tingkat piramida selanjutnya, yakni investasi.
Baca juga: Belajar dari Pandemi, Saatnya Menata Lagi Kebutuhan Asuransi
3. Gunakan dana lebih untuk investasi
Dalam berinvestasi, gunakanlah dana lebih atau excess fund. Artinya, dana tersebut memang tersedia untuk investasi dan bukan diambil dari pos lain yang sudah ada peruntukannya. Sehingga, kalau dana tersebut nilainya turun karena merugi, kamu tidak akan terpuruk secara finansial dan tetap bisa mewujudkan rencana finansial karena pos dana lain aman terkendali. Jangan pula berinvestasi dengan berutang. Karena kalau nanti nilai investasimu merosot, maka kamu akan menanggung kerugian berkali-kali lipat.
4. Kenali beberapa cara mendapatkan keuntungan dalam investasi
Ada berbagai macam keuntungan yang bisa kamu peroleh dari masing-masing jenis investasi. Untuk investasi saham misalnya, kamu bisa memperoleh keuntungan dengan capital gain, yakni selisih antara harga beli dan harga jual; dari dividen saham, yaitu pembagian keuntungan perusahaan; Sementara jika kamu mau menjajal menjadi investor reksa dana, maka keuntungan yang kamu peroleh ialah dari selisih harga jual dan harga beli nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan. Jika kamu ingin menjadi investor Obligasi Negara Ritel (ORI), maka keuntungan yang kamu peroleh bisa berupa kupon yang dibayar per tiga bulan atau enam bulan, dan capital gain dari selisih harga jual dan harga beli ORI. Sementara untuk invesatasi berupa deposito, kamu beroleh keuntungan berupa bunga .
5. Pelajari analisa fundamental dan teknikal
Jika kamu mau menjadi investor saham ataupun obligasi, maka kamu perlu mempelajari analisis fundamental, analisis teknikal, serta isu yang sedang berkembang di makro ekonomi, industri, bahkan ekonomi global. Analisis fundamental adalah metode menganalisis dasar-dasar ekonomi suatu perusahaan, dilihat dari neraca, laporan laba rugi, dan rasio-rasio penting. Sementara analisis teknikal adalah metode yang mempelajari sejarah pergerakan harga untuk memprediksi arah pergerakan di masa depan.
Mempelajari banyak analisis ini penting agar kamu dapat membaca sentimen pasar atau industri saham tertentu terhadap suatu isu. Dengan mengetahui sentimen tersebut, kamu bisa memutuskan kapan akan membeli atau menjual saham tersebut.
6. Jangan menggantungkan nasibmu pada rekomendasi orang lain
Dewasa ini, banyak grup Whatsapp atau Telegram yang menawarkan rekomendasi jual dan beli saham tertentu. Karena rekomendasi ini bersifat eksklusif, maka grup ini mengenakan biaya kepada anggotanya. Grup yang diprakarsai oleh influencer atau pompomers saham ini biasanya juga menawarkan jasanya di Instagram.
Sebetulnya, sah-sah saja jika kamu mau ikut grup berbayar saham. Namun, kamu tetap perlu memperkaya diri dengan pengetauan seputar investasi saham dan tidak menggantungkan sepenuhnya nasibmu pada rekomendasi orang lain. Gunanya, agar kamu tetap bisa punya penilaian obyektif dalam memutuskan untuk masuk atau tidak pada suatu saham. Sehingga, kamu terhindar dari kerugian besar jika ternyata rekomendasi dari grup meleset.
Baca juga: No Traveling? Bukan Masalah! Coba Ide Staycation Bersama Keluarga
7. Pelajari strategi berinvestasi
Kamu juga perlu memahami dua strategi berinvestasi, yakni berinvestasi sekaligus atau lump sum dan berinvestasi secara berkala atau yang juga dikenal dengan istilah Dollar cost averaging. Investasi sekaligus ialah teknik menempatkan dana satu kali di awal pada suatu produk investasi. Strategi ini cocok untuk kamu yang punya horizon investasi jangka panjang, percaya dengan fundamental perusahaan yang dipilih, memiliki modal besar di awal dan memiliki waktu terbatas untuk memantau pergerakan investasi di masa mendatang. Sementara investasi berkala adalah teknik yang berfungsi menurunkan kerugian atau menambah potensi keutungan dengan menambah dana investasi setiap bulan di produk yang sama. Bisa juga mengombinasikan keduanya. Misalnya, dari total modal yang disiapkan, gunakan 30% untuk membeli saham di harga sekarang. Lalu siapkan 70% untuk averaging down jika saham turun atau akumulasi modal.
Pasar modal menyimpan peluang besar untuk pengembangan dana, yang bisa membantumu mewujudkan tujuan keuangan. Dengan memperhatikan ketujuh hal di atas, harapannya kamu akan lebih siap saat memutuskan untuk mulai investasi.