Berita tentang virus corona bergerak begitu cepat. Saat kondisi seperti ini, begitu banyak informasi yang tentunya hadir di hadapanmu. Mulai dari pemberitaan di media massa hingga perbincangan di media sosial dari Twitter, Instagram, hingga Facebook. Salah satu cara mengatasi kepanikan di tengah wabah COVID-19 adalah dengan meneruskan informasi yang baik dan benar sesuai fakta perkembangan kasus corona.
Seiring informasi tersebut, bisa jadi kamu menemukan istilah-istilah baru terkait virus corona seperti social distancing, lockdown, karantina hingga isolasi. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dari istilah-istilah yang muncul itu?
Nah, yuk mulai sekarang kenali istilah-istilah seputar virus COVID-19 ini, supaya kamu tidak keliru lagi ketika menerima atau meneruskan informasi kepada kerabat dan teman-teman!
Sebagai langkah pertama, yuk kita cari tahu apa itu COVID-19?
Baca juga: Apa yang Bisa Saya Lakukan untuk Melindungi Diri dari Virus Corona?
COVID-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini secara resmi oleh WHO disebut sebagai COVID-19 yang berarti Corona Virus Disease 2019 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Sementara orang yang terinfeksi, berhubungan dengan yang terinfeksi dan memiliki riwayat bepergian ke daerah terjangkit disebut suspect, pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP). Ketiga istilah ini berdasarkan definisi operasional buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan sebagaimana dikutip dari tirto.id
Orang dalam Pemantauan (ODP)
ODP biasanya memiliki gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, tetapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Saat kondisi ODP, orang tersebut tidak perlu rawat inap di rumah sakit tetapi akan diminta untuk melakukan isolasi secara mandiri di rumah setidaknya selama 14 hari hingga kondisinya membaik.
Baca juga: Jangan Salah, Begini Cara Pakai Masker yang Benar
Suspect
Lalu bagaimana jika sudah diputuskan sebagai suspect? Menurut penjelasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI suspect ialah orang atau pasien dalam pengawasan yang harus menjalani isolasi di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan swab.
Pasien dalam Pengawasan (PDP)
Sebelum diputuskan positif terjangkit, penderita penyakit COVID-19 disebut pasien dalam pengawasan (PDP), mereka adalah orang-orang yang memiliki gejala panas badan dan gangguan saluran pernapasan.
Gangguan saluran pernapasan itu bisa ringan atau berat, serta pernah berkunjung ke atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan COVID-19.
Gak hanya itu, PDP juga memiliki indikasi atau diketahui pernah berkontak secara langsung dengan kasus yang terkonfirmasi atau probabel COVID-19.
Baca juga: Apa yang Bisa Saya Lakukan untuk Melindungi Diri dari Virus Corona?
Positif
Pasien yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 setelah melakukan serangkaian pemeriksaan seperti cek darah, rontgen paru-paru, hingga swab yang harus menjalani perawatan di rumah sakit atau di lokasi yang ditentukan oleh pemerintah seperti Wisma Atlet hingga dinyatakan pulih dan bebas dari virus COVID-19.
Baca juga: Apa yang Bisa Saya Lakukan untuk Melindungi Diri dari Virus Corona?
Di sisi lain, saat ini kamu pasti sudah tahu juga kan kalau banyak sekali campaign yang meggunakan hashtag #WFH atau #dirumahaja. Ada banyak alasan tentunya kamu diminta untuk tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian. Kenapa ya dan apa arti istilah-istilah ini?
Physical Distancing
Di awal kasus COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia menerapkan istilah social distancing, yang berarti kamu diimbau menjaga ruang pribadi dalam jumlah besar sekitar 1,5 sampai 2 meter, di antara kamu dan siapa pun yang berada di sekitarmu.
Nah, baru-baru ini, istilah terbaru muncul dari Organisasi Kesehatan Dunia yaitu physical distancing. Penerapan physical distancing ini mengubah istilah awal yang digunakan yaitu social distancing. Alasan dibalik perubahan ini adalah supaya masyarakat tetap menjaga jarak fisik, bukan jarak sosial. Seperti dikutip dari Kompas, Maria Van Kerkhove, Pemimpin Teknis Respons COVID-19 WHO, mengatakan bahwa menjaga jarak fisik bukan berarti kita memutus hubungan sosial dengan orang yang kita cintai, dari keluarga kita dan supaya orang-orang tetap berhubungan dengan memanfaatkan teknologi.
Isolasi
Jika sudah menunjukkan positif COVID-19, maka proses isolasi menjadi keharusan. Ini adalah ketika seseorang yang benar-benar sakit menjauh dari orang lain sehingga mereka tidak menulari orang lain.
Dalam kasus COVID-19 ini, isolasi harus dilanjutkan sampai risiko menulari orang lain dianggap rendah. Keputusan untuk mengakhiri isolasi harus dibuat berdasarkan kasus per kasus, dengan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan dan departemen kesehatan setempat.
