Burnout: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

04 Mei 2021 | Allianz Indonesia
Di masa sulit seperti sekarang ini, apakah kamu mulai merasakan kelelahan (burnout) selama WFH? Yuk, kenali tanda-tanda, penyebab, serta cari tahu cara mengatasi perasaan burnout selama WFH ini!

Lima bulan sudah program vaksinasi COVID-19 bergulir di dunia. Selama periode itu, vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bekerja sama dengan Universitas Oxford, Inggris, bisa dibilang sebagai vaksin yang paling populer. Ini karena vaksin AstraZeneca digunakan di paling banyak negara. Mengutip data Our World in Data yang diolah oleh NY Times, per 1 Mei kemarin vaksin COVID-19 AstraZeneca telah digunakan oleh 139 negara.

Beberapa negara yang menggunakan vaksin ini antara lain Indonesia, Australia, Bulgaria, Kanada, Siprus, Perancis, Finlandia, Georgia, Jerman, Islandia, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Belanda, Makedonia Utara, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, dan Thailand.

Sebagai pembanding, vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech menempati peringkat kedua dalam daftar jumlah negara pengguna, yaitu 90 negara. Sementara vaksin buatan Sinovac, yang juga digunakan di Indonesia, telah digunakan oleh 24 negara.

 

Baca juga: Simak Roadmap Program Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

 

Menuai perhatian publik

Vaksin ini menuai perhatian publik, terutama setelah ditemukan beberapa kasus pembekuan darah pada beberapa orang setelah menerima vaksin tersebut. Bahkan, di Denmark, pembekuan darah itu berujung pada kematian. Untuk memastikan bahwa gangguan yang timbul itu bukan dampak samping vaksin, melainkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), otoritas di banyak negara Eropa menghentikan sementara penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Oxford. Pabrikan vaksin AstraZeneca pun mengganti nama vaksin tersebut di Eropa dengan Vaxzevria.

Dari hasil uji, Otoritas Kesehatan Uni Eropa atau European Medicines Agency (EMA), menyatakan bahwa risiko pembekuan darah yang disebabkan penyuntikan Vaxzevria sangatlah kecil. Karena itu, manfaat pemberian vaksin Vaxzevria lebih besar daripada risiko tersebut.

Berdasarkan vonis EMA itu, sejumlah negara di Eropa kembali melanjutkan penggunaan Vaxzevria. Namun, Denmark menghentikan penggunaan vaksin tersebut dan memilih meniadakan risiko yang kecil itu karena sebagian besar populasinya sudah mendapatkan vaksinasi.

Di Indonesia, vaksin COVID-19 AstraZeneca baru tiba di minggu kedua Maret 2021. Di masa itu, berita tentang KIPI yang terjadi di Eropa sudah beredar. Tak heran, masyarakat Indonesia sempat mencemaskan rencana penggunaan vaksin tersebut di Indonesia.

Ujung dari kecemasan itu adalah penghentian sementara penggunaan vaksin AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut). Satgas Penanganan COVID-19 Sulut melakukan penghentian sementara setelah menerima laporan KIPI dari mereka yang disuntik vaksin AstraZeneca.

Namun penghentian sementara itu tidak berlangsung lama.

Mengutip keterangan yang termuat di laman Satgas COVID-19, gejala yang dialami masyarakat di Sulut setelah disuntik vaksin AstraZeneca merupakan KIPI yang bersifat ringan. Gejala yang timbul seperti pusing, mual, nyeri otot, nyeri sendiri, nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise, dan demam.

 

Baca juga: Serba-serbi Vaksinasi Saat Berpuasa. Boleh atau Tidak, ya?

 

Penyebab Burnout

  1. Kelelahan (burnout) karyawan dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum meliputi:
  2. Tuntutan pekerjaan yang luar biasa.
  3. Persyaratan pekerjaan yang bertentangan dengan persetujuan.
  4. Kurangnya sumber daya atau pelatihan yang tepat.
  5. Kekurangan umpan balik (feedback) yang membangun.

Risiko Buruk yang Timbul Akibat Burnout

Tahukah kamu kalau kamu mengalami burnout saat bekerja selama WFH ini bisa berdampak pada banyak hal? Kelelahan (burnout) akibat bekerja selama pandemi bisa meningkatkan risiko pada keselamatan kerja sekaligus produktivitas kerja.

