8 Tips Memutus Rantai
Generasi Sandwich

20 Mei 2024 | Allianz Indonesia
Generasi sandwich adalah sekelompok individu yang menanggung beban hidup tiga generasi, yaitu orang tua, diri sendiri, dan anak-anak. Lantas, bagaimana cara memutus rantai ini?
Menurut survei DataIndonesia.id pada 2023, 46,3% generasi Z di Indonesia menjadi generasi sandwich, di mana mereka bertanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, orang tua, dan anaknya dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, 73,38% gen Z yang menjadi generasi sandwich merasa bersalah jika tidak memenuhi kebutuhan keluarga dan 66,19% juga merasa khawatir terhadap masa depan dirinya.
 
Senada dengan DataIndonesia.id, Tirto bekerja sama dengan Jakpat juga melakukan sebuah survei untuk memperoleh gambaran tentang generasi sandwich di Indonesia dengan melibatkan 1.500 responden berusia 20 – 35 yang tersebar di 33 provinsi dengan mayoritas domisili berada di Pulau Jawa. Hasil survei yang dilakukan pada Oktober 2023 lalu ini menyimpulkan bahwa lebih dari separuh responden yakni 50,60% merupakan generasi sandwich.
 
Lantas, apa sebenarnya yang membuat fenomena ini terus terjadi dan bagaimana cara memutusnya? Namun sebelum menjawab pertanyaan ini, yuk kenali dan pahami dulu makna generasi sandwich ini. 
Dilansir dari laman resmi Sikapi Uangmu OJK, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller pada 1981, menggambarkan generasi orang dewasa yang harus menanggung kebutuhan hidup tiga generasi sekaligus: orang tua, diri sendiri, dan anak. Kondisi ini digambarkan seperti sandwich, di mana "daging" di tengah (generasi dewasa) terhimpit oleh dua "roti" (orang tua dan anak).
 
Generasi ini umumnya berusia antara 30 hingga 50 tahun. Carol Abaya, seorang ahli perawatan lansia, membagi generasi sandwich menjadi tiga kategori:
 
1. Traditional Sandwich Generation
Mereka menanggung beban hidup orang tua serta pasangan dan anak.
 
2. Club Sandwich Generation
Selain menanggung kebutuhan orang tua, pasangan, dan anak, mereka juga bertanggung jawab atas kakek-nenek dan mungkin cucu. 
 
3. Open-faced Sandwich Generation
Mereka yang sudah berkeluarga namun belum memiliki anak, tetapi harus menanggung beban orang tua. 
Generasi sandwich umumnya muncul akibat kurangnya perencanaan masa tua yang baik, sehingga menyebabkan anak harus mengambil peran untuk bertanggung jawab mendukung kehidupan orang tuanya. Selain itu, minimnya pengetahuan dan perencanaan finansial jangka panjang juga menjadi penyebab munculnya generasi sandwich. Jika tidak diatasi, maka pola ini bisa terus berlanjut ke generasi berikutnya.
 
Masih dari laman yang sama, untuk memutus fenomena ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, di antaranya adalah:
1. Miliki Tabungan Rencana
Tabungan rencana adalah salah satu langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial. Buat tabungan berjangka dengan setoran rutin yang dipotong otomatis dari rekening utama (auto debit) untuk berbagai tujuan kehidupan jangka panjang, seperti pendidikan anak, pernikahan anak di kemudian hari, dan dana pensiun. Di samping itu, kamu juga bisa membuat tabungan berjangka untuk tujuan jangka pendek, seperti pergi berlibur, reward untuk anak, atau bahkan self-reward. Hal ini akan melatih kedisiplinan perihal keuangan dan mengurangi risiko pengeluaran impulsif. Dengan konsistensi dan komitmen dalam menabung, kamu bisa menciptakan dana cadangan yang akan mendukung berbagai kebutuhan masa depan. 
 
2. Siapkan Program Pensiun
Merencanakan program pensiun sejak dini adalah kunci untuk menjalani masa tua dengan tenang. Investasikan sejumlah dana secara berkala ke dalam program pensiun yang hanya dapat diakses saat usia pensiun. Program seperti BPJS Ketenagakerjaan, dana pensiun perusahaan, atau instrumen investasi lainnya dapat menjadi pilihan. Dengan memiliki dana pensiun yang cukup, kamu tidak akan bergantung pada dukungan anak di masa tua dan dapat mempertahankan kemandirian finansial.
 
