Asuransi hadir untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian finansial. Manajemen risiko sebaiknya dipahami sebelum memutuskan untuk membeli produk asuransi. Hal ini agar kita sadar betul apa saja risiko yang dapat diklaim dan mana yang tidak menjadi tanggung jawab asuransi.
Risiko diartikan sebagai segala kemungkinan yang bisa terjadi. Suatu hal digolongkan sebagai risiko bila memiliki sifat sebagai berikut:
- Kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan.
- Kombinasi dari bahaya.
- Ketidakpastian kerugian.
- Kecenderungan bahwa hasil akhir mungkin berbeda dari hasil yang diperkirakan.
- Kemungkinan kehilangan, cedera, kerugian, atau kehancuran.
Dalam hidup, risiko adalah hal yang selalu dihadapi oleh manusia. Oleh karenanya, manusia butuh sesuatu yang dapat meminimalkan kerugian yang terjadi.
Baca juga: Pentingnya Risiko Keuangan
Jenis Risiko
Risiko terbagi menjadi berbagai macam, yaitu:
Spekulatif
Dalam risiko spekulatif, kamu bisa mengalami keuntungan, kerugian, atau sama sekali tidak ada perubahan. Contohnya adalah investasi saham. Nilai investasi di masa depan yang mungkin terjadi adalah untung, rugi, atau sama sekali tidak berubah. Kemungkinan tersebut bersifat spekulatif dan sudah disadari sebelum membeli.
Murni
Pada risiko murni, bila terjadi akan menimbulkan kerugian, namun bila tidak terjadi tidak mendatangkan keuntungan maupun kerugian. Contohnya adalah kecelakaan yang menyebabkan cacat, sehingga membuat diri tidak produktif dan tidak berpenghasilan.
Khusus
Kerugian dari risiko khusus bersifat pribadi. Contohnya adalah pencurian.
Fundamental
Bila terjadi, risiko fundamental dapat menimbulkan kerugian tidak hanya pada diri sendiri, tapi juga pada orang banyak. Risiko ini di luar kendali manusia. Contohnya adalah bencana alam seperti tsunami atau gempa bumi.
Dari berbagai macam risiko tersebut, risiko spekulatif tidak dapat ditanggung asuransi. Dampak dari risiko tersebut juga bisa dinilai dengan uang dan tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Baca juga: Mengenal Vaksin Sinovac, Vaksin COVID-19 Pertama yang Digunakan di Indonesia
Manajemen Risiko
Untuk menghindari kerugian yang timbul bila risiko terjadi, kamu bisa melakukan upaya tertentu. Upaya tersebut disebut sebagai manajemen risiko.
Manajamen risiko sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana. Misalnya dengan membawa payung sebelum hujan, berhati-hati saat berkendara, atau mengunci pintu rumah agar tidak kemalingan.
Dalam kaitannya dengan asuransi, manajemen risiko dibedakan sebagai berikut:
Menghindari risiko
Misalnya untuk menghindari risiko cacat, kamu menghindari pekerjaan atau profesi dengan tingkat kecelakaan tinggi. Misalnya seperti pekerja di wilayah tambang, pekerja yang berkutat dengan ketinggian, atau pekerja SAR yang selalu berkutat dengan bahaya. Namun sering kali pilihan ini tidak efektif, karena mungkin saja pekerjaan tersebut menjanjikan penghasilan besar.
Mengendalikan risiko
Risiko dapat dikendalikan dengan melakukan cara-cara untuk mencegah terjadinya kerugian. Misalnya bila rumahmu terbuat dari kayu, kamu memilih menggunakan kompor listrik bukan kompor api. Hal ini karena rumah kayu lebih rentan mengalami kebakaran.
Menunda risiko
Suatu kegiatan dapat ditunda untuk meminimalkan terjadinya kerugian. Misalnya menunda renovasi rumah karena saat itu musim hujan dan rumah berlokasi dekat sungai besar. Penundaan ini bertujuan agar bila terjadi banjir, kerugian yang dialami tidak terlalu besar.
Mengalihkan risiko
Manajemen risiko ini dilakukan dengan cara mengalihkan kerugian finansial pada pihak lain. Salah satu caranya adalah dengan mengalihkan risiko pada perusahan asuransi dan membayar sejumlah dana atau premi kepada perusahaan asuransi tersebut.
Perusahaan asuransi kemudian menerbitkan polis berisi ketentuan mengenai risiko apa saja yang dapat ditanggung. Pihak asuransi setuju untuk membayar sejumlah uang apabila kerugian terjadi, asalkan kamu membayar sejumlah uang (premi) terlebih dahulu.
Kamu dapat membeli polis asuransi yang berkaitan dengan harta benda, kesehatan, maupun kerugian yang dialami oleh pihak lain. Harta benda di antaranya properti dan kendaraan, kesehatan menyangkut penyakit atau cacat.
Sedangkan kerugian pihak lain misalnya terjadi ketika kendaraanmu menabrak mobil milik orang lain. Segala kerugian dan perbaikan mobilnya menjadi tanggung jawab pihak asuransi.
Baca juga: Yuk, Lindungi Aset Properti Kita Sejak Dini
Selain dapat membeli untuk pribadi, asuransi juga dapat dibeli oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko terkait dengan bisnis yang dijalankan.
Perusahaan asuransi menilai risiko sebagai suatu objek. Dengan memahami berbagai risiko yang mungkin terjadi, kamu dapat menentukan asuransi mana yang tepat dimiliki dan dapat membuatmu lebih tenang dalam menjalani hidup.
Baca juga: Begini Pertimbangan Bijak Sebelum Membeli Asuransi untuk Bayi
Dalam hidup, risiko adalah hal yang selalu dihadapi oleh manusia. Oleh karenanya, manusia butuh sesuatu yang dapat meminimalkan kerugian yang terjadi.