Berdasarkan data IQAir, tepat pada 20 Agustus 2024, level polusi udara di Kota Jakarta berada di angka 151, yang berarti termasuk dalam kategori tidak sehat dengan partikel konsentrasi polutan yang sangat kecil, yaitu 2,5 mikrometer.
Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius, karena berdampak langsung pada kesehatan, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Bagi kamu yang harus beraktivitas di luar ruangan, pastikan untuk mengenakan masker guna menghindari risiko kesehatan dari polusi udara yang buruk.
Apa saja penyakit yang bisa timbul sebagai dampak dari polusi udara dan bagaimana cara mencegahnya? Baca semuanya di sini!
Dampak Polusi Udara Pada Kesehatan
1. Asma
Ini merupakan masalah pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran udara. Gejala yang bisa dirasakan, mulai dari kesulitan bernapas, sesak napas, batuk, dan mengeluarkan wheezing atau suara mengi, merupakan suara khas berasal dari saluran pernapasan yang menyempit.
Suara ini akan sangat terdengar jelas saat penderitanya menghirup dan menghembuskan napas dan bisa terjadi di semua kalangan usia
2. Bronkitis
Bronkitis adalah penyakit radang yang terjadi pada dinding saluran pernapasan. Gejala penyakit ini hampir sama dengan asma, tetapi ditambah dengan batuk berdahak.
Meski bisa diatasi dengan mengonsumsi obat, penyakit ini membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih seperti sediakala.
Sementara gejala yang dirasakan bisa membuat kamu tidak nyaman dan mengganggu aktivitas, seperti demam, sesak napas, dan sakit tenggorokan.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
4. Pneumonia
5. Kanker Paru-Paru
Polusi udara mengandung zat kimia yang bersifat karsinogenik. Artinya, jika terpapar dalam jangka waktu yang panjang, maka dapat merusak DNA sel-sel paru-paru dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa paparan partikel polusi yang terhirup dapat meningkatkan kanker paru-paru hingga 30% sampai 50%.
6. Depresi, Dampak Polusi Udara pada Kesehatan
Partikel polusi udara yang terhirup dalam tubuh bisa meningkatkan radikal bebas dalam tubuh seseorang. Hal ini akan memicu produksi hormon stres dan menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Dampak yang dirasakan antara lain adalah risiko depresi menjadi meningkat dua kali lipat. Apalagi jika kamu juga memiliki gangguan produksi zat kimia dan hormon di otak yang memengaruhi suasana hati.
7. Demensia dan Alzheimer
Zat beracun dari polusi udara ternyata juga bisa menimbulkan gangguan pada fungsi otak secara bertahap yang mengakibatkan demensia atau kesulitan untuk mengingat dan berpikir.
Maka, tak dapat dipungkiri bahwa risiko terkena penyakit alzheimer pun juga menjadi lebih tinggi.
8. Keguguran, Kelahiran Prematur, dan Autisme pada Bayi
Ibu hamil yang terpapar polusi, bisa memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi diri dan janinnya. Bagi sang ibu, pencemaran udara bisa menimbulkan stres oksidatif, gangguan pernapasan, dan peradangan di seluruh tubuhnya.
Kondisi tersebut berkontribusi meningkatkan risiko kelahiran prematur dan komplikasi kehamilan lainnya, bahkan keguguran. Sementara pada janin, ini bisa memicu autisme saat lahir.
9. Konjungtivitis
Ini adalah penyakit iritasi ringan hingga peradangan pada mata. Gejala yang dirasakan yaitu mata kemerahan, gatal, berair, terasa berpasir, atau bahkan panas dan perih seperti terbakar.
Jika tidak diobati dan terus terpapar polusi udara, maka gangguan ini bisa lebih serius, sehingga menyebabkan katarak, glaukoma, degenerasi makula, dan retinopati diabetik.
10. Rhinitis, Dampak Polusi Udara pada Kesehatan
11. Masalah Kulit
Polusi udara yang buruk tidak hanya berisiko terhadap pernapasan, melainkan juga terhadap kesehatan kulit. Partikel-partikel halus yang dapat menempel pada kulit dan menyumbat pori-pori berpotensi memicu masalah kulit, termasuk jerawat dan menyebabkan penuaan dini.