Karantina
Nah, ketika seseorang yang telah terpapar penyakit tetapi tidak tampak sakit, maka ia disarankan untuk tinggal jauh dari orang lain dalam jangka waktu tertentu jika mereka terinfeksi.
Dengan menjaga jarak, mereka dapat menghindari penyebaran penyakit kepada orang lain. Hal ini biasa disebut karantina dan biasanya berlangsung sedikit lebih lama dari masa inkubasi untuk suatu penyakit, demi menjaga keamanan.
Lockdown
Sementara jika keadaan sudah semakin parah, maka bisa dilakukan lockdown. Dikutip dari Cambridge, lockdown dapat diartikan sebagai sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan secara bebas karena kondisi darurat. Di Indonesia, istilah lockdown mirip dengan karantina wilayah.
Jika dikaitkan dalam istilah teknis dalam kasus Corona atau COVID-19, arti lockdown adalah mengunci seluruh akses masuk maupun keluar dari suatu daerah maupun negara. Tujuan mengunci suatu wilayah ini agar virus corona tidak menyebar lebih jauh lagi.
Jika suatu daerah dikunci atau, maka semua fasilitas umum harus ditutup, di antaranya sekolah, transportasi umum, tempat umum, perkantoran, bahkan pabrik harus ditutup dan tidak diperkenankan beraktivitas.
Indonesia sendiri belum menerapkan lockdown sampai sejauh ini. Namun masyarakat diminta untuk tinggal di rumah (karantina mandiri) untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Selain itu, ada istilah apa lagi ya yang bisa kamu temukan? Ini dia!
APD (Alat Pelindung Diri)
Salah satu istilah yang ikut viral di media sosial akhir-akhir ini adalah APD. Mengutip dari news.detik.com, APD adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya. Tenaga-tenaga medis sangat membutuhkan APD saat ini, namun sayangnya di pasaran justru harganya melambung tinggi.
Rapid Test
Sebagai tindak pencegahan makin menyebarnya virus Corona, pemerintah Indonesia berencana melakukan tes cepat (rapid test).
Mengutip dari tirto.id, tes cepat ini dari para ilmuwan di Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Oxford Suzhou Centre for Advanced Research (OSCAR) yang telah mengembangkan teknologi pengujian cepat (rapid test) untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19). Seberapa cepat sih bisa mendapatkan hasilnya? Tim peneliti ini mampu memberikan hasil hanya dalam setengah jam, yang berarti tiga kali lipat lebih cepat dari metode yang ada saat ini.
Wabah
Istilah wabah belakangan menjadi terkenal dengan merebaknya virus Covid 19. Sebenarnya apa itu wabah? Menurut istilah umum yang dikutip dari Wikipedia, wabah digunakan untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut.
Lalu apa level selanjutnya jika penyebaran semakin parah? Maka disebut Epidemi.
Epidemi
Epidemi adalah situasi di mana penyakit menyebar dengan cepat di antara banyak orang, dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya. Namun, ini dalam skala yang lebih kecil daripada pandemi. Wabah global COVID-19 sebelumnya dianggap sebagai epidemi, meskipun ada kekhawatiran di antara pemerintah dan komunitas medis bahwa itu bisa menjadi pandemi, dan akhirnya menjadi kenyataan.
Pandemi
Pandemi sendiri merupakan penyebaran penyakit secara meluas ke seluruh dunia. Ini adalah urutan lebih tinggi daripada epidemi. Dengan kata lain, 'wabah' adalah terjadinya kasus penyakit melebihi apa yang biasanya diharapkan; 'epidemi' lebih dari jumlah normal kasus suatu penyakit, perilaku terkait kesehatan tertentu atau kejadian terkait kesehatan lainnya di suatu komunitas atau wilayah; dan 'pandemi' pada dasarnya adalah epidemi global. Sampai sekarang, pandemi terakhir adalah wabah H1N1 pada tahun 2009. Namun sejak 11 Maret, WHO menyatakan virus corona sebagai pandemi.
Endemi
Di sisi lain ada juga istilah endemi. Endemi merupakan penyakit yang keberadaannya permanen di sebuah wilayah atau populasi. Contohnya penyakit Malaria di sebagian wilayah Afrika seperti Liberia.
Imported Case
Satu lagi nih istilah yang juga jangan sampai ketinggalan kamu ketahui yaitu imported case. Istilah imported case memang sudah sering muncul dalam konteks penularan COVID-19. Inilah salah satu alasan mengapa kita sebaiknya tidak bepergian ke mana pun, terlebih ke luar negeri.
Sebab, dalam imported case kasusnya adalah ketika seorang penderita COVID-19 tertular di luar negeri lalu kembali ke negaranya serta berpotensi menulari warga sekitarnya.
Kini, kamu sudah makin mengerti istilah-istilah yang biasa ditemui terkait virus corona. Sharing is caring. Jadi, berikan informasi kepada orang-orang terdekatmu ya. Jaga kesehatan selalu ya!