Allianz Global Insurance Report 2024: Industri Asuransi di Tengah Tantangan Tahun-Tahun Transformatif

Allianz telah mempublikasikan “Global Insurance Report” terbaru, yang menganalisis tentang perkembangan industri asuransi di seluruh dunia. 

21 Juni 2024 | Allianz Indonesia

Munich, 21 Juni 2024 - Allianz telah mempublikasikan “Global Insurance Report” terbaru, yang menganalisis tentang perkembangan industri asuransi di seluruh dunia.

Pertumbuhan yang sangat kuat

Berdasarkan dari laporan yang diterbitkan, industri global asuransi tumbuh dengan estimasi 7,5% di tahun 2023, tercatat sebagai pertumbuhan tercepat semenjak tahun 2006, satu tahun sebelum Global Financial Crisis (GFC). Secara keseluruhan, perusahaan asuransi di seluruh dunia menghasilkan EUR6,2 triliun di asuransi jiwa (EUR2.620 miliar), EUR 2.153 miliar di asuransi umum, dan EUR1.427 miliar di premi asuransi kesehatan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pemasukan premi global meningkat pesat dengan jumlah yang sangat besar yaitu EUR1,1 triliun atau 21,5%. Namun, perkembangan yang kuat perlu dilihat dengan latar belakang peningkatan inflasi yang tinggi. Sehingga kondisinya menjadi kurang mengesankan. Premi ril hampir stagnan dan hanya mengalami peningkatan sebesar 0.7% sejak 2020.

Berbeda dengan tahun 2022, di saat peningkatan premi global yang utamanya didorong oleh segmen asuransi umum, tahun 2023 menunjukkan pertumbuhan yang lebih berimbang. Ketiga segmen tersebut mencatatkan peningkatan yang hampir sama, di mana asuransi jiwa dengan jumlah peningkatan sebesar 8,4%, asuransi umum sebesar 7,0%, dan asuransi kesehatan sejumlah 6,6%. Pemulihan segmen asuransi jiwa yang hanya tumbuh sebesar 3,1% pada tahun 2022 mendapatkan dorongan utama oleh Asia (tanpa Jepang) yang meningkat sebesar 16,2% dan kini menjadi pasar asuransi jiwa terbesar di dunia, melampaui Eropa Barat yang mengalami pertumbuhan pasar global dengan jumah 30,0%. Dalam lini asuransi umum, Amerika Utara (+7.1%) masih menjadi pasar terbesar (pangsa pasar global: 54,2%). Premi di Asia (tanpa Jepang) meningkat sebesar 6,6% pangsa pasar global di kawasan ini tetap sebesar 15,5%.

Global Insurance Report

Indonesia: Kebutuhan Asuransi Umum Meningkat

Pasar asuransi Indonesia mengalami pertumbuhan yang solid pada tahun 2023: pendapatan premi meningkat sebesar 3,6% menjadi EUR16,8 miliar. Namun, peningkatan total ini memperlihatkan perkembangan yang sangat berbeda dalam segmen asuransi jiwa dan asuransi umum. Untuk asuransi jiwa, premi menurun untuk tahun kedua berturut-turut (-7,4% pada tahun 2023), sedangkan untuk asuransi umum, premi meningkat sebesar 24,2%, sebagian besar karena kenaikan harga. Secara keseluruhan, selama tiga tahun terakhir, pendapatan premi pada asuransi umum hampir dua kali lipat, menambah EUR3 miliar dan mencapai EUR6,6 miliar pada tahun 2023. Untuk dekade berikutnya, kami memperkirakan kembalinya pertumbuhan yang lebih seimbang, dengan total 8,0% per tahun.

“Di Allianz Indonesia, kami juga melihat pertumbuhan di lini bisnis asuransi jiwa dan umum, terutama asuransi umum yang mencatat pencapaian dua digit di 2023. Hal ini menunjukkan komitmen kami untuk menyediakan perlindungan yang komprehensif (A-Z), bukan hanya asuransi jiwa dan umum, tetapi juga asuransi kesehatan dan syariah bagi masyarakat di Indonesia. Tentunya ini sejalan dengan tujuan global kami untuk melindungi masa depan lebih banyak lagi masyarakat dan membantu mereka mencapai keamanan finansial,“ ucap Alexander Grenz, Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia.

Asuransi Umum meningkat

Menutup Kesenjangan

Selama dekade berikutnya, pasar asuransi global diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat tahunan sebesar 5,5%, yaitu dengan tingkat yang sama persis dengan GDP global. Pada dekade sebelumnya, pertumbuhan asuransi tertinggal di belakang pertumbuhan ekonomi. Bobot dari tiga segmen akan bergeser. Segmen asuransi umum akan tumbuh sebesar 4,7% per tahun, setelah 5,0% per tahun dalam sepuluh tahun sebelumnya, karena kenaikan harga yang terkait dengan inflasi akan mereda. Segmen kesehatan juga diperkirakan akan tumbuh sedikit lebih lambat – tetapi dengan 7,3% per tahun, peningkatannya tetap tinggi. Sebaliknya, segmen asuransi jiwa mungkin tumbuh sebesar 5,1% per tahun (naik dari 3,5% per tahun), mendapat manfaat dari suku bunga yang lebih tinggi. Secara keseluruhan, kumpulan premi global akan meningkat hampir EUR5 triliun.