Melakukan perawatan kulit secara rutin dan menggunakan sunscreen atau tabir surya setiap dua jam sekali sangat direkomendasikan untuk menghindari dampak buruk akibat polusi udara yang tak sehat.
12. Serangan Jantung dan Stroke
Penyakit selanjutnya yang mungkin muncul akibat polusi udara adalah risiko terjadinya penumpukan plak atau timbunan lemak di dalam pembuluh.
Disebut dengan aterosklerosis, kondisi ini membuat pembuluh darah menyempit, bahkan tersumbat. Akibatnya, aliran darah ke organ-organ tubuh pun terhambat. Jika terjadi pada pembuluh darah jantung, maka seseorang berisiko mengalami penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
Namun, jika bagian otak yang tidak mendapatkan suplai darah karena sumbatan tadi, maka akan terjadi kerusakan atau kematian jaringan yang disebut sebagai stroke. Gejalanya adalah berupa kelumpuhan pada area tubuh tertentu.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
1. Pada Diri Sendiri
- Pakai masker yang menutupi mulut dan hidung untuk membantu menyaring partikel-partikel berbahaya dari udara.
- Hindari melakukan aktivitas fisik berat di luar ruangan saat kualitas udara buruk.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, vitamin B6, vitamin E, zinc, dan selenium, seperti bayam, kangkung, brokoli, kentang, dada ayam, daging sapi, kacang kacangan, biji-bijian, ikan, dan telur.
- Mengonsumsi buah kaya vitamin C, seperti jeruk, jambu biji, apel, atau mangga.
- Pastikan mencukupi kebutuhan air putih, setidaknya 1,5 – 2 liter per hari.
- Rutin berolahraga, minimal 150 menit seminggu.
- Tidur cukup sekitar 7 – 9 jam setiap malam.
- Kelola stres dengan bermeditasi atau melakukan hobi.
- Pastikan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki risiko penyakit.
2. Pada Lingkungan
- Kurangi penggunaan kendaraan dengan bahan bakar fosil, seperti mobil dan motor. Kamu bisa mulai beralih ke transportasi umum atau bahkan berjalan kaki dan bersepeda, jika jarak yang kamu tempuh masih memungkinkan.
- Menanam pohon di sekitar rumah untuk membantu menyaring udara dan meningkatkan kualitas udara.
- Batasi penggunaan produk kimia, seperti pembersih berbasis aerosol.
- Hemat energi, misalnya dengan menggunakan AC seperlunya, melepaskan colokan listrik jika tidak digunakan, dan matikan lampu saat ruangan sudah terang dari sinar matahari.
- Gunakan produk daur ulang yang bisa mengurangi penggunaan energi dan polusi.
- Pilih produk makanan organik dan lokal yang berkontribusi mengurangi emisi transportasi dan energi.
- Kurangi mengonsumi makanan daging sapi yang menghasilkan lima kali lebih banyak emisi gas rumah kaca untuk membantu menurunkan polusi udara.
- Hindari penggunaan kantong plastik yang membutuhkan waktu panjang untuk diurai. Jika harus pakai kemasan sekali pakai, pilihlah yang lebih mudah diurai oleh tanah.
Allianz Flexi Medical untuk Lindungi Diri dari Dampak Polusi Udara
Jika kamu tinggal di wilayah dengan polusi udara buruk yang tinggi, memiliki asuransi kesehatan merupakan sebuah kewajiban untuk melindungi diri dari dampak yang mungkin terjadi. Kamu bisa memilih Allianz Flexi Medical, sebuah asuransi kesehatan yang memberikan manfaat komprehensif dan fleksibel sesuai kebutuhan.
Beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan adalah
- Penggantian biaya rawat inap atau pembedahan karena penyakit maupun kecelakaan
- Penggantian biaya-biaya manfaat penyakit kritis
- Penggantian biaya-biaya manfaat perawatan darurat
- Penggantian biaya-biaya manfaat tambahan, misalnya peralatan medis tahan lama bahkan hingga anggota tubuh artifisial
- Manfaat meninggal dunia akibat kecelakaan dan bukan kecelakaan
Yuk, langsung Cari Agen Terdekat dengan Kamu untuk mulai menggunakan Allianz Flexi Medical agar bisa melindungi diri dari dampak polusi udara bagi kesehatan!