3. Miliki Asuransi Kesehatan
Biaya kesehatan yang terus meningkat akibat adanya inflasi medis bisa menjadi beban yang berat saat kamu atau salah satu anggota keluargamu mengalami risiko jatuh sakit. Oleh karena itu, pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan, baik untuk diri sendiri, orang tua, maupun anak. Misalnya, dari BPJS Kesehatan atau perusahaan asuransi terpercaya yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), seperti Asuransi Kesehatan dari Allianz Indonesia. Dengan memiliki asuransi kesehatan kamu bisa mendapatkan perlindungan atas rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan ketentuan Polis masing-masing. Dengan memilih asuransi kesehatan yang tepat, biaya kesehatan tidak akan membebani tabungan atau mengurangi investasi masa depan.
 
4. Kurangi Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif menjadi salah satu penyebab utama ketidakstabilan keuangan. Mulailah dengan menentukan prioritas kebutuhan dan bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Fokuslah pada tujuan jangka panjang seperti tabungan, investasi, atau dana darurat, dan hindari pengeluaran yang tidak perlu. Rancang anggaran bulanan untuk memantau pengeluaranmu dan menghindari pembelian impulsif.
 
5. Siapkan Dana Pendidikan Anak
Pendidikan adalah investasi berharga bagi anak, namun pastinya juga memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, rencanakan biaya pendidikan melalui tabungan pendidikan sejak dini. Tentukan sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial tanpa membebani keluarga. Perkirakan pula inflasi biaya pendidikan dan pilih program tabungan pendidikan yang dapat melindungi kebutuhan pendidikan anak di masa depan.
 
6. Ajarkan Anak Mandiri Finansial
Mulailah mengajarkan anak menabung dan bedakan antara kebutuhan dan keinginan sejak dini. Dorong anak untuk membeli kebutuhan mereka sendiri dari hasil tabungan. Ini akan menanamkan nilai-nilai kemandirian dan tanggung jawab finansial. Motivasi mereka untuk mempersiapkan masa depan yang cerah dengan belajar mengelola uang secara bijak.
 
7. Rencanakan Investasi
Investasi adalah cara untuk mengembangkan kekayaan dan memastikan masa depan finansial yang stabil. Lakukan investasi dalam berbagai instrumen seperti properti, saham, reksa dana, atau obligasi. Pendapatan pasif yang dihasilkan dari investasi jangka panjang ini bisa mendukung kebutuhan di masa pensiun. Jangan lupa untuk menyesuaikan investasi dengan tujuan, toleransi risiko, dan profil keuangan pribadi.
 
8. Mempersiapkan Warisan
Salah satu cara yang juga perlu dipertimbangkan untuk memutus rantai generasi sandwich adalah mempersiapkan warisan. Allianz Indonesia menawarkan solusi finansial dalam bentuk warisan yang kelak akan mewujudkan kebaikan yang menguatkan bagi masa depan, yaitu AlliSya LegacyMax dan Allianz LegacyPro. 
 
AlliSya LegacyMax merupakan asuransi jiwa syariah yang memberikan perlindungan finansial hingga pihak yang diasuransikan mencapai usia 120 tahun dengan masa pembayaran Kontribusi yang singkat. Lebih dari itu, peserta juga dapat melakukan penarikan dana mulai akhir tahun Polis ke-15 atau ke-25, bergantung pada usia masuk dari pihak yang diasuransikan. Dana ini bisa digunakan oleh peserta selagi masih ada untuk berbagai kebutuhan pribadi maupun keluarga, seperti tambahan untuk biaya ibadah (umroh/haji), tambahan untuk biaya pensiun, atau juga tambahan untuk biaya lain terkait anak seperti pendidikan atau menikah. Peserta juga bisa menggunakannya untuk berbagi kebaikan bagi sesama melalui donasi atau sumbangan.
 
Sedangkan, Allianz LegacyPro merupakan asuransi jiwa tradisional yang memberikan manfaat booster untuk meningkatkan uang pertanggungan dengan total Uang Pertanggungan hingga sebesar 150%, pada saat tertanggung mencapai usia 75 tahun. Keunggulan lainnya adalah produk ini menyediakan manfaat pembebasan premi asuransi dasar (waiver) jika tertanggung terdiagnosa salah satu dari 77 kondisi penyakit kritis. Nasabah juga dapat memilih opsi masa pembayaran premi 5, 10, dan 15 tahun sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanannya.
 
 
Dengan merencanakan masa depan finansial dengan baik, kamu dapat menghindari jeratan generasi sandwich dan memutus siklus beban finansial ini bagi anak-anakmu nanti. Ingat, kemandirian finansial tidak hanya membuatmu hidup lebih tenang, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi generasi mendatang. 
Author: Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Kini Allianz Indonesia hadir untuk bisnis asuransi umum, asuransi jiwa, kesehatan, dana pensiun dan asuransi syariah yang didukung oleh lebih dari 1.400 karyawan dan lebih dari 20.000 tenaga penjualan dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya untuk melayani lebih dari 7 juta tertanggung di Indonesia.
Pilihan Artikel yang direkomendasikan

Nov 08, 2023

Okt 26, 2023