Lebih jauh lagi, risikonya bagi karyawan yang mengalami burnout tapi kurang menyadari lingkungannya, sehingga dapat mempertaruhkan keselamatan kerja. Kelelahan ini juga menyebabkan ketidakefektifan, penurunan kepuasan kerja, penurunan komitmen terhadap organisasi, gangguan pada timnya, pelanggan, dan pada akhirnya bisnis itu sendiri yaitu produktivitas perusahaan.

Cara Mengatasi Burnout dengan Teknik APPLE

Saat kamu merasakan burnout, ada satu teknik yang direkomendasikan oleh Anxiety UK, badan amal yang peduli pada orang-orang yang menderita kecemasan, stres, dan depresi berbasis kecemasan, yaitu mencoba mempraktikkan teknik APPLE (Acknowledge, Pause, Pull back, Let go, dan Explore) untuk mengendalikan dan mengelola kecemasan:

    Acknowledge (Akui): Perhatikan dan akui ketidakpastian yang muncul di pikiranmu.

    Pause (Jeda): Jangan bereaksi seperti biasanya. Jangan bereaksi sama sekali. Berhenti sejenak dan bernapaslah.

    Pull back (Tarik mundur): Katakan pada dirimu bahwa ini hanya kekhawatiran. Dan rasa kekhawatiran berlebih ini tidak perlu kamu rasakan dan tidak membantu apa-apa. Itu hanya pikiran atau perasaan. Jangan percaya semua yang kamu pikirkan. Pikiran bukanlah pernyataan atau fakta.

    Let go (Lepaskan): Lepaskan pikiran atau perasaan. Semuanya akan berlalu. Kamu tidak perlu menanggapinya.

    Explore (Jelajahi): Jelajahi momen saat ini, karena saat ini, di saat ini, semuanya baik-baik saja. Perhatikan pernapasan dan sekeliling kamu. Kemudian alihkan fokus perhatianmu ke hal lain seperti apa yang perlu kamu lakukan sekarang dan apa yang perlu kamu lakukan sebelum kamu merasakan kekhawatiran itu.

Selain teknik APPLE ini, sebaiknya kamu juga memperhatikan beberapa unsur penting kesehatan tubuh dan mental kamu saat ini. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan yaitu:

    Cobalah untuk tidur setidaknya delapan jam. Pola tidur yang buruk dapat meningkatkan stres.

    Nutrisi yang tepat sangat penting selama masa krisis. Makan setidaknya tiga kali sehari dan banyak minum air putih.

    Bila kamu bekerja dari rumah, ingatlah untuk istirahat. Sesekali, pergilah ke luar dan berjalan-jalan untuk membantu menjernihkan pikiranmu.

    Kelilingi dirimu dengan sebanyak mungkin orang positif yang dapat kamu temui untuk mendapatkan dukungan.

    Akui dari mana rasa stres yang kamu rasakan berasal membuatnya lebih mudah untuk menghadapi dan menemukan strategi mengatasi yang tepat.

    Jika menonton atau membaca berita merupakan pemicu stres, maka batasi jumlah berita yang kamu konsumsi per hari. Matikan televisi, letakkan ponselmu dan istirahatlah dari media sosial.

    Lakukan sesuatu yang membantu meredakan stresmu, seperti berjalan-jalan, berbicara dengan teman, menulis jurnal, berolahraga secara teratur, atau menikmati makanan enak.

    Hubungi bantuan profesional kesehatan mental, termasuk kelompok dukungan untuk mendapatkan bantuan.

    Menjaga jadwal harian akan membantu memberi kamu kendali untuk situasi yang tampaknya tidak terkendali.

 

Baca Juga: Cara Mencairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Secara Online Melalui Sistem E-Klaim

 

Bagaimana jika semua cara telah kamu lakukan dan tidak berhasil dan kamu masih tetap merasakan burnout? Jika kamu terus merasakan kondisi ini dan sudah tidak mampu lagi kamu kendalikan sendiri, sebaiknya kamu mulai mencari bantuan profesional. Jangan ragu untuk menghubungi tenaga profesional. Mereka akan membantumu untuk menemukan solusi pemulihan yang perlu kamu lakukan. Ada berbagai opsi teleterapi yang dapat diakses selama pandemi, serta saluran telepon hotline dan sumber daya daring. Stay safe and healthy!

 

Sumber:

https://www.who.int/news/item/28-05-2019-burn-out-an-occupational-phenomenon-international-classification-of-diseases

https://www.anxietyuk.org.uk/blog/health-and-other-forms-of-anxiety-and-coronavirus/

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/wps.20311

Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023