Oktober diperingati sebagai Breast Cancer Awareness Month atau Bulan Peduli Kanker Payudara sejak tahun 1985, sebagai bentuk kerja sama antara American Cancer Society dan divisi farmasi Imperial Chemical Industries.
Mantan ibu negara Amerika Serikat, Betty Ford yang juga seorang penyintas kanker payudara, ikut membantu penyelenggaraan event pertama untuk meningkatkan awareness tentang kanker payudara. Menurut WHO, pada tahun 2020 ada 2,3 juta wanita yang terdiagnosa dengan kanker payudara dan menyebabkan 685.000 kematian.
Melansir dari Hello Sehat dan WebMD, ada beberapa faktor risiko yang bisa menjadi pemicu kanker payudara. Sekitar 5-10% kasus terjadi karena faktor genetik, hal tersebut berkaitan dengan gen BRCA1 dan BRCA2 yang telah mengalami mutasi. Walaupun tidak semua wanita dengan faktor risiko ini akan mengalami kanker payudara, tindakan pencegahan perlu dilakukan seperti menerapkan gaya hidup sehat.
Faktor lainnya antara lain kadar hormon estrogen dan progesteron tinggi, paparan radiasi, gaya hidup tidak sehat (merokok, kurang gerak, pola makan tidak sehat, obesitas), usia, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal.
Breast Cancer Awareness Month menjadi bagian penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai kanker payudara. Salah satunya agar masyarakat, terutama wanita, menyadari pentingnya deteksi dini untuk menjaga kesehatan payudara.
Gejala dan Ciri Umum Kanker Payudara
1. Benjolan di payudara
2. Perubahan kulit dan puting
Sel kanker dapat menyerang kulit di sekitar payudara dan menyebabkan peradangan. Akibatnya, arena kulit di sekitar payudara juga mengalami perubahan. Perubahan ini umumnya berupa kulit menebal di area sekitar payudara dan kulit payudara berlesung atau berlubang seperti kulit jeruk.
Kondisi lainnya adalah puting yang masuk atau seperti tertarik ke dalam. Selain ujung puting, bentuk dan ukuran puting juga berubah jauh dari aslinya. Perubahan pada puting seperti itu bisa disebabkan oleh infeksi atau kista payudara, atau kanker.
3. Keluar cairan dari puting
4. Kelenjar getah bening bengkak
5. Ukuran payudara
Deteksi Dini Demi Penanganan Kanker Payudara yang Tepat
Seperti yang mungkin sudah kamu sering dengar, menjalani gaya hidup sehat menjadi kunci untuk mengurangi faktor risiko kanker dan penyakit lainnya. Deteksi dini juga menjadi langkah penting agar kanker payudara dapat ditangani sesegera mungkin.
Nah, deteksi dini kanker payudara juga bisa kamu lakukan sendiri di rumah. Di Indonesia, self-checking kanker payudara disosialisasikan dengan nama SADARI alias pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan ini bisa kamu lakukan secara rutin tanpa bantuan alat.
Tujuan pemeriksaan dini adalah untuk mengenali payudara kamu sendiri dan perubahan yang tidak biasa. Setiap wanita yang sudah lewat masa puber sudah bisa melakukan SADARI lho.
Berikut cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri di rumah:
1. Waktu yang tepat
2. Sambil mandi
Saat mandi, luangkan waktu untuk melakukan pemeriksaan. Raba seluruh area payudara hingga atas ke bawah. Ingat, jaringan payudara membentang luas hingga data atas, ketiak, dan lengan bawah.
Gunakan tiga jari utama yaitu telunjuk, tengah, dan jari manis, untuk meraba seluruh areanya. Raba payudara dengan gerakan melingkar mulai dari luar dekat ketiak hingga ke tengah puting. Perhatikan apakah ada benjolan atau perubahan tekstur yang tidak pernah ada sebelumnya.
3. Sambil bercermin
Dengan cara ini, kamu perlu mengamati dengan saksama perubahan bentuk, ukuran, posisi, masalah pada puting, adanya luka pada payudara, dan benjolan yang tidak biasa.
Setelah melakukan pengamatan, angkat satu tangan pada bagian payudara yang ingin diperiksa, kemudian raba dengan gerakan memutar ke seluruh area payudara hingga sisi dekat ketiak. Terakhir, remas perlahan bagian puting untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar.
4. Sambil berbaring
Letakkan bantal di bagian bawah bahu yang ingin kamu periksa dengan tangan di belakang kepala. Gunakan tiga jari utama dan lakukan gerakan melingkar kecil ke seluruh area payudara. Gunakan variasi tekanan ringan, sedang, dan kuat saat menekan area payudara. Terakhir, cubit puting untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar atau benjolan. Ulangi di payudara satunya.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat kamu menemukan benjolan atau salah satu gejala tadi? Menurut Tanya Dokter Dulu, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan. Pertama, tarik napas dan jangan panik. Sikap optimis dapat membantu orang menerima kondisi mereka dan berpengaruh ke tahap pemulihannya. Jangan ragu untuk bercerita ke orang-orang terdekat kamu. You don’t have to go through it all alone.
Baca juga: Perlukah Memiliki Asuransi Penyakit Kritis? Cek Dulu Pertimbangannya di Sini
Selanjutnya, meski pemeriksaan sendiri penting, perlu dilakukan pemeriksaan klinis oleh dokter yang profesional di bidangnya. Hindari mencari terlalu banyak informasi sendiri melalui riset di internet (baca: terlalu banyak Googling), segera jadwalkan kunjungan ke dokter spesialis onkologi untuk berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan.
Terkadang, kamu merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan dan ingin mencari opini kedua. Hal ini sah-sah saja. Saat melindungi diri dari berbagai penyakit termasuk kanker payudara, kita hanya bisa melakukan tindakan pencegahan. Selain gaya hidup, coba temukan stress management yang cocok untuk kamu karena kesehatan mental juga sangat berdampak ke kesehatan fisik kita.
Selain upaya untuk mencegah, penting juga untuk mempersiapkan diri dengan memiliki asuransi kesehatan seperti Perlindungan Penyakit Kritis Allianz. Sesuai kebutuhan, terdapat lima pilihan produk yang meng-cover mulai dari 49 hingga 168 kondisi penyakit kritis (critical illness), termasuk kanker. Produk ini adalah produk tambahan untuk melengkapi perlindungan Allianz yang telah kamu miliki.
Setelah mengetahui faktor risikonya, yuk, pelan-pelan beralih ke gaya hidup yang lebih sehat dan jangan lupa untuk mempersiapkan perlindungan diri dengan Perlindungan Penyakit Kritis Allianz.
