Apakah Muntah Membatalkan Puasa? Ini Faktanya!

7 Maret 2025 | Allianz Indonesia
Salah satu yang sering kali menjadi pertanyaan umat muslim yang menunaikan puasa adalah apakah muntah membatalkan puasa? Begini penjelasan lengkapnya sesuai dengan hadis. 

Apakah muntah membatalkan puasa? Ini kerap kali menjadi pertanyaan bagi umat muslim yang berpuasa. Pertanyaan ini sebenarnya penting untuk dipahami supaya ibadah puasa tetap sah dan lancar.

Muntah merupakan suatu kondisi di mana isi perut dikeluarkan melalui mulut, yang bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti gangguan pencernaan atau faktor lainnya. Dalam konteks puasa, penting untuk mengetahui apakah muntah dapat membatalkan puasa yang sedang dijalankan.

Puasa merupakan salah satu ibadah penting bagi umat muslim yang mengajarkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan berbagai hal yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang mengalami muntah ketika sedang berpuasa. Menjawab pertanyaan apakah muntah membatalkan puasa, berikut penjelasan yang perlu kamu pahami: 

Jika kamu muntah tanpa disengaja, misalnya karena mual tiba-tiba atau kondisi kesehatan tertentu, maka puasanya tetap sah dan tidak batal. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, di mana Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa saja yang (tak sengaja) muntah saat berpuasa, maka puasanya tidak batal."

Oleh karena itu, jika muntah terjadi secara alami tanpa adanya niat atau usaha untuk memicunya, kamu dapat melanjutkan puasa tanpa perlu khawatir.

Berbeda halnya jika muntah dilakukan dengan sengaja, misalnya dengan memasukkan jari ke tenggorokan atau cara lain untuk memicu muntah. Dalam kasus ini, puasa dianggap batal dan kamu diwajibkan untuk menggantinya di hari lain (qadha). Hal ini sesuai dengan lanjutan hadis sebelumnya:

"Tetapi siapa saja yang sengaja muntah, maka ia berkewajiban qadha (puasa)."

Tindakan sengaja muntah ini dianggap membatalkan puasa karena melibatkan niat dan usaha untuk mengeluarkan isi perut, yang bertentangan dengan prinsip menahan diri dalam berpuasa.

Terkait dengan muntah, apakah membatalkan puasa, para ulama sepakat bahwa perbedaan antara muntah yang membatalkan puasa dan tidak terletak pada niat dan kesengajaan. Muntah yang terjadi tanpa sengaja tidak membatalkan puasa, sedangkan muntah yang disengaja membatalkan puasa dan mengharuskan qadha.

Namun, dalam konteks muntah yang tidak disengaja, pastikan tidak ada muntahan yang tertelan kembali secara sengaja. Sebab, jika terjadi, puasa bisa menjadi batal dan tidak sah jika dilanjutkan. 

Makanan yang berminyak dan pedas dapat memicu gangguan pencernaan, seperti naiknya asam lambung dan perut kembung. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko mual yang bisa memicu muntah saat berpuasa. Sebaiknya, pilih makanan yang ringan, rendah lemak, dan mudah dicerna agar perut tetap nyaman sepanjang hari.
Mengonsumsi makanan berlebihan saat sahur bisa membuat lambung bekerja lebih keras dan menimbulkan rasa begah. Makan terlalu cepat juga dapat menyebabkan udara masuk ke dalam perut, yang berpotensi menimbulkan mual. Oleh karena itu, makanlah dengan porsi secukupnya dan kunyah perlahan agar sistem pencernaan bekerja lebih optimal.
Langsung tidur setelah makan sahur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau mual. Posisi tubuh yang berbaring juga memperlambat proses pencernaan, sehingga makanan lebih lama berada di lambung. Sebaiknya, beri jeda sekitar 30-60 menit setelah sahur sebelum tidur kembali agar tubuh memiliki waktu untuk mencerna makanan dengan baik.
Dehidrasi dapat menyebabkan tubuh lemas, pusing, dan berisiko menimbulkan rasa mual saat berpuasa. Oleh karena itu, penting untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka. Hindari minuman berkafein atau bersoda karena dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan gangguan pencernaan.

Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik terlalu berat saat berpuasa dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dan energi, yang berujung pada mual.

Jika ingin olahraga, pilih aktivitas ringan seperti berjalan kaki, stretching, yoga, pilates, atau sepeda agar tubuh tetap bugar dengan durasi 30 – 60 menit dalam intensitas ringan hingga sedang.

Pastikan juga untuk melakukannya pada waktu yang tepat, seperti menjelang berbuka, agar tubuh tidak terlalu kelelahan.

Jadi, apakah muntah membatalkan puasa? Jawabannya ya jika muntah adalah disengaja, dan tidak apabila memang tidak disengaja. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan antara muntah yang membatalkan dan yang tidak agar ibadah tetap sah. Selain itu, menjaga pola makan sehat dan menghindari pemicu mual dapat membantu kamu menjalani puasa dengan lebih nyaman. 
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Mar 25, 2025

Mar 27, 2025