Apa itu Kehamilan Ektopik?
Kehamilan ektopik umumnya disebabkan oleh kerusakan pada tuba falopi. Kondisi ini pun membuat pergerakan sel telur terlambat atau bahkan terhambat.
Melansir dari AloDokter dan Cleveland Clinic, terdapat beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kerusakan pada tuba falopi, yaitu:
- Endometriosis, adanya jaringan menyerupai jaringan endometrium di luar uterus.
- Penyakit radang panggul.
- Gangguan keseimbangan hormon.
- Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi.
- Terbentuknya jaringan parut akibat prosedur medis pada kandungan.
Faktor Risiko Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi sekitar 2% dari angka total kehamilan dan dapat dialami oleh setiap wanita yang aktif secara seksual. Namun, ada beberapa faktor-faktor yang meningkatkan terjadinya kehamilan ektopik, yaitu:
- Hamil di usia 35 tahun atau lebih.
- Penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia.
- Hamil di luar kandungan sebelumnya.
- Riwayat operasi, seperti aborsi, sterilisasi pada wanita, dan operasi di area panggul atau perut.
- Program bayi tabung.
- Penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD).
- Kebiasaan merokok.
Gejala Kehamilan Ektopik
Gejala yang dirasakan pada awal kehamilan cukup mirip dengan kehamilan normal pada umumnya seperti mual, payudara mengeras, dan menstruasi yang terhenti. Namun, ada beberapa gejala tambahan pada tahap lanjut yang harus diwaspadai. Gejala tersebut antara lain mengalami nyeri perut (hampir sama dengan gejala usus buntu) dan perdarahan dari vagina.
Gejala-gejala tersebut akan semakin terasa parah atau sakit seiring waktu. Jika mengalami gejala di atas, apalagi jika masih menggunakan alat kontrasepsi setelah mengetahui sedang hamil, segera konsultasi ke dokter.
Waspadai juga keluhan berikut:
- Nyeri hebat di bagian panggul, bahu, dan leher.
- Nyeri di salah satu bagian bawah perut yang terasa semakin parah.
- Perdarahan ringan hingga berat dari vagina, dengan warna darah yang bisa lebih gelap dari menstruasi.
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Pusing atau lemas.
Jika tidak segera ditangani, kamu mungkin akan merasa sakit di bagian perut bawah ketika tuba falopi pecah. Ini adalah kondisi emergency yang harus segera ditangani. Segera hubungi penyedia layanan kesehatan atau IGD/UGD terdekat.
Diagnosis dan Pengobatan Kehamilan Ektopik
Diagnosis diawali dengan tanya jawab, terutama terkait hari pertama haid terakhir pasien. Setelah itu dilakukan beberapa tes.
- Tes kehamilan melalui urine dengan test pack.
- Tes kehamilan melalui darah, untuk mengukur kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG).
- USG transvaginal dan perut, untuk memastikan lokasi kehamilan ektopik.
Karena menempel di tempat selain rahim, janin pada kehamilan ektopik tidak dapat berkembang dengan normal. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengancam jiwa sang ibu. Tergantung pada perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur, dokter dapat menangani kehamilan ektopik dengan obat-obatan seperti obat suntik methotrexate untuk tahap awal atau operasi untuk kondisi lanjutan.
Operasi laparoskopi dilakukan untuk mengangkat satu atau dua tuba falopi yang rusak. Pada kasus pasien kehamilan ektopik yang mengalami perdarahan berat, dokter akan melakukan tindakan darurat berupa operasi laparotomi. Operasi laparotomi dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang pecah. Jika memungkinkan, tuba falopi cukup diperbaiki tanpa harus diangkat.
Meskipun singkat, kehamilan dapat membangun ikatan batin yang kuat antara orang tua dan calon anaknya. Oleh karena itu, kehamilan yang gagal dapat menimbulkan rasa sedih dan tekanan mental. Orang tua dapat saling berbagi cerita dengan orang terdekat atau mereka yang memiliki pengalaman yang sama. Jika perlu, berkonsultasi lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater.
Baca juga: 7 Keluhan Ibu Hamil Trimester 1, Kapan Harus ke Puskesmas atau Rumah Sakit?
Pencegahan Kehamilan Ektopik
Tidak ada cara khusus untuk mencegah kehamilan ektopik. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya hamil di luar kandungan adalah menjaga pola hidup sehat, berhenti merokok, menghindari perilaku yang meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual, dan melakukan pemeriksaan kesehatan kandungan secara rutin.
Merencanakan kehamilan membutuhkan perencanaan khusus dari tiap pasangan. Rencanakan kehadiran anggota keluarga baru kamu bersama Allianz dengan produk unggulan SmartHealth Maxi Violet, merupakan asuransi kesehatan yang dapat digunakan secara perorangan dan keluarga dengan manfaat dasar seperti rawat inap dan manfaat tambahan seperti rawat jalan, rawat gigi, dan persalinan.
Setiap aspek sebaiknya sudah dipersiapkan dengan baik, bahkan sebelum memulai program hamil. Sehingga kehamilan berjalan dengan lancar dan menyenangkan, karena tekanan dan stres akan sangat berdampak pada calon ibu dan janin.