Sebagian besar pertumbuhan ini akan berada di segmen asuransi jiwa (EUR1.887 miliar) dengan Asia (tanpa Jepang) tetap menjadi mesin pertumbuhan untuk bisnis asuransi jiwa global (+7,3% per tahun). Wilayah ini diperkirakan akan menyumbang setengah dari pertumbuhan premi absolut (EUR928 miliar), lebih banyak dari gabungan Amerika Utara (EUR377 miliar) dan Eropa (EUR323 miliar). Sementara China (+7,7% per tahun) masih akan mendominasi wilayah ini secara absolut, juara pertumbuhan sebenarnya selama dekade berikutnya kemungkinan adalah India (+13,6% per tahun).

Dalam segmen asuransi umum, premi tambahan akan mencapai EUR1.427 miliar pada tahun 2034. Meskipun pertumbuhan di Asia (tanpa Jepang: 7,1% per tahun) secara signifikan lebih tinggi daripada di Amerika Utara (3,8% per tahun), secara absolut, wilayah terakhir akan jelas mendominasi: EUR584 miliar premi tambahan di Amerika Utara dibandingkan dengan EUR376 miliar di Asia (tanpa Jepang) dan EUR184 miliar di Eropa Barat.

"Prospek premi yang baik tidak boleh membuat industri ini cepat merasa puas," kata Arne Holzhausen, salah satu penulis laporan tersebut. "Tantangan terbesar bagi industri ini adalah mempertahankan relevansinya terhadap kondisi yang semakin mengintervensi. Meningkatnya polarisasi dan ketidaksetaraan mengancam untuk merusak tatanan sosial. Bagaimana menavigasi tantangan-tantangan ini, menjaga relevansi sosialnya sebagai kekuatan untuk kesetaraan dan persatuan, adalah tugas utama industri asuransi di tahun-tahun mendatang."

Tentang Allianz Indonesia
Allianz memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka kantor perwakilan di tahun 1981. Pada tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, perusahaan asuransi umum. Kemudian, Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan dana pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia di tahun 1996. Di tahun 2006, Allianz Utama dan Allianz Life memulai bisnis asuransi syariah.

Kini Allianz Indonesia didukung oleh lebih dari 1.300 karyawan dan lebih dari 34.000 tenaga pemasar dan ditunjang oleh jaringan mitra perbankan dan mitra distribusi lainnya. Saat ini, Allianz menjadi salah satu asuransi terkemuka di Indonesia yang dipercaya untuk melindungi lebih dari 8,3 juta tertanggung.

Tentang Allianz di Asia
Asia adalah salah satu wilayah pertumbuhan inti untuk Allianz, yang ditandai dengan keragaman budaya, bahasa dan adat istiadat. Allianz telah hadir di Asia sejak 1910, menyediakan asuransi kebakaran dan maritim di kota-kota pesisir Tiongkok. Saat ini, Allianz aktif di 16 pasar di wilayah tersebut, menawarkan beragam asuransi dengan bisnis inti pada asuransi kerugian, asuransi jiwa, perlindungan dan solusi kesehatan, dan manajemen aset. Dengan lebih dari 36.000 staf, Allianz melayani kebutuhan lebih dari 21 juta nasabah di wilayah ini melalui berbagai saluran distribusi dan platform digital.

Tentang Grup Allianz
Allianz Group adalah perusahaan asuransi dan manejemen aset terkemuka di dunia dengan 100 juta nasabah individu dan perusahaan di lebih dari 70 negara. Nasabah Allianz mendapatkan manfaat dari berbagai layanan asuransi individu dan kumpulan, mulai dari asuransi properti, jiwa dan kesehatan, sampai layanan bantuan asuransi kredit dan asuransi bisnis secara global. Allianz adalah salah satu investor terbesar di dunia, dengan dana kelolaan nasabah asuransi lebih dari 790 miliar Euro. Sementara manajer aset kami, PIMCO dan Allianz Global Investors mengelola aset tambahan sebesar 1,7 triliun Euro milik pihak ketiga. Berkat integrasi sistematik ekologis dan kriteria sosial pada proses bisnis dan keputusan investasi, Allianz memegang posisi terdepan untuk perusahaan asuransi dalam Dow Jones Sustainable Index. Pada tahun 2020, Allianz Group memiliki lebih dari 150.000 karyawan dan meraih total pendapatan 140 miliar Euro serta laba operasional sebesar 10,8 miliar Euro.